Liputan6.com, Solo - Salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO adalah batik. Untuk tetap menjaga warisan budaya ini, di Kota Solo terdapat perkampungan batik yang bisa disinggahi dan dijadikan destinasi wisata, yaitu Kampung Premulung, Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.
Kota Solo yang dijuluki sebagai kota batik memang memiliki beberapa destinasi wisata yang menjadikan batik sebagai daya tariknya. Pengunjung bisa berbelanja batik hingga melihat langsung proses pembuatannya.
Mengutip dari surakarta.go.id, selain digunakan sebagai sentra pembuatan batik, Kampung Premulung juga menjadi sentra kerajinan alat dan bahan pembuatan batik. Kawasan ini merupakan kawasan kerajinan alat cap batik.
Baca Juga
Advertisement
Sayangnya, saat ini jumlah perajin alat cap batik sudah semakin berkurang. Kebanyakan dari mereka yang masih bertahan merupakan pemilik usaha turun-temurun yang diwariskan oleh keluarga.
Pembuatan alat cap batik ternyata cukup rumit. Butuh ketelitian agar dapat menghasilkan alat cap yang rapi dengan detail indah.
Karena tingkat kesulitan tersebut, maka dibutuhkan sumber daya manusia yang profesional dan memiliki ketelitian ekstra. Beberapa perajin di Kampung Premulung berusia sekitar 40-60 tahun.
Untuk membuat alat cap batik, dibutuhkan bahan baku berupa tembaga. Harga alat cap batik pun disesuaikan dengan fluktuasi harga dari bahan baku tembaga tersebut.
Namun, jika bahan baku tembaga benar-benar tidak ada, para perajin biasanya menggunakan pipa tembaga bekas sebagai gantinya. Pipa tembaga bekas tersebut dipilih yang masih layak untuk kemudian dibentuk menjadi lempengan untuk desain corak batik. Penggunaan bahan ini juga lebih menghemat biaya produksi.
Alat cap batik dapat membuat proses membatik menjadi lebih cepat. Oleh karena itu, keberadaan para perajin alat cap batik, khususnya di Kampung Premulung, harus tetap dilestarikan agar produksi alat cap batik tetap berjalan.
(Resla Aknaita Chak)