Bos Garudafood Buka-bukaan Rahasia Dapur di Depan Mahasiswa Unpar Bandung, Seperti Apa?

Hardianto Atmadja buka-bukaan rahasia dapur tentang strategi perusahaannya dalam menghadapi tantangan masa kini saat kuliah umum "Strategi Bisnis Pangan di Era Digital di Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jun 2023, 21:45 WIB
Presiden Direktur Garudafood Hardianto Atmadja memberikan kuliah umum strategi bisnis pangan di era digital di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/6/2023). (Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur Garudafood Hardianto Atmadja buka-bukaan rahasia dapur tentang strategi perusahaannya dalam menghadapi tantangan masa kini saat kuliah umum "Strategi Bisnis Pangan di Era Digital di Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung, Jawa Barat.

Dia menyatakan, dulu pemahaman terhadap konsep VUCA dapat membantu perusahaan maju dan bertahan. VUCA digambarkan sebagai suatu keadaan dimana begitu labil naik turun atau Volatile, tidak ada kepastian atau Uncertain, sangat rumit atau Complex, dan membingungkan atau Ambigue.

Namun konsep ini kemudian tergantikan dengan kondisi ‘BANI’ singkatan dari Brittle alias mudah pecah, Anxiety adalah keadaan yang mengkhawatirkan, N adalah Non-linear atau tidak lurus, dan I adalah Incomprehensible atau sulit dipahami.

BANI kemudian menjadi lebih relevan dengan kondisi saat ini ketika kondisi pandemi Covid-19 yang merubah pola kehidupan dan semakin pesatnya perkembangan teknologi digital, hingga kondisi perang yang menimbulkan efek domino di dunia bisnis.

Menghadapi tantangan tersebut, maka Garudafood menerapkan holistic strategic model, melakukan open platform strategy untuk menghasilkan produk-produk inovatif.   

“Perusahaan saat ini menghadapi tantangan besar, semakin pesatnya perkembangan teknologi digital terutama artificial intelligence, adanya situasi konflik peperangan, fluktuasi perekonomian dunia hingga karakteristik Gen Z yang memiliki tantangan tersendiri," ucap Hardianto, Jumat (23/6/2023)

Salah satu strategi Garudafood adalah kolaborasi terbuka (open collaboration) untuk menghasilkan produk-produk inovatif yang berkualitas secara cepat untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan, di antaranya dengan Hormel (Skippy peanut butter), Suntory (khusus produk minuman non-alkohol), Falcon (Produk Dilan), General Mills (produk Garuda O’Corn) serta Barry Callebaut salah satu produsen cokelat dan kakao terbesar di Asia Pasifik.

 


Holistic Strategic Model

Presiden Direktur Garudafood Hardianto Atmadja (tengah) mendengarkan pemaparan Rektor Unpar Mangadar Situmorang (kiri) didampingi Dekan Fakultas Teknologi Industri Thedy Yogasara Unpar (kanan) sebelum kuliah umum. (Istimewa)

Agar menjadi bisnis yang berkelanjutan, Garudafood juga menerapkan Holistic Strategic Model dengan memperhatikan tiga hal. Pertama, Best Brand; menambah kekuatan merek-merek perusahaan.  Kedua Best Value; ini terkait produk dan harga. Ketiga, Best Network, jaringan distribusi yang kuat baik domestik maupun ekspor.  

"Kami juga melakukan transformasi teknologi dan digitalisasi dalam proses bisnis yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam setiap lini usaha Perusahaan," sambungnya.

Pihaknya menyempurnakan sistem penjualan Sales Application Mobile (SAM), melakukan integrasi sistem Manufacturing Mobile Application (MMA) dengan Enterprise Resources Planning (ERP), dan memperkuat implementasi teknologi Industri 4.0 dan turunannya seperti IOT dan Connectivity untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan meningkatkan daya kompetitif.

 

 

Infografis Bisnis Game di Indonesia (Liputan6.com/Deisy Rika)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya