Liputan6.com, Solo - Selain Stasiun Solo Balapan, Kota Solo juga memiliki stasiun lainnya yang bernama Stasiun Jebres atau Stasiun Solo Jebres. Stasiun ini berlokasi di Jalan Jend. Urip Sumoharjo, Purwodiningratan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.
Mengutip dari surakarta.go.id, stasiun ini diresmikan pada 1884 oleh Pemerintah Kasunanan Surakarta melalui perusahaan kereta api Hindia Belanda Staats Spoorwegen (SS). Pada masa itu, kehadiran stasiun ini memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.
Stasiun ini menjadi fasilitas publik sekaligus sebagai sarana lalu-lalang kereta api yang membawa berbagai kebutuhan pokok, seperti beras, padi, kapas, kulit, merica, nila, arang kayu, kulit kayu, tembakau, kopi, besi tempa, kerajinan kayu, daging, genting, minyak tanah, tepung, serta bahan makanan dan minuman. Selain itu, stasiun ini juga dijadikan jalur oleh kereta pengangkut pupuk, teh, obat-obatan, kertas, rokok, minyak, bahan kimia, hingga gelas.
Baca Juga
Advertisement
Awalnya, Stasiun Solo Jebres terkenal dengan nama Stasiun Soerakarta. Banyak masyarakat yang menyebut stasiun ini dengan nama Stasiun Solo Keraton dengan kode Stasiun SK.
Pasalnya, stasiun ini pernah digunakan untuk berbagai keperluan Keraton Surakarta Hadiningrat, salah satunya pertemuan Pakubuwana X dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Stasiun ini juga pernah dijadikan fasilitas para kerabat kerajaan saat akan bepergian dari satu kota ke kota lainnya. Terkait arsitekturnya, stasiun ini mengusung konsep 'indische empire'. Pada bagian depan dipenuhi detail layaknya bangunan Yunani dan Romawi.
Pada pintu masuk utama yang menjulang tinggi terdapat hiasan ornamen khas yang unik. Sementara pada ruang tengah, terdapat dua jendela atas yang melengkung dengan dua pintu klasik di bawahnya.
Pintu tersebut memiliki detail panel-panel yang bernuansa 'art nouveau'. Arsitektur ini memberikan kesan megah bak kerajaan.
Pada 2010, Pusat Pelestarian Benda dan Bangunan memberikan alokasi dana untuk revitalisasi Stasiun Solo Jebres. Tujuannya untuk mengembalikan unsur bangunan yang rusak dan memudar akibat termakan usia. Hingga kini, keaslian struktur bangunan Stasiun Solo Jebres masih terjaga dengan baik. Stasiun ini juga telah dinobatkan sebagai kawasan cagar budaya karena memiliki nilai arsitektur, sejarah, dan budaya yang masih utuh hingga saat ini.
(Resla Aknaita Chak)