Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat telah mengecek langsung permukiman warga yang berada di Jalan Tol Angke 2, Jelambar, Jakarta Barat. Ditemukan ada 31 Kepala Keluarga (KK) dengan total 108 jiwa yang tinggal di Kolong Tol Angke tersebut.
Menurut Lurah Jelambar Baru, Danur Sasono dari pendataan awal, pihaknya mencatat sementara ini tercatat jumlah bangunan yang berada di Kolong Tol Angke ada sebanyak 64.
Advertisement
"Ada 31 KK, kalau jiwa kurang lebih 108 jiwa. Kalau bangunan itu kurang lebih 64 ya. Itu data rekap detailnya ya, kalau penduduk tadi ada 108 jiwa dengan KTP ada yang dari DKI dan luar DKI," kata Danur kepada wartawan, Selasa (20/6/2023).
Danur menjelaskan, pihaknya masih akan melakukan pendataan dan validasi data warga yang tinggal di kawasan kolong Tol Angke. Rekap data, kata dia bakal diusahakan selesai pada Kamis 22 Juni 2023.
"Arahan dari kelurahan bikin pendataan, divalidasi, buat SKPD makanya Satpol PP turun diliat semuanya, monitoring semua sifatnya sesuai tupoksi masing-masing. Ini masih kita data, kita rekap, besok mungkin paling telat Kamis sudah beres datanya," kata dia.
Viral
Sebelumnya, permukiman warga di kolong Tol Angke, Jakarta Barat viral di media sosial. Kondisi kampung di bawah Tol Angke itu viral setelah diunggah akun YouTube Bang Brew TV.
Pada unggahan videonya itu, dijelaskan Kolong Tol Angke disulap warga menjadi permukiman dengan fasilitas yang memadai. Bahkan, ada aliran listrik yang mengaliri tiap rumah di bawah kolong Tol Angke tersebut.
Dari video tersebut, nampak tidak hanya ada rumah penduduk di bawah kolong tol. Tapi juga ada sekolah bernama Sekolah Pondok Domba Kolong dan satu mushala yang terlihat tengah dalam kondisi pembangunan.
Menanggapi hal ini, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengatakan keberadaan warga yang tinggal di kolong Tol Angke, Jakarta Barat berbahaya. Terlebih, kata dia terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran di wilayah sekitar kolong.
"Itu bahaya loh, kalau dia tiba-tiba kebakaran kan dulu pernah kebakaran tuh dulu di jembatan kolong, ada yang retak kolong tolnya," kata Prasetyo kepada wartawan, Selasa (20/6/2023).
Politikus PDI Perjuangan (PDIP) ini menyoroti, permukiman warga di kolong Tol Angke sebagai masalah klasik yang hingga saat ini tidak dapat diselesaikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Dia menilai keterlibatan Pemprov DKI Jakarta kurang dalam persoalan ini.
"Kalau itu masalah klasik, pemerintah daerah seharusnya kan ada satpol yang di wilayah ada lurahnya di wilayah. Kalau ada pemerintah didalam situ orang gak mungkin (Tinggal disitu)," jelas dia.
Menurut Prasetyo, Pemprov DKI Jakarta harusnya mampu mengatasi keberadaan permukiman di kolong Tol Angke bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang ada.
"Kalau provinsi kan ada forkopimda, tinggal komunikasi dengan aparat terkait, ngomong di sosialisasikan," ucapnya.
Advertisement