Masih Dirawat di RSAS Madinah, 10 Jemaah Indonesia Akan Dibadalhajikan

10 pasien yang berbaring di RSAS sehingga tidak bisa didorong ke Makkah untuk menjalani ibadah haji itu mayoritas adalah jemaah lanjut usia (lansia) dengan penyakit jantung, paru-paru, diabetes, hingga stroke.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 23 Jun 2023, 13:49 WIB
Jemaah yang sakit dan dirawat di KKHI Madinah hari ini secara bertahap mulai dievakuasi ke Makkah untuk persiapan mengikuti rangkaian ibadah umrah dan haji. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 10 jemaah haji Indonesia yang masih dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) di Madinah diperkirakan tidak bisa mengikuti safari wukuf di Arafah. Karena itu, 10 jemaah yang sakit tersebut akan dibadalhajikan oleh pemerintah.

"Ada 10 orang jemaah yang kemungkinan akan kita badalhajikan di tiga RS di Madinah, yakni RS King Fahd, RS King Salman bin Abdul Azis, dan RS Al Madinah," ujar Kasi Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daker Madinah, Thafsin Al Farizi, Kamis (22/6/2023).

Adapun 10 pasien yang berbaring di RSAS sehingga tidak bisa didorong ke Makkah untuk menjalani ibadah haji itu mayoritas adalah jemaah lanjut usia (lansia) dengan penyakit jantung, paru-paru, diabetes, hingga stroke.

"Pihak layanan kesehatan Madinah sudah berkomunikasi dengan bimbingan ibadah di Madinah sehingga jemaah-jemaah yang akan dibadalhajikan nanti disampaikan ke pihak keluarga, agar nanti ditunjuk siapa yang akan ditugaskan untuk membadalhajikan," katanya.

Sejak kedatangan jemaah Indonesia gelombang satu di Madinah pada 24 Mei 2023 hingga 17 Juni 2023, sebanyak 410 pasien dilakukan rawat inap. Sedangkan yang dirawat RSAS pada periode yang sama mencapai 128 orang.

Dari total jemaah sakit itu, tersisa lima pasien yang telah dievakuasi ke Makkah pada Kamis kemarin. Sementara 10 jemaah ini masih butuh perawatan intensif di RSAS sehingga harus badal haji.


Jemaah Haji Indonesia Meninggal di Tanah Suci Tembus 103 Orang

Makam Baqi di Madinah Arab Saudi (Liputan6.com/ Muhammad Ali)

Jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci tembus 100 orang lebih. Hingga hari ke-29 operasional haji, Rabu (21/6/2023) pukul 9.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau 13.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), tercatat jumlah jemaah haji meninggal mencapai 103 orang. Jumlah ini dari total 194.536 jemaah yang telah tiba di Tanah Suci.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag), jemaah meninggal di tiga lokasi, yakni di Makkah sebanyak 68 orang, di Madinah 32 orang, dan Jeddah tiga orang (satu di antaranya wafat di pesawat dalam perjalanan menuju Tanah Suci).

Jemaah haji yang wafat di Tanah Suci ini masih didominasi kelompok lanjut usia (lansia) yakni usia 65 tahun ke atas sebanyak 56 orang dengan rincian 34 jemaah meninggal di Makkah, 19 di Madinah, dan 3 di Jeddah. Dari total 103 kasus kematian ini juga, 61 di antaranya merupakan jemaah dengan risiko tinggi (risti) kesehatan, sedangkan 42 sisanya non-risti.

Jemaah haji yang wafat di Tanah Suci terbanyak berasal dari Embarkasi Surabaya (SUB) yakni 25 orang, disusul Embarkasi Solo-Yogyakarta (SOC) 17 orang, Embarkasi Jakarta-Bekasi (JSK) 16 orang, Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) 14 orang, dan selebihnya masing-masing di bawah 10 orang.

Berdasarkan Data Penyelenggaraan Kesehatan Haji Kemenkes RI di Arab Saudi, disebutkan bahwa penyebab kematian pada jemaah ini masih didominasi oleh penyakit jantung (infark miokard akut 32 kasus dan syok kardiogenik 21 kasus), serta penyakit stroke 5 kasus. Sedangkan sisanya tidak dirinci.

Infografis Rangkaian Puncak Ibadah Haji 2023 dan Pergerakan Jemaah Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya