Liputan6.com, Jakarta - Muhammad Fajri, pria obesitas asal Tangerang yang memiliki bobot 260 kilogram meninggal dunia. Fajri mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada Kamis (22/6/2022) dini hari.
Sebelum meninggal, Fajri telah mendapat perawatan intensif selama lebih dari dua pekan di ruang isolasi RSCM dengan peralatan yang memadai. Kondisi Fajri sejak masuk rumah sakit memang tergolong parah hingga akhirnya harus ditangani oleh 14 dokter multidisiplin keilmuan.
Mengutip kanal News Liputan6.com, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSCM, Lies Dina Liastuti mengungkap salah satu penyebab obesitas yang dialami pria asal Tangerang itu.
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, obesitas yang dialami Fajri karena gangguan tiroid pasien tergolong rendah. Hal tersebut memengaruhi kecepatan metabolismenya, sehingga menjadi lebih lambat.
Apa yang dialami Fajri dapat menjadi pembelajaran. Dalam Islam, Rasulullah SAW telah mengajarkan bagaimana cara hidup sehat. Jika diterapkan, gaya hidup Rasulullah SAW ini dapat mencegah obesitas.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Pola Makan Teratur
Jauh-jauh hari, Rasulullah SAW telah mengajarkan agar umatnya tidak melampaui batas karena kelebihan kalori dan rendah gizi. Sebab, kelebihan kalori dengan banyak makan merupakan salah satu penyebab obesitas.
Mengutip NU Online Lampung, Rasulullah SAW bersabda,
ما ملأ آدمي وعاء شرا من بطنه بحسب ابن آدم لقيمات يقمن صلبه فإن كان لابد فاعلا فثلث لطعامه وثلث لشرابه وثلث لنفسه ) رواه الإمام أحمد والترمذي وغيرهما )
Artinya: “Tidaklah seorang anak Adam (manusia) mengisi bejana (kantong) yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah baginya beberapa suap yang bisa menegakkan tulang sulbinya. Jikalau memang harus berbuat, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR Imam Ahmad, at-Tirmidzi).
Dalam hadis tersebut dapat dipetik maknanya bahwa mengatur pola makan yang seimbang itu penting sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW. Pola makan yang baik dan seimbang tujuannya untuk kesehatan.
Advertisement
Berjalan Kaki
Selain itu, dalam hadis lain Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk bergerak seperti berjalan kaki, berkuda, memanah, atau aktivitas lainnya yang baik untuk kesehatan. Dalam hadis yang diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas, Rasulullah SAW bersabda,
خَيْرُ مَا تَدَاوَيْتُمْ بِهِ السَّعُوطُ وَاللَّدُودُ وَالْحِجَامَةُ وَالْمَشْيُ
Artinya: “Sebaik-baik aktivitas untuk mengobati diri adalah mengobati diri melalui hidung, melalui mulut, bekam, dan al-masy (berjalan kaki).”
Rasulullah SAW sendiri terbiasa dengan jalan kaki. Kebiasaan nabi berjalan kaki tercantum dalam kitab hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah ra.
مَا رَأَيْتُ شَيْئًا أَحْسَنَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، كَأَنَّمَا الشَّمْسُ تَجْرِي فِي وَجْهِهِ ، وَمَا رَأَيْتُ أَسْرَعَ فِي مِشْيَتِهِ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَأَنَّ الأَرْضَ تُطْوَى لَهُ ، إِنَّا لَنُجْهِدُ أَنْفُسَنَا ، وَإِنَّهُ لَغَيْرُ مُكْتَرِثٍ.
Artinya: “Tidaklah aku mengetahui sesuatupun yang lebih bagus dibandingkan Rasulullah saw, wajahnya terang seperti matahari. Dan tidaklah aku mengetahui seorang pun yang lebih cepat jalannya dibandingkan dengan Rasulullah saw, -ketika beliau berjalan- seakan-akan bumi ini digulung untuknya, kami telah bersungguh-sungguh menyamai beliau, namun beliau tidak bergeming sama sekali.”
Hadis tersebut tercatat dalam dua kitab hadis, yakni Musnad Ahmad bin Hambal dan Shalih Ibn Hibban. Hadis tersebut tergolong Hasan sebagaimana diutarakan oleh Syu’aib al-Arnauth dalam komentarnya terhadap Musnad Ahmad bin Hamba.
Berdasarkan keterangan hadis di atas, dapat diketahui bahwa Rasulullah SAW sangat mengedepankan gaya hidup sehat. Yakni dengan menjaga pola makan dan sering berjalan kaki atau aktivitas positif. Wallahu'alam.