Sempat Adem Ayem Pasca Kunjungan Menlu AS ke China, Biden Kini Sebut Xi Jinping Diktator

Pernyataan Biden muncul sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Xi Jinping di Beijing.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 21 Jun 2023, 12:02 WIB
Presiden AS Joe Biden berfoto dengan Presiden China Xi Jinping sebelum pertemuan di sela-sela KTT G20 di Nusa Dua, di Bali, Senin (14/11/2022). Joe Biden dan Xi Jinping bersama dengan kepala negara yang hadir di G20 akan membahas kondisi global mulai dari isu ekonomi, politik hingga kesehatan dunia. (AP/Alex Brandon)

Liputan6.com, Washington- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut Presiden China Xi Jinping diktator. Hal tersebut dilakukan Biden saat acara penggalangan dana di California pada Selasa (20/6/2023) malam waktu setempat.

Tidak hanya itu, Biden juga menyebut Xi Jinping malu atas insiden balon mata-mata China.

"Alasan mengapa Xi Jinping sangat kesal, ketika saya menembak jatuh balon... yang penuh peralatan mata-mata di dalamnya, adalah dia tidak tahu bahwa balon itu ada di sana," ujar Biden seperti dikutip dari BBC, Rabu (21/6).

"Itu sangat memalukan bagi para diktator. Ketika mereka tidak tahu apa yang terjadi."

Pernyataan Biden itu muncul sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Xi Jinping di Beijing. Lawatan dua hari Blinken ke China sendiri bertujuan meredakan ketegangan antara kedua negara adidaya tersebut.

China sejauh ini belum merespons pernyataan Biden.


Pilpres AS 2024 dan China

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dan Presiden China Xi Jinping saat keduanya bertemu di Balai Agung Rakyat, Beijing, Senin (19/6/2023). (Dok. Leah Millis/Pool Photo via AP)

Kunjungan Blinken ke Beijing, yang pertama oleh seorang menlu AS dalam hampir lima tahun, memulai kembali komunikasi tingkat tinggi antara kedua negara yang sempat mandek. Baik Biden maupun Xi Jinping memuji kunjungan tersebut sebagai perkembangan yang disambut baik.

Xi Jinping mengatakan beberapa kemajuan telah dibuat di Beijing, namun dia tidak merincinya. Sementara Blinken mengindikasikan kedua belah pihak terbuka untuk pembicaraan lebih lanjut.

Namun, bagaimanapun, Blinken tetap menyinggung perbedaan mencolok antara keduanya. China menolak tawaran AS untuk melanjutkan sarana komunikasi militer-ke-militer menyusul sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Menteri Pertahanan Li Shangfu atas pembelian pesawat dan peralatan tempur dari eksportir senjata utama Rusia, Rosoboronexpor.

Washington dan Beijing telah lama berselisih tentang berbagai isu termasuk perdagangan, hak asasi manusia, dan Taiwan.

Hubungan keduanya pun terus memburuk dalam setahun terakhir. Jelang Pilpres AS 2024 dan ketegangan dengan China muncul sebagai masalah politik, beberapa senator Republik telah menyerang pemerintahan Biden karena bersikap "lunak" terhadap China.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya