Liputan6.com, Tegucigalpa -- Kerusuhan pecah di sebuah penjara wanita di Honduras, sebuah negara di Amerika Tengah. Tragedi itu menelan korban jiwa.
"Kerusuhan mematikan terjadi di sebuah penjara wanita di Honduras dan menyebabkan setidaknya 41 orang tewas," kata juru bicara Kementerian Publik Yuri Mora kepada CNN en Español yang dikutip Rabu (21/6/2023).
Advertisement
Kerusuhan di penjara pecah Selasa 20 Juni 2023 di Centro Femenino de Adaptacion Social, penjara wanita di luar ibu kota Tegucigalpa. Dikhawatirkan jumlah korban tewas dalam peristiwa tersebut akan meningkat.
Mora mengatakan jumlah korban tewas dapat meningkat karena tim penyelamat masih terus bekerja, menambahkan bahwa beberapa kematian adalah akibat luka bakar sementara yang lain mengalami luka tembak.
Pusat bantuan utama di Tegucigalpa telah menerima beberapa orang yang terluka, kata Mora.
Delma Ordonez selaku presiden asosiasi keluarga tahanan mengatakan kepada Reuters bahwa perkelahian diyakini terjadi di penjara pada Selasa dini hari, antara geng saingan Barrio 18 dan Mara Salvatrucha (MS-13).
Honduras, negara ini memiliki sejarah insiden di penjara – dikritik karena tempat yang penuh sesak dengan kondisi buruk di tengah meningkatnya kejahatan terorganisir.
Sebelumnya, sekitar 63 orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan penjara pada tahun 2003. Selain itu, lebih dari 300 orang tewas dalam kebakaran penjara pada tahun 2021.
12 Napi Tewas dalam Insiden Kerusuhan di Penjara Ekuador
Sementara itu, sedikitnya 12 narapidana tewas dan 10 lainnya luka-luka dalam kerusuhan yang terjadi pada Minggu 3 April pagi di sebuah penjara di Ekuador selatan, menurut laporan awal oleh otoritas penjara.
Kerusuhan terjadi di kota Cuenca di sebuah fasilitas yang dikenal sebagai penjara Turi, salah satu kompleks pemasyarakatan terbesar di negara itu, demikian dikutip dari laman Xinhua, Senin (4/4/2022).
Menanggapi kerusuhan tersebut, pemerintah mengirimkan lebih dari 800 anggota polisi dan tentara gabungan untuk memulihkan ketertiban.
Menteri Dalam Negeri Patricio Carrillo mengatakan pada konferensi pers bahwa sejauh ini, "12 korban telah diidentifikasi."
"Motivasi (kerusuhan) karena ada organisasi yang ingin memiliki kekuasaan absolut di pusat dan ada beberapa sel yang memberontak melawan mereka," kata Carrillo.
Advertisement
Kerusuhan Penjara di Madagaskar Tewaskan 20 Napi, Efek COVID-19?
Ratusan narapidana di penjara Farafangana, Madagaskar, memberontak melawan penjaga. Akibatnya, 20 napi tewas dan puluhan lainnya kabur.
Kerusuhan terjadi pada tengah hari pada Minggu 23 Agustus kemarin. Para napi juga berhasil merebut senjata dari petugas penjara.
Dilaporkan RFI, Senin (24/8/2020), kerusuhan disebut dilakukan secara terorganisir. Para napi bahkan berbagi tugas dalam insiden ini.
"Pemberontakan ini diorganisir dengan sangat baik," ujar direktur penjara daerah Atsimo Atsinanana, Nadege Patricia Razafindrakala.
"Para napi dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok di timur melawan petugas penjara dengan melempar batu, sementara di sisi timur membuka jalan lewat toilet untuk melarikan diri," ujar lanjut Nadege Patricia Razafindrakala.
Selain melempar batu, beberapa napi juga berhasil mengambil pistol dari penjaga penjara.
Penjara itu memiliki 44 personel dan pegawai, sementara total narapidana ada 357 orang. Totalnya ada 88 napi yang kabur. Sebanyak 39 berhasil ditangkap lagi, 8 orang terluka parah, 20 meninggal.
Alasan aksi di penjara itu masih tidak jelas, namun Nadege Patricia Razafindrakala menduga napi ingin kabur karena protokol kesehatan semakin ketat. Protokol dilakukan untuk mencegah penularan dari penyakit di pandemi COVID-19 dari luar penjara.
"Contohnya, ada larangan kunjungan keluarga. Saya pikir itu memberi dampak pada psikologis para narapidana," ujar Nadege Patricia Razafindrakala.
Kerusuhan di Penjara Honduras Lainnya
Minggu 22 Desember 2019 kerusuhan penjara juga pernah pecah di Honduras. 18 narapidana dilaporkan tewas. P
asukan keamanan nasional Honduras menemukan senjata api, pisau, dan machete (semacam golok) dipakai dalam kerusuhan tersebut.
Dilaporkan AFP, Senin (23/12/2019), kejadian tragis ini terjadi selang dua hari setelah ada kerusuhan di penjara lain di Honduras pada Jumat lalu. Jumlah korban tewas juga mencapai 18 orang, sehingga total 36 orang napi tewas dalam dua hari.
Kerusuhan yang terjadi pada Minggu kemarin berlangsung di penjara El Porvenir, sebelah utara ibu kota Tegucigalpa. Sama seperti kerusuhan sebelumnya, penyebab kerusuhan pada Minggu kemarin juga tidak jelas.
Kejadian berlangsung sehari setelah militer berjanji akan turun tangan di 18 penjara berisiko tinggi. Namun, pejabat pemerintah berkata para geng di penjara ingin mencegah intervensi pemerintah.
"Mereka yang tewas dan terluka diserang dengan peluru dan senjata tajam," ujar juru bicara petugas keamanan Letnan Antonio Coello seperti dikutip BBC.
Krisis penjara di Honduras membuat pemerintah menetapkan keadaan darurat pada Rabu lalu. Kendali penjara pun dilimpahkan kepada tentara.
Perang antar geng juga kerap terjadi di Honduras. Geng yang paling ganas adalah MS-13 yang juga diincar pasukan keamanan Amerika Serikat (AS).
Penjara di Honduras juga overcrowded. Kapasitas penjaranya hanya 8.000 orang, namun jumlah napi mencapai 20 ribu orang.
Advertisement