Liputan6.com, Kutai Kartanegara - Pulau Pangempang di Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim) kini mulai populer dan mengundang banyak pengunjung. Di akhir pekan saja ribuan orang memadati pantai-pantai di pesisir yang menghadap Selat Makassar ini.
Misalnya Pantai Panrita Lopi yang pada libur lebaran 2023 kemarin pernah dikunjungi hampir 4 ribu orang dalam sehari. Bahkan pernah satu malam pantai ini menampung 2.400 orang yang berkemah.
Advertisement
Akses menuju kawasan wisata yang terus dikembangkan ini harus menyeberang. Sedangkan pengunjung yang datang tak sekadar menikmat pantai atau berkemah, tentu saja juga berenang di pantai.
Kelompok Masyarakat Pengawas Perikanan (Pokmaswas) Bina Lestari yang berbasis di kawasan Pulau Pangempang kemudian berinisiasi mengadakan pelatihan penyelamat pantai. Istilah kerennnya adalah lifeguard. Pelatihan dimulai Selasa (20/6/2023) yang berlangsung selama tiga hari dan dilaksanakan di Pantai Panrita Lopi.
“Kita ingin agar para pengelola pantai memiliki kemampuan penyelamatan jika ada kejadian yang tidak diinginkan,” kata Ketua Pokmaswas Bina Lestari, Mansur, Rabu (21/6/2023).
Mansur menyebut panjang pantai di Pangempang mencapai 10 kilometer. Dari panjang tersebut, baru sedikit yang dikelola oleh masyarakat.
“Ada lebih dari 10 pengelola pantai dan selalu ramai pengunjung terutama di akhir pekan. Itulah yang kemudian membuat kami merasa perlu menginisiasi pelatihan lifeguard ini,” katanya.
Pesertanya adalah perwakilan dari pengelola pantai yang tergabung dalam Forum Pengelola Pantai Pangempang Muara Badak. Mereka yang setiap hari melayani pengunjung dibekali pelatihan penyelamatan untuk keadaan darurat utamanya di air.
“Total peserta ada 18 orang yang mewakili pantai-pantai di sini. Pelatihan ini penting sebab sejak pengunjung datang sudah berhadapan dengan air. Pengunjung harus menyeberang dengan rata-rata waktu 5-15 menit, kemudian mereka menikmati pantai,” ujar Mansur.
Lokasi pelatihannya pun langsung dilakukan di tepi pantai. Peserta dilatih untuk melakukan penyelamatan darurat di pantai dan upaya pertelongan pertama.
Agar pelatihannya lebih professional, Pokmaswas Bina Lestari menggandeng PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS). Anak usaha Pertamina di bidang hulu migas ini membantu pemateri, instruktur dan alat kelengkapan penyelamatan.
Berawal dari Keprihatinan
Wisata pantai di Kecamatan Muara Badak memang populer sejak lama. Namun pengunjung yang datang semakin banyak membuat keprihatinan sendiri dari sisi upaya penyelamatan dalam keadaan darurat.
Pada praktiknya, pengelola pantai sebenarnya sudah menerapkan upaya peningkatan keselamatan pengunjung dengan menyediakan baju pelampung di kapal penyebarangan. Pantai Panrita Lopi misalnya, memiliki petugas khusus yang memantau pantai saat pengunjung berenang.
Para pengelola ini tidak segan menegur pengunjung yang berenang terlalu jauh dari bibir pantai. Namun itu saja tentu belum cukup.
Field Manager PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) Widiarto Imam Subarkah menjelaskan, ada keprihatinan di pihaknya soal tim penyelamat di air. PHSS kemudian bersedia membantu Pokmaswas Bina Lestari soal pelatihan lifeguard ini.
“Ini sebenarnya berawal dari keprihatinan kami. Jumlah wisatawan di sini cukup tinggi, tapi Ketika kami lihat belum ada lifeguard-nya yang terlatih,” kata Imam di sela-sela pelatihan.
Dia menyebut perusahaanya selalu menomorsatukan keselamatan. Imam pun berharap, budaya itu menular di sekitar area kerja mereka.
“Kita juga ingin, wisatawan yang datang itu keselamatannya terjamin,” katanya.
Advertisement
Instruktur Kompeten
Untuk memenuhi keinginan tim penyelamat yang mumpuni, PHSS kemudian memberikan instruktur yang juga berkualitas. Instruktur yang didatangkan berasal dari The National Association of Underwater Instructors (NAUI).
“Paket pelatihannya lengkap, ada 15 materi penyelamatan yang disampaikan. Harapannya bisa memberikan pembekalan kepada pengelola pantai, sehingga mereka bisa mempraktikkan,” kata Imam.
PHSS sendiri mengaku berkomitmen dalam upaya membentuk lifeguard di kawasan Pantai Pangempang. Sebab, ada rasio yang harus dipenuhi tim penyelamat dibandingkan jumlah pengunjung.
“Setelah ini, dari total peserta yang ikut pelatihan ini akan terus bertambah sehingga nantinya rasio, misalnya satu lifeguard bertanggung jawab pada 40 wisatawan, bisa tercapai. Harapannya pengelola pantai mendapatkan keuntungan, wisatawan keselamatannya juga terjamin,” ujar Imam.
Ke depannya wisata bahari di Muara Badak akan terus berkembang. Terlebih saat ini spot wisata bawah air untuk snorkling dan diving juga sudah mulai dibuka.