Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis (22/6/2023) setelah Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell prediksi lebih banyak lagi kenaikan suku bunga pada 2023. Hal ini sebagai proses untuk meredam inflasi menjadi 2 persen.
"Hampir semua peserta FOMC berharap akan tepat untuk menaikkan suku bunga lebih jauh pada akhir tahun ini,” ujar Powell saat sambutan ketika memberikan kesaksian di depan Komite Jasa Keuangan, dikutip dari CNBC, Kamis pekan ini.
Advertisement
Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,19 persen dan memperpanjang kenaikan sejak Rabu pekan ini. Indeks Topix bertambah 0,66 persen. Indeks Kospi Korea Selatan menanjak 0,2 persen dan indeks Kosdaq bertambah 0,25 persen. Di Australia, indeks Kpsi melemah 0,65 persen, dan perpanjang koreksi sejak Rabu pekan ini.
Di sisi lain, bursa saham Hong Kong dan China, serta Taiwan libur.
Secara terpisah, harga kripto melonjak dalam 24 jam terakhir. Harga bitcoin menembus posisi USD 30.000 untuk pertama kalinya sejak 26 April 2023. Harga ether naik hingga hampir menyentuh USD 1.900, level tertinggi sejak 4 Juni.
Di bursa saham Amerika Serikat (AS), wall street melemah untuk hari ketiga berturut-turut. Indeks Nasdaq merosot 1,21 persen. Indeks Dow Jones tergelincir 0,3 persen dan indeks S&P 500 turun 0,52 persen.
Penutupan Bursa Asia 21 Juni 2023
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada perdagangan Rabu, 21 Juni 2023 mengikuti wall street yang merosot. Selain itu, indeks acuan di bursa saham China melemah yang didorong sektor saham teknologi dan sektor saham lainnya.
Dikutip dari CNBC, bursa saham China anjlok. Indeks Shenzhen turun 2,18 persen ke posisi 11.058,63. Koreksi indeks Shenzhen tersebut didorong saham pendidikan dan teknologi.
Indeks Shanghai tergelincir 1,31 persen ke posisi 3.197,9. Indeks Hang Seng merosot 2 persen yang didorong sektor saham perawatan kesehatan dan teknologi. Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik 0,56 persen dan indeks Topix bertambah 0,49 persen.
Indeks ASX 200 melemah 0,26 persen ke posisi 7.314,9. Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,7 persen ke posisi 2.582,63. Indeks Kosdaq merosot 1,21 persen ke posisi 875,7.
Penutupan Wall Street Rabu 21 Juni 2023
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Rabu, 21 Juni 2023. Koreksi wall street terjadi seiring investor mengambil nafas dari reli pasar pekan lalu dan menimbang komentar terbaru ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell mengenai inflasi.
Dikutip dari CNBC, Kamis (22/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones terpangkas 102,35 poin atau 0,30 persen menjadi 33.951,52. Indeks S&P 500 susut 0,52 persen menjadi 4.365,69. Indeks Nasdaq tergelincir 1,21 persen menjadi 13.502,20. Indeks acuan tersebut merosot dalam tiga hari berturut-turut.
Beberapa saham teknologi besar yang menikmati kinerja luar biasa karena antusiasme seputar kecerdasan buatan melemah. Saham Amazon terpangkas 0,8 persen setelah the Federal Trade Commission (FTC) atau Komisi Perdagangan Federal pada Rabu, 21 Juni 2023 mengugat Amazon. FTC menuduh Amazon mengelabui jutaan pembeli untuk mendaftar ke Prime, dan kemudian menghalangi upaya mereka untuk membatalkan.
Saham Nvidia naik hampir 200 persen pada 2023, turun 1,7 persen. Saham induk usaha Google Alphabet dan Netflix masing-masing turun lebih dari 2 persen.
Di sisi lain, saham FedEx merosot lebih dari 2 persen sehari setelah raksasa pengiriman itu membukukan pendapatan lebih lemah dari perkiraan untuk kuartal terakhirnya.
Advertisement
Potensi Kenaikan Bunga The Fed
Saham Winnebago susut hampir 1,3 persen setelah melewatkan perkiraan pendapatan kuartal III 2023.
Powell menuturkan, lebih banyak kenaikan suku bunga akan terjadi karena bank sentral mencoba untuk memerangi inflasi. Komentar tersebut muncul setelah hasil pertemuan pekan lalu ketika bank sentral AS menahan kenaikan suku bunga setelah 10 kal naik berturut-turut. Namun, pejabat the Fed mengindikasikan mungkin ada kenaikan suku bunga dua kali lagi sebesar 0,25 persen.
“Hampir semua peserta FOMC berharap akan tepat untuk menaikkan suku bunga lebih jauh pada akhir tahun,” ujar Powell.
Saham mengambil jeda dari kegembiraan reli baru-baru ini. Pekan lalu, indeks S&P 500 mencapai level tertinggi sejak April 2022 dan membukukan kenaikan selama lima minggu berturut-turut.
“Selama beberapa minggu terakhir, mereka tidak melakukan apa-apa selain naik, yang melegakan, dan sepertinya pembicara the Fed pekan ini benar-benar akan fokus pada pembicaraan, mereka akan terus menaikkan suku bunga,” ujar Pendiri Bokeh Capital Partners, Kim Forrest.
Ia menilai, sejumlah saham yang menguat signifikan mengambil jeda seiring bergantung pada pertumbuhan.