Dukung Kaesang dan Gibran, PSI Tak Khawatir Dicap Pro Dinasti Politik Jokowi

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengaku tak khawatir dicap mendukung dinasti politik Presiden Joko Widodo atau Jokowi karena menyokong dua putra Jokowi, yakni Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.

oleh Winda Nelfira diperbarui 23 Jun 2023, 20:00 WIB
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI DKI Jakarta mengumumkan hasil 'Rembuk Rakyat Jakarta' ihwal calon gubernur (Cagub) untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024. (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengaku tak khawatir dicap mendukung dinasti politik Presiden Joko Widodo atau Jokowi karena menyokong dua putra Jokowi, yakni Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.

Diketahui, PSI mendukung Gibran saat maju Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Solo pada 2020 silam. Terbaru, PSI baru saja mengumumkan bahwa Gibran memperoleh posisi puncak hasil Rembuk Rakyat Jakarta sebagai calon gubernur (Cagub) untuk Pilkada DKI 2024.

"PSI sejak awal mendukung sosoknya (Gibran) didorong lagi sebagai Walkot Solo. Ada skeptisisme apa bisa anak ini? kan belum punya pengalaman dan keahlian," kata Wakil Ketua Umum PSI Andy Budiman, di DPW DKI, Jakarta Pusat, Jumat (23/6/2023).

"Tapi kita berpikir apa hak kita menghalangi rakyat Solo memilih yang terbaik. Prosesnya pun terbuka melalui demokratis," sambung dia.

Kendati demikian, dia menyampaikan partainya hanya mendukung tokoh yang memiliki kapasitas mumpuni. Hal itu, kata dia dibuktikan dengan menonjolnya Gibran memimpin Solo sebagai wali kota.

"Dan ternyata dua tahun memimpin Solo, Mas Gibran menonjol banget. Silakan cek antara kepala daerah di Indonesia sekarang, saya pikir kalau ditanya orang paling menonjol siapa, banyak orang jawab Mas Gibran," ungkap dia.


Dukungan Ditentukan dengan Mekanisme Demokratis

Spanduk bergambar dukungan PSI untuk Kaesang Pangarep maju sebagai Calon Wali Kota Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto).

Lebih lanjut, menurut Andy keluarga pejabat yang ikut kontestasi politik sah-sah saja. Selama, kata dia keluarga pejabat yang bersangkutan mengikuti proses pemilihan umum yang demokratis.

"Lalu kekhawatiran mengenai dinasti, dinasti itu bermasalah kalau dilibatkan dalam sistem tertutup non demokratis. Misalnya, ada organisasi di mana bapaknya punya kekuasaan menentukan anaknya jadi macam-macam, itu namanya dinasti," kata dia.

Meskipun demikian, Andy menekankan dukungan terhadap figur non kader PSI dilakukan dengan mekanisme yang demokratis. Termasuk, ucapnya platform Rembuk Rakyat Jakarta untuk menjaring suara publik dalam menentukan pemimpin.

"Sekali lagi ini adalah mekanisme suara dari bawah bukan pilihan DPW DKI. Ini adalah upaya menjaring darir bawah. Kita berharap orang-orang ini yang tepat," katanya.

Infografis Puan Maharani Ajak Kaesang Pangarep Gabung PDIP Usai Berniat Jadi Depok 1. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya