Alasan Prabowo Beli 12 Jet Mirage Bekas Qatar: Pesawat Tempur Indonesia Sudah Tua

Prabowo mengatakan saat ini banyak pesawat tempur yang dimiliki Indonesia kondisinya sudah tua dan harus diperbarui (refurbished). Di sisi lain, Indonesia juga sudah memesan pesawat jenis Dassault Rafale, tetapi proses kedatangannya cukup memakan waktu.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 20 Jun 2023, 15:16 WIB
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menjajal pesawat tempur F-16 milik TNI Angkatan Udara (AU), Rabu (8/3/2023). (Foto: Dokumentasi Kemhan)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan, pembelian 12 unit Mirage 2000-5, pesawat tempur bekas Angkatan Udara Qatar, adalah untuk memenuhi kebutuhan pesawat tempur Indonesia.

"Kita harus bangun kekuatan pertahanan kita, deterrent kita, kekuatan penangkal," kata Prabowo, belum lama ini. 

Prabowo mengatakan saat ini banyak pesawat tempur yang dimiliki Indonesia kondisinya sudah tua dan harus diperbarui (refurbished). Di sisi lain, Indonesia juga sudah memesan pesawat jenis Dassault Rafale, tetapi proses kedatangannya cukup memakan waktu.

"Sudah kita pesan, Rafale, 42 (unit) dari Prancis, tapi kita tanda tangan baru berapa minggu yang lalu, berapa bulan (yang lalu). Datangnya nanti yang pertama itu tiga tahun lagi, paling cepat. Nanti skuadron itu akan operasional mungkin lima sampai enam tahun lagi," katanya.

Oleh sebab itu, tambah Prabowo, Indonesia membutuhkan pesawat tempur untuk memenuhi kesiapan tempur TNI Angkatan Udara. Mengenai hal itu, Kementerian Pertahanan menilai Mirage 2000-5 adalah pesawat tempur yang paling potensial.

"Kita perlu yang disebut interim deterrent untuk waktu tiga sampai lima tahun ini, segera kita butuh kemampuan, ya. Nah, dengan begitu, kita lihat yang potensial adalah Mirage 2000-5," jelas Prabowo. 

Menhan menyampaikan pengadaan Mirage 2000-5 juga tidak mudah sebab banyak negara yang mengincar pesawat tersebut. 

"Dan ini sulit, banyak negara yang mau ambil, Alhamdulillah dengan hubungan kita yang baik dengan Qatar, mereka kasih kepada kita," ucap Prabowo.

Dia menambahkan pesawat Mirage 2000-5 masih dalam kondisi bagus dan terbilang canggih, walaupun pesawat itu merupakan bekas dari Angkatan Udara Qatar. Hal tersebut karena Qatar merupakan negara kecil sehingga waktu terbangnya masih sedikit.

"Jadi, masih bisa kita pakai mungkin minimal 15 tahun, 20 tahun lagi, dan teknologinya sudah sangat canggih dan nanti mengarah kepada Rafale. Jadi, inilah pilot-pilot kita nanti akan kita latih di Mirage. Begitu Rafale datang, dia akan transisi ke Rafale," kata Prabowo.

 


Bakal Memperkuat Skadron Udara 1 Lanud Supadio Pontianak

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat mencoba pesawat tempur F-16 milik TNI AU dari Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, 8 Maret 2023. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian pesawat angkut strategis terbaru untuk TNI AU, Super Hercules C-130 tipe J. (Foto: Kementerian Pertahanan Republik Indonesia)

 

Rencananya, 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 yang dibeli dari Qatar akan dikirim ke Indonesia 24 bulan setelah kontrak efektif. Pesawat-pesawat itu bakal memperkuat Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.

“Itu paling lama (24 bulan). Kami harapkan (bisa terkirim) lebih cepat,” kata prabowo.

Beberapa pesawat tempur TNI AU, seperti F-5 Tiger, SU-27/30, Hawk 100/200, dan F-16, dalam proses peremajaan (upgrade/refurbish) dan perbaikan (overhaul/repair) sehingga TNI Angkatan Udara membutuhkan pesawat tempur yang siap pakai selama periode perbaikan beberapa pesawat tersebut.

“Pembelian Mirage ini adalah sebagai, pertama suatu interim solution (solusi sementara). Jadi pesawat-pesawat kita yang sekarang ada sudah sangat tua dan dalam keadaan perlu refurbishment yang cukup besar,” katanya.

 

Infografis Harapan Prabowo & Muhaimin Pasca-Peresmian Sekber Gerindra-PKB. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya