Liputan6.com, Jakarta Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan jelang pemilihan umum (pemilu) 2024. Hal itu disampaikan usai menghadiri kegiatan Fun Walk di Monas, Jakarta Pusat pada Minggu (25/6/2023).
"Tentunya ini adalah, pertaruhan kita semua, oleh karena itu selalu saya sampaikan jaga persatuan dan kesatuan, walaupun pilihan kita beda," kata Listyo.
Advertisement
Listyo menyampaikan, semangat kebersamaan dan persatuan harus betul-betul dijaga agar Pemilu 2024 bisa berjalan dengan damai.
Menurut dia, perbedaan pendapat sesuatu hal biasa, karena di dalam pemilu, selalu ada perbedaan, konflik.
"Tentunya ini harus dikelola. Sehingga kemudian hasilnya pun juga betul-betul bisa mendapatkan pemimpin yang memang siap untuk mengantar indonesia menuju indonesia maju," ujar Listyo.
Listyo mengatakan, Indonesia saat ini sudah berada pada posisi yang sangat bagus dan on the track. Indonesia menjadi negara yang saat ini juga disegani baik di ASEAN, Asia ataupun negara-negara lain.
"Ini harus kita pertahankan," ujar dia.
Karenya, Kapolri dorong seluruh elemen bangsa menjaga kesatuan dan persatuan. Listyo kembali mengingatkan agar selalu utamakan persatuan dan kesatuan.
"Mari kita kawal, kita jaga pemilu yang ada, kita tunjukkan kepada dunia bahwa demokrasi Indonesia adalah demokrasi mapan, modern, aman untuk mengantar mendapatkan, memilih pemimpin-pemipin nasional yang siap untuk menjadi presiden berikutnya menjadi Indonesia maju," tandas dia.
Daerah Rawan Konflik Pemilu 2024
Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Polri, Komjen Wahyu Widada mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan pemetaan terhadap wilayah yang berpotensi rawan gangguan keamanan saat Pemilu 2024 mendatang.
Menurut Wahyu, wilayah-wilayah yang berpotensi rawan gangguan keamanan saat pemilu 2024 yaitu Jawa Timur (Jatim) dan Papua.
"Kondisi tersebut bersifat dinamis dan masih bisa berubah. Dalam proses pemetaan wilayah potensi rawan masih menggunakan alat ukur yang sama pada 2019," kata Wahyu dilansir dari Antara, Selasa (20/6/2023).
Polri, kata Wahyu, sudah menyiapkan tiga tahap persiapan pengamanan untuk Pemilu 2024. Yang pertama, adalah melaksanakan pemetaan potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) setiap tahapan pemilu.
Kedua adalah melakukan indeks potensi kerawanan pemilu (IPKP) dalam rangka operasi. Adapun pendekatan yang akan dilakukan Polri berbeda dengan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI.
"Pendekatan kami adalah untuk potensi gangguan kamtibnas yang akan muncul seperti apa," katanya.
Menurut Wahyu, pendekatan pengamanan yang dilakukan Polri berorientasi pada potensi gangguan kamtibmas sehingga pihaknya dapat memberikan masukan kepada pimpinan untuk menyusun rencana operasi yang dapat mengamankan jalannya Pemilu 2024 dengan baik.
"Tahap ketiga belum dilaksanakan karena nanti akan dilaksanakan pada Oktober 2023," tambah Wahyu.
Kemudian, Polri akan bekerja sama dengan penyelenggara pemilu, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Bawaslu, dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
Polri melakukan "cooling system" dengan melibatkan seluruh tokoh nasional, tokoh agama, dan tokoh adat untuk mendukung pemilu yang lancar dan damai. Hal ini demi menjalankan operasi dalam rangka menciptakan situasi kamtibnas tetap kondusif.
"Termasuk, memonitoring media sosial terkait isu-isu hoaks, ujaran kebencian, dan melaksanakan deteksi aksi intelijen sebagai bentuk antisipasi mereduksi isu-isu agar tidak menyebar sehingga tidak terjadi polarisasi masyarakat," pungkasnya.
Advertisement