5 Cara Cegah Serangan Jantung pada Pasien Jantung Siaga, Kondisi yang Tanpa Sadar Dialami 3,2 Juta Orang di Indonesia

Sebanyak 1,4 persen dari total populasi di Indonesia didiagnosis jantung siaga atau jantung berdebar lebih cepat dari biasanya

oleh Aditya Eka PrawiraAde Nasihudin Al Ansori diperbarui 25 Jun 2023, 13:00 WIB
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan kardiologi intervensi Rumah Sakit Jantung Diagram Siloam Cinere, Sidhi Laksono Purwowiyoto, menjelaskan soal jantung siaga yang bisa berujung pada serangan jantung. Foto: Dok. RS Jantung Siloam.

Liputan6.com, Jakarta - Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi pasien jantung siaga di Indonesia sebesar 1,4 persen dari total populasi.

Artinya, sekitar 3,2 juta orang didiagnosis mengalami sebuah kondisi saat jantung berdebar lebih cepat dari biasanya. Jantung siaga juga menjadi tanda adanya masalah jantung yang lebih serius seperti serangan jantung.

Serangan Jantung Adalah

Serangan jantung adalah kondisi medis yang terjadi ketika aliran darah ke jantung terhenti atau terputus. Biasanya karena penyumbatan pembuluh darah jantung yang disebut arteri koroner.

Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan kardiologi intervensi Rumah Sakit Jantung Diagram Siloam Cinere, Sidhi Laksono Purwowiyoto, serangan jantung dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otot jantung. Dan, jika tidak segera ditangani, dapat mengancam nyawa pasiennya.

Berikut gejala serangan jantung yang dijelaskan Sidhi dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Minggu 25 Juni 2023.

  1. Nyeri dada
  2. Sesak napas
  3. Mual
  4. Kelelahan yang tak terduga

5 Tips Cegah Serangan Jantung pada Pasien Jantung Siaga

Sidhi pun membagikan lima tips untuk mencegah terjadinya serangan jantung terutama bagi pasien yang didiagnosis jantung siaga, di antaranya:

Olahraga Teratur

Berolahraga secara teratur dapat membantu memperkuat jantung dan meningkatkan kemampuannya untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

"Disarankan untuk melakukan olahraga aerobik seperti berjalan cepat, berlari, berenang, atau bersepeda, selama setidaknya 30 menit sehari, sebanyak tiga hingga lima kali seminggu," ujar Sidhi.


Cara Lain Cegah Serangan Jantung pada Pasien Jantung Siaga

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi pasien jantung siaga di Indonesia sebesar 1,4 persen dari total populasi. Sumber : Freepik

Konsumsi Makanan Sehat

Dilanjutkannya bahwa mengonsumsi makanan sehat dan seimbang dapat membantu menjaga kesehatan jantung.

Disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

Sebaliknya, hindari makanan yang tinggi lemak dan kolesterol seperti makanan cepat saji dan goreng-gorengan.

Jaga Berat Badan Sehat

Menjaga berat badan yang sehat juga penting karena kegemukan atau obesitas dapat meningkatkan risiko jantung siaga.

"Oleh karena itu, menjaga berat badan yang sehat melalui diet sehat dan olahraga teratur sangat penting untuk mencegah jantung siaga," katanya.


Begini Hindari Serangan Jantung pada Pasien Jantung Mendadak

5 Tips Cegah Jantung Siaga dan Perburukannya. Foto: Ade Nasihudin (15/9/2020).

Hindari Kebiasaan Merokok

Banyak orang menyadari bahwa merokok adalah kebiasaan buruk, tapi sebagian orang tetap melakukannya dengan alasan susah berhenti.

Padahal, merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko jantung siaga.

"Jika Anda merokok, segeralah untuk berhenti merokok," kata Sidhi.

Kurangi Jumlah Konsumsi Alkohol

Selain rokok, minuman beralkohol pun berkontribusi dalam memicu penyakit jantung.

"Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko jantung siaga. Disarankan untuk hanya mengonsumsi alkohol dalam jumlah sedang atau kurang, dan sebaiknya menghindari minuman beralkohol jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung," katanya.


Faktor Penyebab Serangan Jantung

Faktor Penyebab Serangan Jantung salah satunya pola makan yang tidak sehat. Credit: pexels.com/pixabay

Untuk mengurangi risiko siaga jantung hingga serangan jantung, masyarakat juga perlu mengetahui risiko pemicu dan menghindarinya.

Sebagian orang beranggapan bahwa berolahraga secara berlebihan dapat berakibat serangan jantung.

Padahal menurut Sidhi, faktor utamanya adalah gaya hidup yang tidak sehat seperti:

  • Pola makan yang tidak sehat
  • Kebiasaan merokok
  • Mengkonsumsi minuman beralkohol.

Selain itu, ada pula faktor stres kronis yang mendukung peningkatan tekanan darah dan membuat jantung seseorang bekerja lebih keras untuk memompa darah.

Di sisi lain, orang yang obesitas atau kelebihan berat badan juga memiliki risiko tinggi mengalami masalah jantung.

"Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko lebih tinggi mengalami serangan jantung karena jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh," kata dokter yang menempuh pendidikan spesialis jantung dan pembuluh darah di Universitas Indonesia itu.

"Hal ini dapat diperparah jika seseorang memiliki kondisi medis seperti diabetes, kolesterol tinggi, ataupun masalah kesehatan lainnya," pungkasnya.

Infografis serangan jantung (Source: Kementerian Kesehatan RI)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya