Liputan6.com, Jakarta - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) telah meneken nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Ecovance Co. Ltd., perusahaan asal Korea Selatan yang memiliki spesialisasi dalam bahan biodegradable dan merupakan bagian dari SKC Grup.
Kerja sama tersebut dilakukan untuk mempelajari potensi kolaborasi strategis penggunaan bahan plastik yang terurai secara alami (biodegradable), yaitu polybutylene adipate terephthalate (PBAT) dan polybutylene succinate (PBS).
Advertisement
Melalui MoU ini, kedua belah pihak sepakat untuk fokus pada pengembangan aplikasi dan evaluasi pelanggan, pengembangan kemitraan untuk menciptakan ekosistem plastik biodegradable, dan penjajakan peluang investasi pada bahan dan solusi yang ramah lingkungan.
Proyek pengembangan material biodegradable ini merupakan salah satu upaya Chandra Asri Group untuk mengimplementasikan peta jalan masa depan perusahaan dalam transformasi bisnis untuk menjadi pelopor di industri kimia hijau di Indonesia.
Inisiatif ini sejalan dengan komitmen TPIA terhadap prinsip environmental, social, and governance (ESG), di mana Chandra Asri Group menekankan pada penatalayanan produk dan bahan kimia sebagai salah satu pilar.
Studi juga akan dilakukan untuk menentukan kelayakan bahan biodegradable di pasar Indonesia dengan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman Chandra Asri Group dalam polimer dan plastik, dikombinasikan dengan keahlian Ecovance dalam teknologi bahan biodegradable.
Plastik biodegradable dianggap dapat menjadi alternatif karena produksinya menggunakan energi yang lebih rendah dan produknya menghasilkan lebih sedikit emisi. Keunggulan ini sejalan dengan komitmen Chandra Asri Group dalam mendukung Strategi Jangka Panjang Indonesia untuk Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050 (Indonesia Vision 2050 LTS-LCCR).
Sambut Baik Kolaborasi Pengembangan Material Ramah Lingkungan
Presiden Direktur Chandra Asri Erwin Ciputra, mengatakan, Chandra Asri Group menyambut baik kolaborasi pengembangan material ramah lingkungan ini untuk memenuhi permintaan pelanggan yang saat ini mencari produk yang lebih ramah lingkungan.
“Inisiatif ini akan membuka jalan bagi kami untuk menjadi pemimpin bisnis berkelanjutan di Indonesia dengan mengembangkan model bisnis bersama SKC-Ecovance berdasarkan hasil studi pasar bersama. Kami berencana untuk mengalokasikan sumber daya teknis dan pemasaran secara maksimal untuk pengembangan pasar dan mengeksplorasi peluang investasi dalam bisnis ESG,” kata dia dalam keterbukaan informasi, Selasa (20/6/2023).
PBAT adalah plastik biodegradable berbasis fosil yang dapat terurai menjadi air, karbon dioksida (CO2), dan biomassa seiring waktu dengan bantuan mikroorganisme. PBAT biasa digunakan sebagai bahan kemasan seperti tas belanja, bungkus makanan, kantong sampah, kantong kompos, dan produk kebersihan.
Sedangkan PBS adalah plastik biodegradable berbasis bio dengan sifat mekanik yang sebanding dengan high-density polyethylene (HDPE) dan isotactic polypropylene (PP). Aplikasi PBS biasanya digunakan pada kemasan makanan, botol, tas, alat makan sekali pakai, dan kantong kompos.
Advertisement
Kinerja Kuartal I 2023
Sebelumnya, emiten milik Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berhasil membalikkan rugi bersih menjadi laba bersih pada kuartal I 2023. Pada periode tersebut, Chandra Asri Petrochemical mencatatkan laba bersih USD 8,5 juta atau Rp 128,66 miliar (asumsi kurs Rp 15.014 per dolar AS), dibandingkan dengan rugi bersih sebesar USD 11,1 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Perseroan mencatatkan pendapatan bersih sebesar USD 502,3 juta atau Rp 7,54 triliun dan EBITDA positif sebesar USD 66,1 juta, dibandingkan dengan EBITDA sebesar USD 24,1 juta pada kuartal I 2022, atau peningkatan sebesar 174 persen.
Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi menjelaskan, kuartal I 2023 menandai titik balik industri petrokimia. Pertumbuhan sebagian besar dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi global, yang ditandai dengan kenaikan yang signifikan pada tingkat produksi Asia Tenggara, dan pembukaan kembali China setelah diangkatnya restriksi terkait COVID-19.
“Chandra Asri tetap teguh dalam ketahanan finansial dan berhasil mempertahankan neraca yang kuat, juga mempunyai fleksibilitas dalam menjalankan strategi bisnisnya,” kata Suryandi dalam keterbukaan informasi, ditulis Selasa (20/6/2023)
Pada 31 Maret 2023, perseroan memiliki liquidity pool sebesar USD 2,3 miliar yang terdiri dari kas dan setara kas sebesar USD 881 juta, Surat Berharga USD 997 juta, dan Fasilitas Committed Revolving Credit sebesar USD422 juta.
Sementara itu, pada 27 Februari 2023, perseroan berhasil mengakuisisi 70 persen saham di Krakatau Daya Listrik (KDL, bisnis ketenagalistrikan) dan 49 persen saham di Krakatau Tirta Industri (KTI, bisnis air) melalui special purpose vehicle, PT Chandra Daya Investasi.
Selesaikan MoU dengan INA
Rangkaian transaksi bolt-on di sektor infrastruktur diarahkan untuk menghasilkan kinerja bisnis yang lebih kuat dengan risiko yang lebih kecil, melalui penciptaan ekosistem yang terintegrasi dan sinergi dalam kompleks industri di kawasan Cilegon. Ini adalah bagian dari strategi Programmatic M&A Perseroan, memanfaatkan kekuatan finansial Chandra Asri dan reputasi yang solid sebagai Mitra Pertumbuhan.
Sementara volatilitas yang diperkirakan akan terus berlanjut karena ketidakpastian geopolitik dan harga energi yang sedang berlangsung, Perseroan tetap yakin akan prospek jangka panjangnya dan melaksanakan rencana ekspansinya dengan disiplin dan fokus.
Pada kuartal I 2023, Chandra Asri menyelesaikan dan menandatangani MoU dengan INA, sovereign wealth fund, untuk bersama-sama mengembangkan pabrik chlor-alkali skala dunia di Indonesia, yang dirancang untuk melayani industri hilir Indonesia yang berkembang dan berfokus pada rantai nilai kendaraan listrik (EV).
“Sebagai bagian dari percepatan rencana investasi, Perseroan juga telah menunjuk pemberi lisensi terkemuka dunia dan melanjutkan proses penawaran FEED,” ujar dia.
Advertisement