Libur Idul Adha 2023 Bertambah Jadi 3 Hari, Bagaimana Dampaknya ke Pasar Saham?

Pemerintah memutuskan menambah libur menjadi untuk peringati Hari Raya Idul Adha 2023. Seiring ada tambahan libur Idul Adha dinilai akan berpengaruh ke pasar saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Jun 2023, 18:35 WIB
Pemerintah memutuskan menambah libur pada Hari Raya Idul Adha 2023. Tambahan libur tersebut menjadi 28,29, dan 30 Juni 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memutuskan menambah libur untuk peringati Hari Raya Idul Adha 2023. Tambahan libur Idul Adha 2023 menjadi 28,29, dan 30 Juni 2023.

Tambahan libur Idul Adha 2023 diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) terbaru yang ditandatangani oleh Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB). Hal itu tertuang dalam SKB Menteri Agama Nomor 624 Tahun 2023, Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2023, dan Menteri PANRB Nomor 2 Tahun 2023.

Mengutip Kanal Bisnis Liputan6.com, rincian hari libur nasional untuk memperingati Hari Raya Idul Adha jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023. Sementara itu, Rabu 28 Juni 2023 dan Jumat, 30 Juni 2023 ditetapkan cuti bersama Hari Raya Idul Adha.

“Keputusan bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan,” tulis SKB tersebut, Selasa (20/6/2023).

Adapun sebelumnya pemerintah hanya memutuskan hari libur nasional untuk memperingati Hari Raya Idul Adha jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023 dan taka da cuti bersama.

Dengan ada tambahan libur Idul Adha 2023 itu, bagaimana dampaknya ke pasar saham?

Pengamat pasar modal, Desmond Wira menuturkan, tambahan libur Idul Adha akan membuat transaksi harian saham menajdi sepi. Ia menilai, saat ini tidak ada sentimen positif di pasar saham dan sudah sepi. Nilai transaksi semakin turun. Desmond mengatakan, transaksi harian hanya Rp 7,8 triliun pada perdagangan Senin, 19 Juni 2023.

“Hari ini sekitar Rp 8,2 triliun. Ini lebih rendah dari rata-rata harian selama ini. Yang naik rata-rata saham gorengan yang tidak likuid,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Desmond mengatakan, pekan depan ada cuti bersama Idul Adha 28-30 Juni 2023, pasar saham potensi makin sepi.

“Akan banyak pelaku pasar yang memutuskan liburan. Lumayan, ambil cuti dua hari bisa dapat libur sekitar satu setengah minggu,” tutur dia.

 


Hari Perdagangan Berkurang

Pekerja tengah melintas di bawah layar Indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Selasa (16/5/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Desmond menuturkan, jam perdagangan bursa yang kembali normal juga tidak terlalu berpengaruh ke transaksi harian saham. “Tidak terpengaruh kan,” ujar dia.

Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, tambahan libur Idul Adha akan membuat hari perdagangan semakin singkat pada akhir Juni. Selain itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih konsolidasi dan cenderung koreksi.

“Namun, apabila IHSG break 6.660 maka IHSG akan membentuk wave b dari wave (i) dari wave (iii) yang akan membawa IHSG terkoreksi terlebih dahulu ke 6.614-6.641 pada label merah,” tutur dia.

Seiring perdagangan saham yang akan singkat dengan tambahan libur Idul Adha 2023, Herditya menyarankan pelaku pasar dapat cenderung buy on weakness (BoW) terlebih dahulu. “Pelaku pasar dapat cenderung BoW saja dahulu. Bisa dicermati ke emiten berbasis CPO secara teknikal. Secara teknikal bisa untuk BoW dan menarik,” tutur dia.

 


Libur Idul Adha 2023 Ditambah Jadi 3 Hari Bakal Genjot Ekonomi Indonesia

Pernyataan tersebut menanggapi pandangan fraksi terhadap asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen hingga 5,7 persen dalam Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) RAPBN Tahun 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Pemerintah menambah libur menjadi tiga hari untuk merayakan Hari Raya Idul Adha 2023.  Ekonom menilai tambahan libur Idul Adha tersebut menjadi stimulus ekonomi.

Adapun tambahan libur pada Hari Raya Idul Adha 2023 itu tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB).

Dalam SKB itu tertulis Hari Libur Nasional untuk memperingati Hari Raya Idul Adha jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023. Sedangkan Rabu, 28 Juni 2023 dan Jumat, 30 Juni 2023 ditetapkan sebagai cuti bersama Hari Raya Idul Adha.

Ekonom BCA David Sumual menuturkan, konsumsi memang agak melambat. Ia mencontohkan belanja ritel Ramadhan April 2023 lebih rendah dari tahun lalu. David prediksi, hal itu kemungkinan dipengaruhi turunnya harga komoditas dalam beberapa bulan terakhir.

Berdasarkan laporan Bank Indonesia, penjualan eceran tetap kuat pada April 2023. BI mencatat indeks penjualan riil (IRR) April 2023 sebesar 241,6 yang tumbuh 1 persen secara tahunan (YoY) dan naik 12,2 persen secara bulanan (MtM).

BI menuturkan, pertumbuhan penjualan ritel di Indonesia pada April 2023 didorong oleh kenaikan permintaan konsumen pada Ramadan dan Lebaran.

 

 


Sektor Usaha yang Diuntungkan

Suasana gedung pencakar langit di Jakarta, Selasa (15/11/2022). Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di antara negara G20. (Liputan6.com/Johan Tallo)

David menambahkan, tambahan libur Idul Adha dapat dorongrak ekonomi. “Kebijakan ini bisa jadi salah satu stimulus untuk dorong ekonomi, khususnya beberapa sektor terkait pariwisata,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat.

Selain itu, David menuturkan, tambahan libur Hari Raya Idul Adha itu juga seiring dengan libur sekolah. “Momentumnya juga oke. Sekalian libur sekolah,” tutur dia.

Meski demikian, David menilai, pengaruhi kampanye pemilihan umum (pemilu) lebih mendorong ekonomi ketimbang tambahan libur Idul Adha. “Enggak terlalu besar. Pengaruh kampanye pemilu akhir tahun akan lebih besar. Perkiraan akan ada tambahan 0,1 persen-0,2 persen, pertumbuhan dari perkiraan pertumbuhan baseline,” tutur dia.

Selain sektor pariwisata yang diuntungkan dari tambahan libur Hari Raya Idul Adha, sektor transportasi, makanan, minuman, ritel, hotel dan restoran juga terdongkrak.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya