Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, banyak wanita yang membagikan perubahan tubuh mereka sebelum dan sesudah hamil di media sosial.
Salah satu yang menarik perhatian banyak orang di jagat maya adalah hidung membesar ketika hamil.
Advertisement
Menurut dokter anak dan direktur medis di Aeroflow Breastpumps Amerika Serikat (AS), Jessica Madden, perubahan hidung yang membesar merupakan hal yang wajar dan hanya terjadi sementara.
“Perubahan hidung ini disebabkan oleh peningkatan volume darah sirkulasi orang, yang dimediasi hormon selama kehamilan," jelas wanita yang berpraktik di University Hospitals itu kepada Parents.
Menurut Madden, peningkatan volume darah bertujuan untuk pertumbuhan janin. Namun, perubahan pada hidung merupakan salah satu efek samping yang tak berbahaya.
"Meskipun sebagian besar peningkatan volume darah dimaksudkan untuk mendukung pertumbuhan janin dan rahim, bagian tubuh lainnya seperti hidung juga menerima peningkatan aliran darah selama kehamilan,” lanjutnya.
Namun, ternyata tak hanya hidung yang dapat mengalami perubahan saat hamil. Apa saja bagian tubuh yang berubah selama masa kandungan?
Perubahan Warna Kulit
Beberapa wanita mengalami perubahan kulit yang tampak lebih cerah. Namun, menurut profesor anatomi klinis di Lancaster University Inggris, Adam Taylor, beberapa wanita lainnya mengalami kondisi yang disebut melasma.
“Melasma menyebabkan kulit di sekitar mata, hidung, dagu, dan bibir atas menjadi gelap,” katanya kepada The Conversation.
Menurut Taylor, Ini sebenarnya adalah kondisi yang sangat umum, yakni mempengaruhi sekitar 75 persen wanita hamil.
Penyebab pasti melasma pada kehamilan tidak diketahui, tetapi peningkatan estrogen dan progesteron diduga terlibat dalam perubahan warna kulit.
Rambut Mudah Tumbuh di Area Tertentu
Bagi banyak wanita, selama hamil, rambut tumbuh dan terlihat lebih sehat. Berkat peningkatan estrogen dalam tubuh, alhasil folikel rambut pun tetap bertumbuh.
Adapun folikel rambut adalah lubang seperti kantung pada lapisan kulit epidermis yang berfungsi sebagai tempat rambut bertumbuh.
Sayangnya, Taylor mengungkap, perubahan hormon ini mempengaruhi semua folikel rambut, tak hanya di kepala. Tak heran, ibu hamil biasanya memiliki rambut di sekitar area tubuh lainnya yang juga tambah lebat.
“Ini berarti pertumbuhan rambut juga bisa terjadi di tempat yang kurang diinginkan selama kehamilan, termasuk bibir atas, paha atas, perut, dan menghilang setelah kehamilan,” katanya.
Advertisement
Rambut Rontok
Tak hanya pertumbuhan, menurut Taylor, beberapa wanita juga mengalami kerontokan rambut selama kehamilan.
“Proses ini biasanya disebabkan oleh kejutan kehamilan pada tubuh, menyebabkan rambut memasuki fase ‘istirahat’, kemudian rontok. Ini biasanya mereda seiring berjalannya kehamilan,” ungkap pria tamatan University of Liverpool, Inggris itu.
Tak hanya itu, kerontokan rambut juga bisa terjadi setelah melahirkan, mengutip Taylor.
“Hal ini disebabkan karena penurunan kadar estrogen saat hormon kembali normal,” katanya.
“Rambut rontok biasanya memuncak sekitar empat bulan setelah persalinan. Biasanya, rambut tumbuh dan normal kembali,” dia melanjutkan.
Kesehatan Gigi dan Mulut Terdampak
Lebih lanjut, kata Taylor, kehamilan dapat menyebabkan banyak perubahan pada kesehatan mulut.
“Peningkatan estrogen dan progesteron dapat membuat gusi lebih rentan terhadap perdarahan, infeksi, dan kerusakan,” ujarnya.
Bahkan, Taylor mengungkap bahwa sekitar 70 persen ibu hamil mengalami radang gusi. Tak hanya itu, gigi juga berisiko lebih tinggi mengalami kerusakan dan gigi berlubang selama kehamilan.
Lebih lanjut, gigi juga mungkin terasa rentan dan mudah goyah selama kehamilan.
"Hal ini karena kedua tingkat estrogen, diiringi dengan peningkatan hormon yang disebut relaksin," kata Taylor.
“Relaksin berguna di beberapa bagian tubuh (seperti panggul), tetapi relaskin juga mempengaruhi ligamen yang menahan setiap gigi di tempatnya, menyebabkan gigi terasa longgar,” pungkasnya.
Advertisement