Di Sri Lanka, Para Nelayan Sengsara Akibat Erosi Air Laut Menghancurkan Rumah dan Pantai

Sama seperti ratusan dusun nelayan lainnya yang tersebar di sepanjang garis pantai, desa Iranawila di Sri Lanka mengalami erosi pantai. Angin topan, gelombang laut dan banjir merenggut rumah-rumah penduduk dan terkadang mata pencaharian mereka.

oleh Arny Christika Putri diperbarui 23 Jun 2023, 18:35 WIB
Di Sri Lanka, para nelayan menderita karena erosi laut menghancurkan rumah dan pantai
Sama seperti ratusan dusun nelayan lainnya yang tersebar di sepanjang garis pantai, desa Iranawila di Sri Lanka mengalami erosi pantai. Angin topan, gelombang laut dan banjir merenggut rumah-rumah penduduk dan terkadang mata pencaharian mereka.
Ranjit Sunimal Fernando (depan) menyelamatkan kayuyang dapat digunakan kembali dari reruntuhan rumahnya yang hancur akibat erosi di Iranawila, Sri Lanka, Kamis, 15 Juni 2023. (AP Photo/Eranga Jayawardena)
Ranjith Sunimal Fernando kini hanya memiliki kerangka rumah di tepi pantai Sri Lanka yang hilang ditelan laut. Ombak menerjang dinding-dindingnya yang rusak hingga menjadi ruangan-ruangan kosong yang rusak. (AP Photo/Eranga Jayawardena)
Sama seperti ratusan dusun nelayan lainnya yang tersebar di sepanjang garis pantai, desa Iranawila mengalami erosi pantai. Angin topan, gelombang laut dan banjir merenggut rumah-rumah penduduk dan terkadang mata pencaharian mereka. (AP Photo/Eranga Jayawardena)
Perlindungan yang ada sangat minim: beberapa bagian tembok laut telah runtuh akibat hantaman ombak. (AP Photo/Eranga Jayawardena)
Hampir semua orang di Iranawila adalah nelayan. Dengan meningkatnya erosi dari laut yang merambah, mereka memiliki lebih sedikit ruang untuk melabuhkan perahu mereka. (AP Photo/Eranga Jayawardena)
Penduduk setempat mengatakan bahwa meningkatnya cuaca buruk dan pengembangan proyek reklamasi laut tidak jauh dari Iranawila adalah alasan utama meningkatnya erosi yang menyebabkan begitu banyak kerusakan. (AP Photo/Eranga Jayawardena)
Mereka mengatakan bahwa pantai laut telah bergeser beberapa ratus meter (yard) dalam tiga tahun terakhir. (AP Photo/Eranga Jayawardena)
Puluhan juta orang di Asia Selatan, yang merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia, tinggal di sepanjang garis pantai dan rentan terhadap peristiwa cuaca ekstrem. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya