HEADLINE: Kunjungan Kaisar Jepang Naruhito ke Indonesia, Bawa Misi Apa?

Ditemani Permaisuri Masako Owada, Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito menginjakkan kakinya di Indonesia.

oleh Raden Trimutia HattaNatasha Khairunisa AmaniArief Rahman HKhairisa FeridaTeddy Tri Setio BertyMaulandy Rizky Bayu KencanaBenedikta Desideria diperbarui 21 Jun 2023, 06:25 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjalan bersama Kaisar Jepang Naruhito dan Permaisuri Masako saat berkunjung ke Kebun Raya Bogor di Bogor, Indonesia, Senin, 19 Juni 2023. (Willy Kurniawan/Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Ditemani Permaisuri Masako Owada, Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito menginjakkan kakinya di Indonesia. Pesawat yang membawanya ke Indonesia untuk kali pertama ini mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Sabtu 17 Juni 2023. 

Ini merupakan kunjungan perdana Kaisar Naruhito ke Indonesia sejak naik takhta pada 2019. Selain ke Jakarta, Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako juga berkunjung ke Bogor, Bekasi, dan Yogyakarta. 

Kaisar Naruhito memulai kegiatannya di Indonesia dengan berkunjung ke Depo MRT Lebak Bulus dan Stasiun Pompa Waduk Pluit, Jakarta pada Minggu 18 Juni. Di Depo MRT, Kaisar Naruhito melihat aktivitas pada Pusat Kendali Operasi (operation control center/OCC), pekerjaan perawatan berat (heavy maintenance) di workshop, dan area perawatan ringan (light maintenance).

"Kunjungan Yang Mulia Kaisar ke MRT Jakarta merupakan simbol kerja sama antara Jepang dan Indonesia. Yang Mulia Kaisar sangat terkesan dengan hasil kerja kolaborasi yang terjalin," ungkap Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji dalam pernyataan resmi yang diterima Liputan6.com.

Keesokan harinya, pada Senin 19 Juni, Kaisar Naruhito dan Permaisuro Masako disambut Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor. Ada yang berbeda saat Presiden Jokowi menyambut Kaisar Naruhito, yang mengajaknya melihat Griya Anggrek di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat.

"Bapak Presiden mendapat informasi bahwa Kaisar Naruhito tertarik pada Kebun Raya Bogor, karena Naruhito kecil mendengarkan cerita langsung dari orangtuanya saat diantar jalan-jalan oleh Presiden Sukarno pada tahun 1962," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

Kaisar Naruhito mengaku senang dapat mengunjungi Indonesia. Dia juga mengungkapkan kegembiraannya diajak Jokowi melihat Griya Anggrek.

"Presiden dan istrinya baru saja memberi kami sambutan yang hangat, mengajak kami berkeliling melihat kebun raya dan juga memperlihatkan kami berbagai anggrek secara mendetail. Saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Anda," ujar dia.

Jokowi pun berharap kunjungan Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako ke Indonesia dapat memperkuat persahabatan masyarakat kedua negara. Menurut dia, hal ini diperlukan untuk pengembangan kemitraan strategis Indonesia-Jepang.

"Kunjungan Sri Baginda Kaisar bersama Sri Baginda Permaisuri ke Indonesia semakin memperkokoh pondasi persahabatan di antara masyarakat kita," kata Jokowi saat menerima kunjungan kenegaraan Kaisar Naruhito di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Senin (19/6/2023).

"Pondasi kokoh seperti ini diperlukan bagi pengembangan kemitraan strategis dua negara kita ke depannya, terutama di bidang ekonomi," sambung Jokowi.

 

Infografis Kunjungan Kenegaraan Kaisar Jepang Naruhito ke Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

Pembendung Kuatnya Pengaruh China di Indonesia

Kaisar Jepang Naruhito menjadikan Indonesia sebagai destinasi kunjungan kenegaraan pertamanya sejak naik takhta pada tahun 2019. Rombongan Kaisar Naruhito, termasuk Permaisuri Masako, akan berada di Indonesia pada 17-23 Juni 2023.

Pengamat Hubungan Internasional Tirta Mursitama menilai bahwa kunjungan kenegaraan Kaisar Naruhito dapat dimaknai sebagai pembendung kuatnya pengaruh China di Indonesia secara tidak langsung atau paling tidak sebagai penyeimbang, khususnya dalam hal investasi.

Di lain sisi, keputusan Indonesia yang memilih China dibanding Jepang dalam menggarap mega proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), sebut Tirta, harus menjadi titik balik dalam meningkatkan hubungan Jepang-Indonesia.

"Kata kuncinya perlu strategi baru bagi pemerintah Jepang untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingannya di Indonesia, diplomasinya sendiri saat ini sudah dibuka oleh Kaisar Naruhito dan itu harusnya dilanjutkan pada level pemerintahan," terang Tirta saat dihubungi Liputan6.com pada Selasa (20/6/2023).

Selain itu, Tirta melihat kunjungan Kaisar Naruhito ini sebagai bentuk simbolis kedekatan Jepang-Indonesia.

"Secara historis, Indonesia menjadi bagian penting dalam sejarah Jepang, baik pada masa penjajahan maupun setelah masa kemerdekaan. Jepang berkontribusi sangat signifikan terhadap perkembangan ekonomi, pembangunan, bahkan masyarakat Indonesia," ujar Tirta.

Tirta menggarisbawahi bahwa pengembangan infrastruktur menjadi salah satu kunci utama atau ciri investasi Jepang di Indonesia.

"Kaisar memang sebagai simbol dan tidak memiliki kewenangan politik, apalagi di level implementasi. Tapi, kita harus melihat kunjungan ini sebagai simbol positif ya bentuk kepercayaan Jepang kepada Indonesia. Ini bisa menjadi sinyal bagi semua stakeholders atau para pelaku hubungan internasional di kawasan, di bilateral Indonesia-Jepang, bahkan global," tutur Tirta yang merupakan lulusan dari kampus yang sama dengan Kaisar Naruhito, Universitas Gakushuin.

Tirta menyelesaikan studi S2 dan S3 di universitas tersebut, sementara Kaisar Naruhito menempuh studi S1 dan S2 di sana.

"Walaupun potensi kerja sama tidak langsung tercipta, namun kata kuncinya tadi adalah kunjungan ini merupakan sinyal kepada para pelaku hubungan internasional, ekonomi, politik, sosial, budaya agar bisa lebih asertif lagi membangun kerja sama yang menguntungkan kedua belah pihak... Potensi-potensi tersebut masih perlu ditindaklanjuti pada level pemerintahan," imbuh Tirta.


Untuk Gaet Investor Jepang ke Proyek IKN Nusantara

Jokowi dan Ibu Negara Iriana mengajak Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako melihat Griya Anggrek di Kebun Raya Bogor Jawa Barat. (Fotografer Presiden Jokowi/Agus Suparto)

Kelompok pengusaha Indonesia menilai kunjungan Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito ke Indonesia bisa turut dimanfaatkan untuk memperkuat kerjasama bilateral. Khususnya untuk sejumlah program yang sedang difokuskan pemerintah, mulai dari hilirisasi sampai proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Benny Soetrisno menyebut, kunjungan Kaisar Jepang Naruhito sejatinya hanya menambah kedekatan hubungan diplomatik kedua negara.

"Tapi kalau dari sisi pengusaha ada manfaatnya, mendekatkan pengusaha Jepang dengan Indoenesia untuk mengerjakan program hilirisasi dari sumber daya alam indonesia melalui perusahaan patungan," ujar Benny kepada Liputan6.com, Selasa (20/6/2023).

Namun, ia menggarisbawahi, negara harus membuat kesepakatan dahulu dengan pengusaha Jepang untuk menarik mereka ke program hilirisasi. "Contoh, menambah proses pengolahan aluminium Inalum dari aluminium ingot sampai menjadi alluminium slab, dan seterusnya," imbuhnya.

Sementara Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang menyebut, kunjungan Kaisar Jepang ke Indonesia jadi momentum untuk memperkuat hubungan ekonomi dan bisnis antara kedua negara yang sudah berlangsung sekian lama.

"Tentu kunjungan daripada Kaisar Jepang kita harapkan akan semakin mampu meningkatkan hubungan dagang dan juga akan semakin memperkuat kerjasama investasi antara Indonesia dan Jepang," urainya kepada Liputan6.com.

Menurut Sarman, kedatangan Kaisar Jepang sangat strategis. Utamanya lantaran Pemerintah RI sedang sangat gencar mendatangkan investor asing.

"Apalagi dengan adanya proyek IKN. Mudah-mudahan ini jadi salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menggaet investor Jepang masuk IKN," ungkap Sarman.

"Tentu peluang-peluang lain kita harapkan semakin besar. Terutama terhadap proyek IKN, karena investor Jepang ini sangat strategis dan sudah sangat-sangat memahami apa yang jadi kekuatan dan kelebihan Indonesia," tuturnya.


Agenda Kaisar Naruhito Selama di Indonesia

Kaisar Jepang Naruhito saat mengunjungi MRT Jakarta, Jumat, 18 Juni 2023. (Foto: Instagram @mrtjkt)

Dalam kunjungan perdananya ke Indonesia, Kaisar Jepang Naruhito telah bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Senin 19 Juni 2023.

Selama di Indonesia, Naruhito memulai kunjungannya ke Depo MRT Lebak Bulus dan Stasiun Pompa Waduk Pluit, Jakarta pada 18 Juni. Pada 20 Juni, Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako akan mengikuti upacara peletakan karangan bunga di Taman Makam Pahlawan Kalibata dan kemudian berkunjung ke Museum Nasional.

Mereka juga mengunjungi Universitas Darma Persada dan SMK Mitra Industri MM2100 di Bekasi, sekolah yang didirikan dan dikelola oleh perusahaan Jepang.

Pada Rabu 21 Juni, Naruhito tiba di Yogyakarta untuk melakukan kunjungan ke Balai Teknik Sabo dan Istana Keraton, disusul jamuan makan oleh Sultan Hamengku Buwono X di Keraton Yogyakarta.

Pada 22 Juni, Kaisar Naruhito mengunjungi Candi Borobudur. Dia kembali ke Jepang pada 23 Juni.

Naruhito, yang lahir pada 23 Februari 1960, naik takhta pada 1 Mei 2019 untuk melanjutkan kepemimpinan sang ayah, Kaisar Akihito, yang turun takhta pada 30 April 2019.

Lawatan kali ini merupakan kunjungan kedua Kaisar Jepang ke Indonesia. Sebelumnya, Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko melakukan kunjungan pertama ke Indonesia pada 1991.


Fakta-Fakta di Balik Sosok Kaisar Jepang Naruhito

Kaisar Jepang Naruhito (kiri) bersama Permaisuri Masako menuruni tangga pesawat saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (17/6/2023). (ANTARA FOTO/POOL/Sigid Kurniawan)
  • Kaisar Naruhito bernama lengkap Hironomiya Naruhio lahir pada 23 Februari 1960 di Tokyo Jepang. Ia merupakan kaisar ke-126 Jepang.
  • Dikutip dari Britannica, ketika lahir, Naruhito menjadi pewaris takhta kekaisaran Jepang dan putra tertua Akihito. Statusnya dinaikkan menjadi putra mahkota pada 1989.
  • Naruhito dibesarkan di Istana Kekaisaran di pusat kota Tokyo. Ia kuliah di Universitas Gakushuin di Tokyo dan lulus pada 1982 dengan gelar sarjana dalam bidang sejarah pada usia 22 tahun.
  • Ia mendaftar di program pascasarjana di Universitas Gakushuin tetapi hentikan studi untuk meneliti transportasi laut di Merton College, Oxford, Inggris pada 1983-1985.
  • Naruhito merupakan pewaris pertama tahta Jepang yang belajar di luar negeri. Menariknya selain mengerjakan tugas kuliahnya, ia juga menjalankan aktivitas biasa seperti mencuci pakaian sendiri, dan memakai kartu kredit.
  • Kembali ke Jepang, ia menyelesaikan sebagian dari program doktor di sejarah Jepang di Gakushuin pada 1988. Ia memelihara hubungan dengan universitas tersebut, menjadi peneliti tamu pada 1992 dan sesekali mengajar di sana.

Bertemu Sang Istri Masako Owada

  • Naruhito bertemu istrinya Masako Owada pada 1986. Ia langsung tertarik dengan Masako, tetapi ragu-ragu untuk menjalin hubungan. Saat itu, Masko seorang diplomat di Kementerian Luar Negeri Jepang dan enggan melepaskan kariernya yang sukses. Dikutip dari TW, Naruhito melamar Masako sebanyak dua kali.
  • Selain itu dikabarkan, Dewan Rumah Tangga Kekaisaran juga sebagian keberatan karena kontroversi seputar kakek dari pihak ibu Masako, Yutaka Egashira. Ia adalah mantan Ketua Chisso Corporation, perusahaan kimia yang bertanggung jawab atas timbulnya penyakit Minamata. Terlepas dari hal tersebut dan keengganan Masako, Naruhito menolak menyerah.
  • Masako akhirnya menerima lamaran putra mahkota pada akhir 1992. Mereka menikah pada 1993, dan dikaruniai seorang putri bernama Aiko pada 2001.
  • Dikutip dari Insider, selama di Oxford, ia rutin menulis dan mengabadikannya dalam sebuah memoar pada 1993 yang bertajuk “The Thames and I: A Memoir of Two Years at Oxford.
  • Buku itu merinci kehidupan sehari-harinya di Oxford, berkeliling Inggris dan Eropa, dan cerita seorang putra mahkota yang mencoba menyesuaikan diri sebagai mahasiswa. Ia menyebut periode ini sebagai waktu paling bahagia dalam hidupnya.
  • Mantan Duta Besar Inggris untuk Jepang, Hugh Cortazzi yang menerjemahkan buku itu dari bahasa Jepang ke bahasa Inggris mengatakan kepada the Japang Times kalau memoar itu ungkapkan pesona, kesopanan, selera humor dan dedikasi yang cermat terhadap studinya dan meningkatkan citra global putra mahkota.

Naruhito Naik Takhta

  • Naruhito menjadi kaisar pada 1 Mei 2019, meski upacara penobatan resminya baru akan dilakukan pada 22 Oktober. Pemimpin dari 195 negara telah diundang untuk bergabung dalam perayaan empat hari tersebut yang akan mencakup upacara dan perjamuan.
  • Menariknya saat ia menjadi kaisar, pemerintah Jepang memberi libur satu kali selama 10 hari dari 27 April-6 Mei. Sebagai kaisar, Naruhito tidak memiliki kekuatan politik. Namun, ia akan bertanggung jawab untuk tugas seremonial.
  • Adapun Naruhito juga pernah menyampaikan beberapa pandangan politik dan sosialnya pada masa lalu. Ia telah lama berbicara tentang masalah lingkungan, terutama akses global ke air bersih yang hasilnya juga dipengaruhi oleh studinya.
  • Mantan Pejabat Kementerian Pertanahan, Kenzo Hiroki menuturkan, kalau minat Naruhito pada masalah air bersih muncul setelah melihat perempuan dan anak-anak berbaris untuk mengisi pot mereka dengan air saat berkunjung ke Pokhara, Nepal pada 1987. “Saya membayangkan dia kemudian mulai berpikir tentang kemiskinan, pendidikan, lingkungan dan masalah global lainnya yang berasal dari masalah yang berkaitan dengan air,” ujar Hiroko kepada Asahi Shimbun.
  • Di Jepang, setiap pemerintahan baru datang dengan nama baru. Eroa Naruhito disebut Reiwa, yang berarti mengejar harmoni.
  • Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menuturkan, nama era baru menandakan kelahiran kembali budaya karena orang sangat peduli satu sama lain. Adapun sebelumnya pada era Akihito disebut Heisei yang berarti damai di mana-mana.
Infografis Sederet Agenda Kaisar Jepang Naruhito di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya