Liputan6.com, Washington - Penjaga Pantai Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi bahwa ledakan dahsyat kapal selam Titan telah menewaskan seluruh orang di dalamnya pada Kamis (23/6), setelah sebelumnya dinyatakan hilang pada Minggu (18/6). Pernyataan tersebut muncul setelah adanya temuan puing-puing kapal.
Pihak perusahaan juga telah mengumumkan bahwa "miliarder Inggris Hamish Harding (58), warga negara Inggris Shahzada Dawood dan putranya, Suleman Dawood (19), warga negara Prancis Paul-Henri Nargeolet (77) , dan CEO OceanGate Expeditions, Stockton Rush (61) disayangkan telah tewas."
Advertisement
Pihak penjaga pantai AS turut menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban.
"Para pria ini adalah penjelajah sejati yang memiliki semangat petualangan yang khas, dan gairah mendalam untuk menjelajahi dan melindungi samudera di dunia," tuturnya.
Pihaknya juga mengatakan, "hati kami bersama dengan lima jiwa tersebut dan setiap anggota keluarga mereka dalam masa yang tragis ini."
Berikut adalah profil singkat mengenai kelima penumpang kapal selam Titan yang tewas, seperti dikutip dari The Independent, Jumat (23/6/2023):
1. Hamish Harding
Hamish Harding (58) merupakan miliarder asal Inggris sekaligus direktur perusahaan pesawat pribadi Action Aviation. Ia sebelumnya pernah melakukan perjalanan ke dasar laut di Challenger Deep dan ke luar angkasa dengan roket Blue Origin milik Jeff Bezos.
Ayah dua anak ini juga telah meraih tiga rekor dalam Guinness World Record, untuk pencapaiannya dalam melakukan penjelajahan Bumi tercepat dengan melintasi kutub utara dan selatan, kategori durasi terpanjang oleh kapal berawak di kedalaman laut penuh dan menyelam ke bagian terdalam lautan dengan waktu terlama yaitu empat jam 15 menit.
Pada Maret 2021, Harding juga telah menyelam ke kedalaman terendah di Palung Mariana.
Pria yang pernah ikut menemani mantan astronot Buzz Aldrin ke kutub selatan itu merasa sangat semangat atas misi bersama kapal selam wisata Titan ini.
"Karena musim dingin terburuk di Newfoundland dalam 40 tahun, misi ini kemungkinan akan menjadi misi berawak pertama dan satu-satunya ke Titanic pada tahun 2023," ujarnya.
Advertisement
2. Paul-Henri Nargeolet
Paul-Henri Nargeolet (77) merupakan penyelam asal Prancis sekaligus direktur penelitian bawah air di perusahaan yang memiliki hak atas puing kapal Titanic.
Sebagai mantan komandan angkatan laut Prancis, ia merupakan penyelam dalam dan penjinak ranjau. Nargeolet diketahui telah melakukan 35 penyelaman dengan kapal selam.
Setelah pensiun dari angkatan laut, pria kelahiran Chamonix, Prancis ini memimpin ekspedisi pemulihan pertama ke Titanic pada tahun 1987 dan beberapa ekspedisi lainnya. Dalam kata lain, Nargeolet menjadi otoritas utama terhadap puing kapal tersebut.
Dalam wawancara pada tahun 2020, ia berbicara tentang bahaya penyelaman dan mengatakan, "Saya tidak takut mati, saya yakin itu akan terjadi suatu hari."
3. Shahzada Dawood dan Putranya Suleman Dawood
Shahzada Dawood (48) dan putranya Suleman Dawood (19) adalah warga negara Inggris, yang diyakini tinggal di sebuah mansion bersama istri Shahzada Dawood, Christine, dan putrinya, Alina.
Shahzada adalah wakil direktur salah satu perusahaan terbesar di Pakistan, Engro Corporation, yang berinvestasi di bidang pupuk, manufaktur kendaraan, energi, dan teknologi digital.
Shahzada memiliki hobi di bidang fotografi yang gemar memotret satwa liar dan menjelajah alam.
Sedangkan putra sulungnya Suleman merupakan penggemar literatur fiksi ilmiah. Ia saat ini tengah menempuh pendidikan di University of Strathclyde, Glasgow, Inggris.
Advertisement
4. Stockton Rush
Stockton Rush (61) merupakan CEO OceanGate Expeditions, perusahaan yang mengoperasikan kapal selam wisata Titan.
Perusahaannya menyediakan layanan kapal selam berawak bagi para peneliti dan penjelajah untuk melakukan perjalanan ke dasar laut.
Rush memulai karirnya sebagai pilot pada usia 19 tahun setelah lulus dari United Airlines Jet Training Institute. Ia merupakan pilot kategori transportasi jet termuda di dunia.
Dikutip dari laman OceanGate, ia lulus dari Princeton University dengan gelar BSE di bidang teknik dirgantara dan astronautika pada tahun 1984. Kemudian, Rush bergabung dengan McDonnell Douglas Corporation sebagai insinyur uji terbang dan menghabiskan dua tahun di Pangkalan Angkatan Udara Edwards.
Ia pernah menjadi anggota Dewan Pembina Museum of Flight, Dewan Perusahaan Perangkat Lunak Enterprise Entomo, dan menjabat sebagai direktur Remote Control Technology.
Pada tahun 2012, Rush juga mendirikan yayasan nirlaba OceanGate Foundation ketika ia menjabat sebagai Dewan BlueView Technologies, produsen sistem sonar frekuensi tinggi.