Materi Khutbah Jumat Dzulhijah: Menjaga Diri dan Keluarga dari Api Neraka

Materi Khutbah Jumat Dzulhijah: Menjaga Diri dan Keluarga dari Api Neraka

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jun 2023, 20:30 WIB
Ilustrasi surga dan neraka. (Photo vectorpocket Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Dzulhijah adalah bulan mulia, dan menjadi momentum yang tepat untuk terus meningkatkan iman dan takwa serta untuk memperbaiki diri.

Berbagai amal dan ibadah dianjurkan pada bulan Dzulhijah. Muaranya yakni peningkatan takwa dan syafaat agar terhindar dari api neraka. Sebaliknya pintu surga akan terbuka.

Kali ini redaksi menyajikan materi khutbah Jumat mengenai menjaga diri dan keluarga dari api neraka.

Khutbah Jumat ini disusun oleh Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Dosen STAI Al-Azhar, Gresik, berjudul asli 'Khutbah Jumat: Menjaga Diri dan Keluarga dari Api Neraka', dinukil dari laman nu.or.id.

Materi khutbah Jumat ini mengingatkan kepada umat Islam untuk senantiasa menjaga diri dari siksaan api neraka. Bukan hanya diri sendiri, umat Islam juga diperintahkan untuk menjaga keluarga mereka dari terjerumus perbuatan yang bisa menjadi jalan menuju neraka.

Semoga menjadi amal untuk penyusun dan bermanfaat untuk masyarakat luas.


Khutbah I

الحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ، أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًۭا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَـٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌۭ شِدَادٌۭ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (التحريم: 6)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Takwa adalah sebaik-baik bekal untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Oleh karena itu, khatib mengawali khutbah yang singkat ini dengan wasiat takwa. Marilah kita semua selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan segenap laranganNya.

Hadirin sidang jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah, Allah ta’ala berfirman:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًۭا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَـٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌۭ شِدَادٌۭ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (التحريم: 6)

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada apa yang Allah perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. at Tahrim: 6)

Para ulama menafsirkan ayat ini dengan makna bahwa Allah memerintahkan orang-orang mukmin untuk menjaga diri dan keluarga mereka dari api neraka dengan cara belajar ilmu agama dan mengajarkan ilmu agama kepada keluarga. Yakni belajar dan mengajarkan kepada keluarga apa yang Allah wajibkan dan apa yang Allah haramkan.

“Jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka” artinya didiklah mereka dengan adab-adab Islam, ajaklah mereka berbuat taat kepada Allah serta cegahlah mereka dari tertimpa siksa Allah dengan cara membimbing dan mengajarkan ilmu agama kepada mereka.

Ayat ini menjadi dalil atas kewajiban melakukan amar makruf kepada orang-orang terdekat terlebih dahulu sebelum kepada yang lain.

al Qusyairi menuturkan bahwa Sayyidina Umar berkata ketika ayat tersebut turun: "Wahai Rasulullah, kami bisa menjaga diri kami, maka bagaimana cara menjaga keluarga kami?". Rasulullah menjawab:

تَنْهَوْنَهُمْ عَمَّا نَهَاكُمُ اللهُ وَتَأْمُرُوْنَهُمْ بِمَا أَمَرَ اللهُ

Artinya: “Mencegah mereka dari apa yang Allah larang atas kalian, dan memerintah mereka untuk melakukan apa yang Allah perintahkan.”

Sayyidina Ali menafsirkan ayat ini dengan mengatakan:

عَلِّمُوْا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمُ الْخَيْرَ (رَوَاهُ الحَاكِمُ وَصَحَّحَهُ وَوَافَقَهُ الذَّهَبِيُّ)

Artinya: “Jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka dengan belajar dan mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada keluarga kalian.”

Sedangkan sahabat Ibnu Abbas sebagaimana dikutip oleh al Qusyairi menafsirkan:

فَقِّهُوْهُمْ وَأَدِّبُوْهُمْ

Artinya: “Pahamkanlah mereka terhadap ilmu agama dan ajarkanlah adab kepada mereka.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Di antara wasilah untuk menjaga keluarga dari api neraka adalah memenuhi hak-hak mereka dan membantu mereka untuk berbuat kebaikan. Dalam hal ini, Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

رَحِمَ اللهُ وَالِدًا أَعَانَ وَلَدَهُ عَلَى بِرِّهِ (رَوَاهُ ابْنُ شَيْبَةَ فِي مُصَنَّفِهِ)

Artinya: “Semoga Allah merahmati seorang ayah yang membantu anaknya melakukan kebaikan.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

Dalam kitab al Adab al Mufrad, Imam al Bukhari menulis “Bab Bakti Ayah kepada Anaknya”. Kemudian al Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia berkata: “Mereka dinamakan Abrar (orang-orang yang berbakti) tiada lain karena mereka berbakti kepada ayah (orang tua) dan anak, sebagaimana ayahmu (orang tuamu) punya hak yang wajib engkau penuhi begitu juga anakmu punya hak yang wajib engkau penuhi.”

Imam al Bukhari juga menulis dalam al Adab al Mufrad: “Bab Adab dan Bakti Seorang Ayah kepada Anaknya”. Lalu al Bukhari meriwayatkan dari al Walid bin Numair bin Aus bahwa ia mendengar ayahnya berkata: “Para ulama salaf dulu pernah berkata bahwa keshalihan itu dari Allah dan adab itu dari para ayah.”

Jadi, di antara wasilah terpenting dalam menjaga anak dan keluarga dari api neraka adalah mengajarkan kepada mereka ilmu agama terutama ilmu akidah Ahlussunnah wal Jama’ah, melatih dan membiasakan mereka mendirikan shalat dan ibadah-ibadah yang lain, mendidik mereka agar berakhlak mulia, menjauhkan mereka dari sifat-sifat kehinaan serta mendidik mereka dengan ketat agar memiliki kekebalan dan benteng yang kuat dari godaan setan dan tipu dayanya. Orang tua bertanggung jawab dan dimintai pertanggungjawaban atas itu semua.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ (رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)

Artinya: “Ingatlah! Setiap dari kalian adalah pemimpin dan masing-masing akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Penguasa yang memerintah rakyat adalah pemimpin dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Seorang perempuan adalah pemimpin terhadap keluarga suaminya dan anak-anaknya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Budak seorang tuan adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Ingatlah! Setiap dari kalian adalah pemimpin dan masing-masing akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin.” (HR. al Bukhari dan Muslim)

Hadirin jamaah shalat Jum’at yang berbahagia,

Oleh karena itu, seorang ayah sebagaimana ia mengkhawatirkan anak-anaknya dari dinginnya cuaca dingin dan panasnya cuaca panas, maka ia juga seharusnya mengkhawatirkan mereka dari panasnya api neraka jahanam. Dengan itu, ia akan berupaya keras untuk mendidik mereka dengan pendidikan Islami. Ia kelak akan dimintai pertanggungjawaban jika ceroboh dalam kewajiban mendidik anak-anaknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللهَ سَائِلٌ كُلَّ رَاعٍ عَمَّا اسْتَرْعَاهُ، أَحَفِظَ أَمْ ضَيَّعَ، حَتَّى يَسْأَلَ الرَّجُلَ عَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ (أَخْرَجَهُ ابْنُ حِبَّانَ فِي صَحِيْحِهِ)

Artinya: “Sesungguhnya Allah akan memintai pertanggungjawaban kepada setiap pemimpin atas apa yang Allah amanatkan kepadanya untuk dipimpin, apakah ia dapat memimpin dengan baik ataukah sebaliknya, bahkan Allah juga meminta pertanggungjawaban kepada seseorang mengenai keluarga yang ia pimpin.” (HR. Ibnu Hibban)

Hasil dari pendidikan yang baik, yang dilakukan orang tua terhadap anaknya adalah terjaganya sang anak dari penyimpangan akidah, penyimpangan perilaku, penyimpangan pemikiran serta dari ekstremisme, radikalisme dan sikap melampaui batas.

Jika orang tua tidak mampu mendidik anaknya dengan baik, maka wajib baginya mengamanatkan pendidikan anaknya ke pondok pesantren, sekolah atau lembaga pendidikan yang berpaham Ahlussunnah wal Jama’ah, terpercaya dan guru-gurunya memiliki sanad keilmuan yang bersambung hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Di akhir khutbah ini, khatib mengingatkan kepada kita semua untuk tidak mendoakan buruk terhadap anak-anak kita senakal apapun mereka. Karena Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَوْلَادِكُمْ، وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ، لَا تُوَافِقُوا مِنَ اللهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيبُ لَكُمْ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Artinya: “Janganlah kalian mendoakan buruk terhadap diri kalian, anak-anak kalian dan harta benda kalian, karena bisa jadi ketika kalian melakukan itu bertepatan dengan waktu mustajabnya doa, sehingga Allah mengabulkan doa kalian.” (HR. Muslim)

enting juga disampaikan bahwa apabila orang tua teledor dalam memenuhi hak-hak anak, maka janganlah hal itu menjadi pembenar bagi anak untuk berbuat durhaka kepada orang tua.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Tim Rembulan

Simak Video Pilihan Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya