Liputan6.com, Jakarta - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) diperkirakan meraup dana segar sekitar Rp 10,73 triliun atau USD 715 juta dari penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Melansir Yahoo Finance, dikutip Selasa (20/6/2023), Amman Mineral menjual 6,33 miliar saham dengan harga penawaran dipatok sebesar Rp 1.695 per saham, menurut sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena informasinya tidak untuk umum.
Advertisement
Perusahaan telah menetapkan ukuran penawaran dasar pada 6,29 miliar saham. Adapun, hari pertama perdagangan di Bursa Efek Jakarta dijadwalkan pada 5 Juli. Meski demikian, perwakilan Amman Mineral Internasional tidak segera menanggapi permintaan komentar.
IPO tersebut merupakan yang terbesar di Asia tahun ini di luar China daratan, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Penjualan saham pertama kali di ekonomi terbesar di Asia Tenggara telah mengumpulkan USD 2,2 miliar sejak awal Januari, meningkat 77 persen dari periode yang sama tahun lalu. Lonjakan kontras dengan kemerosotan di hub regional seperti Hong Kong dan Singapura.
Listing dari sektor energi terbarukan, logam dan pertambangan serta terkait dengan rantai pasokan kendaraan listrik telah menarik permintaan saham baru dari investor dalam dan luar negeri. Debut penambang yang berbasis di Jakarta ini didapuk menjadi yang terbesar di Indonesia sejak GoTo Group pada April 2022.
Amman Mineral memiliki tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia dan tambang tembaga terbesar kelima di dunia, jika digabungkan dengan deposit dalam proyek Elang yang direncanakan, menurut data Wood Mackenzie dalam prospektus penawaran. Perusahaan membukukan laba bersih sebesar USD 1,09 miliar pada 2022, lebih dari tiga kali lipat peningkatan dari angka tahun sebelumnya.
Kata Analis
Analis Aequitas Research Ethan Aw dan Sumeet Singh dalam catatan sebelum penetapan harga menjelaskan, perusahaan tersebut memiliki salah satu biaya tunai terendah di antara tambang di dunia. Profitabilitas tumbuh “secara dramatis” karena pertumbuhan volume penjualan tembaga dan emas.
"Namun, harga tembaga mungkin berada dalam tren turun dalam waktu dekat, yang akan mempengaruhi prospek perusahaan karena tidak berniat melakukan kebijakan lindung nilai," kata para analis tersebut.
Sementara itu, dana hasil penawaran akan digunakan untuk modal kerja, pelunasan utang, dan pembiayaan proyek kilang di Provinsi Nusa Tenggara Barat, sesuai prospektus. Penjamin emisi efek yang ditunjuk antara lain, BNI Sekuritas, CLSA Sekuritas Indonesia, DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan Mandiri Sekuritas.
Advertisement
Amman Mineral Targetkan Pembangunan Smelter Rampung pada 2024
Sebelumnya, PT Amman Mineral Internasional Tbk menargetkan pembangunan smelter tembaga di Kabupaten Sumbawa Barat yang diinisiasi perseroan rampung pada 2024.
Perseroan melalui anak usahanya yaitu PT Amman Mineral Industri (AMIN) akan membangun smelter berkapasitas input awal 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun. Nantinya, smelter tembaga ini akan mengolah konsentrat tembaga dari tambang Batu Hijau dan proyek Elang.
"MKita juga harus selesaikan proses smelter di tahun 2024 karena itu komitmen kita ke pemerintah. kita sedang kerja keras untuk penuhi jadwal tersebut," kata Direktur Utama Amman Mineral Internasional, Alexander Ramlie, dikutip Kamis (1/6/2023).
Smelter ini akan menghasilkan 222.000 ton katoda tembaga, 830.000 ton asam sulfat dengan konsentrasi 98 persen. Smelter ini dibangun sebagai upaya Perseroan dalam mendukung program hilirisasi pemerintah. Total pencapaian kemajuan pembangunan hingga Januari 2023 mencapai 51,63 persen.
"Jadi berdasarkan yang sudah diverifikasi, Januari 2023 progres smelter sudah 51,63 persen," imbuh Vice President Corporate Communication Amman Mineral Kartika Octaviana.
Informasi saja, perseroan saat ini tengah mencari pendanaan di pasar modal melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 7.287.520.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 125 per saham. Harga pelaksanaan dipatok pada kisaran Rp 1.650-1.775 per lembar, sehingga perseroan berpotensi mengantongi sebanyak-banyaknya Rp 12,94 triliun dari aksi ini.
Dana IPO
Rencananya, sebesar Rp 1,79 triliun atau sekitar USD 117,2 juta dari dana IPO akan digunakan perseroan untuk penyetoran untuk penyetoran modal kepada AMIN melalui pengambilbagian saham baru yang akan diterbitkan oleh PT Amman Mineral Industri (AMIN), yang selanjutnya akan digunakan oleh AMIN untuk membiayai pengeluaran modal atas Proyek Smelter di AMIN yang berlokasi di Dusun Otakeris, Desa Maluk, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Lalu sekitar Rp 3,05 triliun atau USD 200 juta akan digunakan untuk melunasi uang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Sisa dana IPO akan dialokasikan untuk penyetoran modal kepada MNT melalui pengambilbagian saham baru yang akan diterbitkan oleh AMNT, yang selanjutnya akan digunakan AMNT untuk membiayai pengeluaran modal atas Proyek Ekspansi Pabrik Konsentrator yang berlokasi di Desa Sekongkang Atas, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Selain itu, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap di AMNT yang berlokasi di Desa Benete, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Advertisement