Wall Street Bervariasi, Indeks S&P 500 dan Nasdaq Kompak Menguat Berkat Aksi Beli Investor

Bursa saham Amerika Serikat atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Kamis, 22 Juni 2023. Indeks Dow Jones melemah sendirian. Investor kembali beli saham teknologi sehingga angkat indeks Nasdaq.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Jun 2023, 05:59 WIB
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Kamis, 22 Juni 2023.(AP Photo/Seth Wenig, file)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Kamis, 22 Juni 2023. Indeks Nasdaq dan indeks S&P 500 menguat seiring investor kembali melakukan aksi beli saham teknologi.

Dikutip dari CNBC, Jumat (23/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street indeks Nasdaq melompat 0,95 persen menjadi 13.630,61. Indeks S&P 500 bertambah 0,37 persen ke posisi 4.381,89. Dua indeks acuan tersebut mendekati level tertinggi dalam sesi perdagangan. Indeks Dow Jones melemah 4,81 poin atau 0,01 persen ke posisi 33.946,71.

Indeks Nasdaq lebih tinggi hari ini (Kamis-red), yang sebelumnya melemah. Saham tampaknya dalam mode jeda. Tarik menarik antara kubu pasar bull dan bear seimbang yang menyiratkan ketidakpastian dan peningkatan volatilitas pada masa mendatang,” ujar Chief Equity Strategist US Bank Wealth Management, Terry Sandven.

Investor mengambil sejumlah saham teknologi utama yang melemah pekan ini. Saham Tesla menguat meski anjlok pada hari sebelumnya. Saham Tesla naik lebih dari dua kali llpat pada 2023. Analis Morgan Stanley Adam Jones merevisi peringkat untuk saham Tesla menjadi equal weight dari overweight. Ia menuturkan, saham Tesla menawarkan risiko yang seimbang setelah reli.

Sementara itu, saham Amazon naik lebih dari 4 persen. Saham Microsoft menguat 1,8 persen. Saham Apple mencapai level tertinggi sepanjang masa dengan naik lebih dari 1 persen.

Di sisi lain, saham pemasok Boeing, Spirit AeroSystems melemah lebih dari 9 persen setelah perusahaan hentikan produksi fasilitas Kansas. Ini mengikuti pengumuman pemogokan pekerja yang akan dimulai pada Sabtu pekan ini. Saham Boeing juga turun lebih dari 3 persen dan membebani Dow Jones.

Indeks S&P 500 tergelincir 0,5 persen pada Rabu pekan ini di wall street, menandai kinerja harian terburuk pada Juni 2023. Indeks saham acuan tersebut turun 0,6 persen pekan ini dengan kecepatan untuk memecahkan rekor kemenangan beruntun dalam lima pekan ini.

 


Sentimen Kebijakan The Fed

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Ini terjadi setelah indeks pasar yang lebih luas mencapai level tertinggi lebih dari setahun pekan lalu. Koreksi perdagangan saham pada Rabu pekan ini juga seiring Ketua the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS Jerome Powell menuturkan, kemungkinan lebih banyak kenaikan suku bunga akan terjadi ke depan untuk meredam inflasi.

Hal ini meredam harapan investor yang berharap bank sentral mendekati akhir dari siklus pengetatannya.

The Fed mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan pekan lalu setelah menaikkan suku bunga acuan selama 10 kali berturut-turut. Namun, pejabat mengindikasikan akan ada dua lagi kenaikan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen pada 2023.

“Pasar lebih lemah karena saya pikir mereka menyadari bukan hanya the Federal Reserve, tetapi bank sentral global belum selesai, dan sebenarnya masih berkomitmen penuh untuk melawan inflasi mereka, dan akan mengorbankan pertumbuhan ekonomi jika perlu,” tutur Chief Investment Officer Verdence Capital Advisors.

Di sisi lain, Bank Sentral Inggris menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada perdagangan Kamis pekan ini. Ini menunjukkan kenaikan sebanyak 13 kali berturut-turut. Keputusan tersebut mengikuti data inflasi terbaru pekan ini untuk Inggris yang menunjukkan pembacaan lebih tinggi dari perkiraan sebesar 8,7 persen pada Mei 2023.

 


Penutupan Wall Street pada 21 Juni 2023

Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Rabu, 21 Juni 2023. Koreksi wall street terjadi seiring investor mengambil nafas dari reli pasar pekan lalu dan menimbang komentar terbaru ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell mengenai inflasi.

Dikutip dari CNBC, Kamis (22/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones terpangkas 102,35 poin atau 0,30 persen menjadi 33.951,52. Indeks S&P 500 susut 0,52 persen menjadi 4.365,69. Indeks Nasdaq tergelincir 1,21 persen menjadi 13.502,20. Indeks acuan tersebut merosot dalam tiga hari berturut-turut.

Beberapa saham teknologi besar yang menikmati kinerja luar biasa karena antusiasme seputar kecerdasan buatan melemah. Saham Amazon terpangkas 0,8 persen setelah the Federal Trade Commission (FTC) atau Komisi Perdagangan Federal pada Rabu, 21 Juni 2023 mengugat Amazon.

FTC menuduh Amazon mengelabui jutaan pembeli untuk mendaftar ke Prime, dan kemudian menghalangi upaya mereka untuk membatalkan.

Saham Nvidia naik hampir 200 persen pada 2023, turun 1,7 persen. Saham induk usaha Google Alphabet dan Netflix masing-masing turun lebih dari 2 persen.

Di sisi lain, saham FedEx merosot lebih dari 2 persen sehari setelah raksasa pengiriman itu membukukan pendapatan lebih lemah dari perkiraan untuk kuartal terakhirnya. Saham Winnebago susut hampir 1,3 persen setelah melewatkan perkiraan pendapatan kuartal III 2023.

 

 


Prediksi Suku Bunga

Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Powell menuturkan, lebih banyak kenaikan suku bunga akan terjadi karena bank sentral mencoba untuk memerangi inflasi. Komentar tersebut muncul setelah hasil pertemuan pekan lalu ketika bank sentral AS menahan kenaikan suku bunga setelah 10 kal naik berturut-turut. Namun, pejabat the Fed mengindikasikan mungkin ada kenaikan suku bunga dua kali lagi sebesar 0,25 persen.

“Hampir semua peserta FOMC berharap akan tepat untuk menaikkan suku bunga lebih jauh pada akhir tahun,” ujar Powell.

Saham mengambil jeda dari kegembiraan reli baru-baru ini. Pekan lalu, indeks S&P 500 mencapai level tertinggi sejak April 2022 dan membukukan kenaikan selama lima minggu berturut-turut.

“Selama beberapa minggu terakhir, mereka tidak melakukan apa-apa selain naik, yang melegakan, dan sepertinya pembicara the Fed pekan ini benar-benar akan fokus pada pembicaraan, mereka akan terus menaikkan suku bunga,” ujar Pendiri Bokeh Capital Partners, Kim Forrest.

Ia menilai, sejumlah saham yang menguat signifikan mengambil jeda seiring bergantung pada pertumbuhan.

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya