Liputan6.com, Jakarta Bagi umat Islam di seluruh dunia, perayaan Idul Adha pada Kamis, 29 Juni 2023 terjadi saat ibadah haji berakhir. Karena Idul Adha dikaitkan dengan hewan kurban, biasanya makanan yang dinikmati pada acara tersebut berpusat pada hidangan daging. Ini bisa berupa apa saja mulai dari semur hingga daging panggang dan barbekyu.
Masalahnya, konsumsi daging tidak selamanya sehat. Penelitian terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa daging olahan dapat meningkatkan risiko kanker dan daging merah mungkin juga berisiko.
Advertisement
Jadi, apakah daging kurban merupakan makanan yang harus dihindari? Jawaban singkatnya adalah tidak, tidak harus begitu, melainkan ini semua tentang kualitas dan kuantitas, jelas Emer Delany, ahli gizi di BBC Good Food.
Menurut Emer, daging adalah sumber protein yang sangat baik dan menyediakan banyak vitamin dan mineral penting yang dibutuhkan tubuh Anda untuk tumbuh dan bekerja. Daging merah, seperti domba dan sapi merupakan sumber zat besi yang kaya dan penting dalam mencegah kondisi anemia.
Mengonsumsi daging merah sekali atau dua kali seminggu mungkin cocok dengan pola makan yang sehat, terutama untuk balita dan wanita usia subur.
Berapa Banyak Daging yang Aman untuk Dimakan?
Penelitian terbaru menemukan bahwa orang yang makan sekitar 76 gram daging merah sehari meningkatan risiko terkena kanker usus dibandingkan dengan mereka yang makan sekitar 21 gram sehari.
Untuk itu, NHS menyarankan mereka yang secara teratur makan lebih dari 90 gram daging merah atau daging olahan setiap hari harus menguranginya karena risiko kanker usus besar.
Untuk memudahkan Anda dalam perhitungannya, NHS menyatakan:
• Dua potong tipis daging sapi panggang = 60g
• Satu potong daging domba = 70g
• Steak 5 ons = 80g
Cara Mengurangi Konsumsi Daging Berlebihan
1. Perbanyak sayuran dalam seporsi makan dan tambahkan sedikit daging, bukan sebaliknya. Misalnya, kurangi jumlah daging dalam semur dan kari, dan tambahkan sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian ekstra.
2. Gunakan sayuran dengan kualitas dan rasa seperti daging, seperti jamur dan terong.
3. Setelah merendam jamur kering (seperti porcini dan shiitake) dalam air panas, simpan cairan rendaman untuk digunakan dalam kaldu untuk menambah rasa 'daging'.
4. Temukan cara membatasi asupan daging yang cocok untuk Anda. Misalnya, pertimbangkan makan daging hanya pada akhir pekan, atau batasi makan daging hanya satu kali sehari.
5. Perbanyak sayuran di tengah konsumsi daging
Advertisement
Makna Kurban
Dikutip NU, kata kurban menurut etimologi berasal dari bahasa Arab qariba – yaqrabu – qurban wa qurbanan wa qirbanan, yang artinya dekat (Ibn Manzhur: 1992:1:662; Munawir:1984:1185).
Maksudnya yaitu mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengerjakan sebagian perintah-Nya. Yang dimaksud dari kata kurban yang digunakan bahasa sehari-hari, dalam istilah agama disebut “udhhiyah” bentuk jamak dari kata “dhahiyyah” yang berasal dari kata “dhaha” (waktu dhuha), yaitu sembelihan di waktu dhuha pada tanggal 10 sampai dengan tanggal 13 bulan Dzulhijjah. Dari sini muncul istilah Idul Adha.
Kurban adalah suatu sunnah Rasul yang sarat dengan hikmah dan keutamaan. Hal ini didasarkan atas informasi dari beberapa haditst Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam, antara lain:
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
Aisyah menuturkan dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda, “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.” (Hadits Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 1413 dan Ibn Majah: 3117)
Kriteria Hewan Kurban
Para ulama sepakat bahwa semua hewan ternak boleh dijadikan untuk kurban. Hanya saja ada perbedaan pendapat mengenai mana yang lebih utama dari jenis-jenis hewan tersebut.
Imam Malik berpendapat bahwa yang paling utama adalah kambing atau domba, kemudian sapi, lalu unta. Sedangkan Imam al-Syafi’i berpendapat sebaliknya, yaitu yang paling utama adalah unta, disusul kemudian sapi, lalu kambing (dikutip NU).
Advertisement