Liputan6.com, Jakarta Peran dunia usaha dalam mendorong adopsi teknologi dan inovasi serta dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia sangatlah penting.
Menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, automasi, dan digitalisasi di Indonesia, hal ini semakin meningkatkan pentingnya kolaborasi strategis antara pengusaha dengan seluruh stakeholder untuk memastikan kesuksesan industri 4.0 di Indonesia.
Advertisement
“Saat ini, kita masih memiliki banyak PR. Penelitian BCG tahun 2022 menemukan baru 22% dari total UMKM di Indonesia yang telah terdigitalisasi. Selain itu, keamanan siber juga masih menjadi tantangan, dimana selama periode 2020-2021 tercatat peningkatan cyber threat sebesar +231%," kata Arsjad saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kadin Indonesia bidang Kominfo, dikutip Selasa (20/6/2023).
"Di bidang sumber daya manusia, Indonesia juga masih kekurangan 400 ribu-500 ribu talenta digital per tahunnya. Padahal pada tahun 2030, diperkirakan kebutuhan talenta digital Indonesia akan mencapai 9 juta orang,” lanjut dia.
Namun Arsjad melihat, adanya perkembangan teknologi digital informasi yang luar biasa pesat hingga munculnya artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan bukanlah sebuah tantangan, melainkan sebuah peluang bagi dunia industri untuk meningkatkan efisiensinya. Hal ini mungkin untuk diwujudkan, asalkan ekosistem dan sumber daya manusianya mendukung.
Untuk itu, Arsjad berharap Rakernas Kadin Indonesia bidang Kominfo dapat menghasilkan program kerja yang dapat meningkatkan ekosistem digital dan teknologi 4.0 bagi industri nasional, mendorong pelaku usaha untuk berinovasi di bidang teknologi informasi dan digital, sekaligus menyiapkan talenta digital berkualitas di masa depan.
Senada, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Hukum dan Komunikasi Kadin Indonesia Yukki Nugrahawan mengatakan Rakernas ini akan merumuskan program kerja dan langkah strategis pelaku usaha yang bernaung dalam Kadin untuk memajukan ekosistem ekonomi digital Indonesia dan meningkatkan kapasitas serta kualitas talenta digitalnya.
"Teknologi digital sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari dan terus tumbuh. Pertumbuhan ini didukung oleh jumlah usia produktif di Indonesia dan penetrasi internet yang mencapai 202,6 juta jiwa. Untuk itu, ada empat syarat ekonomi digital bisa berkembang. Pertama adalah SDM, lalu infrastruktur yang merata, dan iklim usaha yang mendukung startup. Selain itu perlu regulasi yang dinamis dan adaptif,” kata Yukki.
Genjot Inovasi
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Bidang Komunikasi dan Informatika, Firlie H Ganinduto mengatakan Rakernas ini dimaksudkan untuk mendorong kesiapan penyelenggara ekosistem industri Kominfo mempersiapkan dan berkontribusi dalam implementasi PDP, serta terus menggenjot inovasi melalui pemanfaatan AI dan pengembangan talenta digital guna menciptakan daya saing sektor IT nasional yang lebih tinggi.
“Pesatnya perkembangan ekonomi digital di Indonesia harus diimbangi oleh infrastruktur digital yang kuat dan adaptif. Jadi memang perlu ada kesinambungan konektivitas jaringan, inovasi digital, talenta digital yang ditopang oleh dukungan pemerintah baik itu melalui regulasi, insentif dan kolaborasi,” jelas Firlie.
Mengambil tema besar "Penguatan Infrastruktur dan Talenta Digital dalam Mendukung Percepatan Digitalisasi Nasional," Rakernas Kadin Indonesia bidang Kominfo 2023 ini akan membahas beberapa hal penting terkait kebijakan di sektor komunikasi dan informatika.
Hal pertama yang akan dibahas adalah terkait dengan Kesiapan Infrastruktur Digital di Indonesia dalam mendukung Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (PDP). Hal ini terkait dengan MoU antara Kadin Indonesia dengan Ditjen Aptika Kominfo pada November 2022 lalu, di mana Kadin Indonesia akan membantu sosialisasi UU PDP.
Advertisement
Teknologi AI
Kedua, pembahasan mengenai tren perkembangan Teknologi AI (Artificial Intelligence) dan dampaknya bagi Ekosistem Digital Indonesia. Teknologi AI sangat penting dibahas karena menyangkut prediksi di tahun 2030 nanti akan ada 23 juta pekerjaan yang berpotensi untuk digantikan oleh teknologi AI.
Ketiga, tentang perkembangan dan masa depan talenta digital di Indonesia. Hal ini dirasa penting untuk diulas agar SDM di Indonesia, terutama di daerah mampu ikut bertumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi.
“Jadi, Kadin Indonesia memahami pentingnya perlindungan data pribadi di tengah gempuran digitalisasi, yang tak lagi hanya sekedar terkait belanja online saja. Selain itu, soal lapangan pekerjaan di era AI, itu justru akan hadir peluang baru yang lebih besar kira-kira mencapai 45 juta pekerjaan baru, dan ada 10 juta pekerjaan baru yang belum pernah ada sebelumnya sehingga memang kita perlu kerja keras, berkolaborasi menciptakan talenta digital yang unggul,” tambah Firlie.
Rakernas Kadin Indonesia bidang Kominfo 2023 juga sekaligus mengumumkan penyempurnaan pengurus baru bidang kominfo dengan masuknya beberapa anggota perwakilan dari industri kominfo. Harapannya, penyempurnaan kepengurusan ini akan memperkuat peranan Kadin di bidang kominfo dalam mewakili industri untuk mengembangkan ekonomi digital.