Liputan6.com, Jakarta Di era digitalisasi kini pengusaha lebih di permudah,melalui platform-platrom sosial media. Karena pengusaha di berikan kemudahan untuk menjual produknya melalu segala jenis cara, salah satunya melalui digital marketing.
Menurut Pakar Personal Branding Muhammad Rayhan Widyasaputra perlu ada keahlian dalam memanfaatkan dan memaksimalkan platform media sosial. Khususnya dalam pembuatan konten produk yang ingin di pasarkan.
Advertisement
"Yaa di era digital itu kita banyak sekali dipermudah untuk melakukan jual beli, jika dulu untuk menjadi seorang pengusaha, butuh toko atau door to door, sekarang kita bisa berjualan di media sosial, kita bisa ambil contoh ketika kita berjualan di Instagram, kita harus memperhatikan konten yang disajikan, konsisten dalam buat plan konten, selanjutnya budget yang sebelumnya buat toko, kita investasikan atau pergunakan buat Instagram Ads agar semakin maximal," ujar Rayhan dikutip Selasa (20/6/2023)
Rayhan juga menambahkan untuk mengoptimalkan Ads ada beberapa faktor yang harus di perhatikan, salah satunya pemetaan target market.
"Agar Instagram Ads optimal perlu melakukan riset kata kunci dengan memperhatikan salah satunya fitur penargetan yang bisa kita manfaatkan untuk memastikan iklan Anda ditampilkan kepada audiens yang relevan. Kita dapat memilih target berdasarkan demografi, minat, perilaku, atau audiens yang mirip dengan pengikut kita yang sudah ada," tutur Rayhan
Tentu saja ketika melakukan Instagram Ads juga harus dengan konten visual menarik, seperti diketahui Instagram adalah platform berbasis gambar, jadi pastikan konten iklan menarik secara visual. Gunakan gambar atau video berkualitas tinggi yang memikat perhatian dan mewakili merek kita dengan baik.
Penutup, pemilik agensi Citra Baswara Gemilang ini mengatakan selain Ads dalam bisnis di media sosial, intinya harus konsisten, berinteraski dengan followers, analisis, memperhatikan insights, bahkan menggunakan Key Of Opinion Leader (KOL) yang memiliki pengaruh besar.
Anies Baswedan Ungkap Pernah Jualan Online Saat Kuliah di Amerika Serikat
Pendidikan termasuk salah satu faktor yang dapat membawa seseorang meraih kesuksesan. Hal tersebut juga dirasakan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai menempuh pendidikan di Amerika Serikat (AS).
Usai kuliah di negara Paman Sam tersebut, karier Anies semakin menanjak, sampai akhirnya ia menjadi rektor di Univesitas Paramadina di Jakarta. Namun, menjalani pendidikan di AS bukan hal yang mudah. Ia bahkan mengakui itu jadi momen tersulit dalam hidupnya.
Anies mesti melakukan sejumlah pekerjaan untuk bertahan hidup karena ia saat itu sudah menikah dan punya anak. Suami dari Fery Farhati Ganis ini menempuh studi S2 di University of Maryland, School of Public Policy, College Park, Amerika Serikat.
Setelah itu, Anies mengambil S3 di Northern Illinois University, Department of Political Science, Amerika Serikat. "Masa yang paling sulit dan menantang dalam hidup saya sebetulnya adalah masa kuliah di Amerika, bertahun-tahun tantangannya," ungkapnya dalam podcast di kanal YouTube Merry Riana dikutip Kamis, 2 Maret 2023.
Selama studi, Anies mendapatkan pendanaan atau beasiswa dari Fulbright Scholarship yang ditawarkan oleh pemerintah AS bagi pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di Amerika. Biasanya, bantuan dana pendidikan hanya diperuntukkan kepada penerima beasiswa saja. Tetapi, Anies berhasil mendapatkan pendanaan untuk dirinya beserta anak dan istrinya.
Namun, dana yang diberikan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Alhasil, Anies harus menjalanii pekerjaan tambahan sembari menjalani perkuliahan di kampus.
Setiap bulan selama menatap di negeri orang, Anies mengakui hanya memiliki uang sebesar 300 dolar AS atau sekitar Rp4,5 juta yang harus dijadikan biaya hidup untuk anak serta istrinya.
Advertisement
Merawat Ulat Bulu
"Kami dapat uang saku sebesar 970 dolar,AS (sekitar Rp14 juta bila dihitung kurs saat ini) tapi 640 dolarnya langsung dipakai buat bayar sewa apartemen, sisanya 300 dolar," ujar Anies
Saat itu ia harus bekerja 20 jam di kantor. Selain itu ia juga harus kuliah sambil kerja sampingan. Berbagai jenis pekerjaan dilakoninya, salah satunya berdagang online di situs lelang daring eBay dan Craigslist.
Menurut Anies, setiap hari Jumat dan Sabtu, dia sering mencari barang-barang garage sale yang kemudian dirapikan dan di foto, lalu diunggah di situs tersebut untuk dijual. Anies juga pernah bekerja merawat ulat bulu di lab biologi School of Public Policy AS. Dia harus memberi makan dan membersihkan kotoran 1.200 ulat bulu yang ditempatkan dalam satu ruangan.
Di sisi lain, dia harus menyeimbangkan studi di kampus dengan tekanan cukup besar. Anies bersama dengan beberapa teman kelasnya harus membaca ratusan hingga ribuan halaman buku tiap pekan. "Itu adalah masa di mana kami harus menjalani begitu banyak pekerjaan. Itu adalah masa yang sangat sulit. Di balik foto-foto yang menyenangkan, ada perjuangan yang luar biasa,” kenang Anies.
Ia berpendapat hal sulit yang telah dilewati adalah proses pembelajaran dan sebuah pembekalan untuk masa mendatang. "Tapi itu yang kemudian menempa kita untuk tahan, tabah, tuntas, dan tak mudah menyerah," ucapnya.