Liputan6.com, Bandung - Pada 23 Juni setiap tahun, warga dunia ternyata memperingati Hari Janda Internasional atau International Widow Day. Peringatan ini tentunya mempunyai tujuan dalam mendukung para janda yang ada di dunia.
Serta, menjadi pengingat bahwa para janda tidak hanya kehilangan suami, tetapi juga beberapa di antaranya sering didiskriminasi dan mengalami penderitaan. Bahkan, ada janda yang juga harus menghadapi kemiskinan.
Advertisement
Melansir dari news18 peringatan tahun ini mempunyai tema ‘Inovasi dan Teknologi untuk Kesetaraan Gender’ atau ‘Innovation and technology for gender equality’. Tentunya dengan harapan untuk mengingat bahwa para janda pun mempunyai hak yang sama seperti yang lainnya.
Pasalnya, masih banyak janda yang harus berjuang untuk dirinya bahkan anaknya untuk hidup dan mendapatkan pekerjaan. Indonesia pun juga mempunyai angka perceraian yang tinggi dan banyak di antaranya para janda harus sangat berjuang setelah bercerai.
Sejarah Hari Janda Internasional
Hari Janda Internasional pertama kali diresmikan pada tahun 2011 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Adapun peringatannya diinisiasi oleh The Loomba Foundation sebuah lembaga yang didirikan oleh pria asal India bernama Raj Loomba.
Melansir dari theAsianparent Raj Loomba dan istrinya ingin membantu para janda dan anak-anaknya. Terutama untuk mengubah budaya yang mendiskriminasi para janda yang terjadi di banyak negara.
Lembaga ini pun dibentuk untuk membantu dalam mengumpulkan dana agar bisa membantu anak-anak dan para janda bisa bersekolah. Karena dana tersebut sudah banyak janda di wilayah India, Asia, dan Afrika yang terbantu.
Pendiri The Loomba Foundation tersebut pun terinspirasi dengan perjuangan Shrimati Pushpa Wati Loomba. Seorang ibu yang berjuang untuk membesarkan anak-anaknya sendirian setelah ditinggal mati suami karena penyakit tuberkulosis.
Shrimati masih bisa cukup beruntung karena ia mempunyai warisan dari sang suami yang digunakan untuk pendidikan anak-anaknya hingga sukses. Serta membuat Raj sadar jika seorang ibu tidak punya warisan ia tidak mungkin bisa menempuh pendidikan tinggi.
Maka dari itu, muncullah sebuah gagasan dalam memperingati Hari Janda Internasional atau International Widow Day pada 26 Mei 2005 di House of Lords. Adapun pemilihan tanggal 23 Juni tersebut berasal dari hari ketika Puspha Wati menjadi janda yaitu 23 Juni 1954.
Kampanye yang dibuat oleh Raj Loomba dengan lembaganya dilakukan selama lima tahun lamanya. Sampai akhirnya pada sidang umum PBB Desember 2010 berhasil meresmikan peringatan ini sebagai peringatan global di seluruh dunia.
Advertisement