CEO Pintu Bicara Soal Talenta Digital di Indonesia dalam Membangun Proyek Web3

Pertumbuhan Web3 secara global terus bertumbuh pesat dan punya peluang besar bagi para developer Web3.

oleh Iskandar diperbarui 25 Jun 2023, 15:34 WIB
Founder & CEO Pintu, Jeth Soetoyo, dalam diskusi bertajuk 'SEA as a Platform and Market for Web3 Builders'. Dok: Pintu

Liputan6.com, Jakarta - Founder & CEO Pintu, Jeth Soetoyo, memberikan pandangannya tentang perkembangan Web3 di Indonesia. Web3 atau Web 3.0 merupakan evolusi yang signifikan dari Web2 atau Web2.0, khususnya dalam hal desentralisasi.

Pada Web3, pengguna memiliki kendali atas data, privasi dan konten apapun yang mereka buat secara online. Pergeseran paradigma ini membuat perkembangan Web3 semakin pesat, termasuk di Indonesia.

“Kondisi saat ini tidak seperti tahun 2018 atau 2019 yang masih cukup sulit bagi para developer Web3 maupun kripto untuk menemukan keyakinan dalam membangun ekosistem," kata Jeth dalam diskusi bertajuk 'SEA as a Platform and Market for Web3 Builders', dikutip Minggu (25/6/2023).

Ia menambahkan saat ini use-cases kripto sudah memiliki nilai dan tervalidasi dapat digunakan di berbagai sektor, seperti misalnya produk keuangan yang sebelumnya banyak orang tidak bisa mengakses hal tersebut secara bebas sekarang bisa mengakses dengan mudah.

"Namun, para founders Web3 masih menghadapi tantangan di tengah bear market saat ini yaitu bagaimana ketangguhan untuk bisa survive dan menyambut bull market yang akan datang,” ucap Jeth menambahkan.

Ia menilai para founders Web3 perlu melihat dari dua perspektif. Pertama harus bisa berpikir secara global, karena suka atau tidak suka kripto ada di ranah global, jadi value dari project Web3 harus benar-benar didorong oleh inovasi atau kemampuan penggunaan yang bisa diterapkan oleh basis pengguna global.

"Perspektif kedua soal pencarian talenta berbakat untuk mengembangkan project Web3. Saat ini talenta-talenta berbakat di bidang Web3 telah bermunculan dan semakin banyak, namun memang di Indonesia bisa dibilang masih belum setara dengan negara Asia Tenggara lainnya," ujarnya.

Meskipun begitu, kata Jeth, pertumbuhan Web3 secara global terus bertumbuh pesat dan punya peluang besar bagi para developer Web3.

 


28% Developer Bangun Ekosistem Pakai Bitcoin dan Ethereum

Ilustrasi Web3. Credit: Glenn Carstens-Peters/Unsplash

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan modal ventura crypto Electric Capital berjudul 2022 “Electric Capital Developer Report” disebutkan dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir, per Januari 2022 secara bulanan ada lebih dari 22 ribu developer aktif.

28% developer membangun ekosistemnya menggunakan Bitcoin dan Ethereum, sisanya sebanyak 72% membangun ekosistemnya di luar dari Bitcoin dan Ethereum, seperti Solana, NEAR, Polygon, Sui, Aptos, Optimism, Arbitrum, dan lain-lain.

Secara spesifik di Asia Tenggara, dilansir dari laporan perusahaan investasi ventura White Star Capital, ada 627 perusahaan crypto atau blockchain yang berkantor pusat di Asia Tenggara.

Sebagian besar pertumbuhan pendanaan modal ventura berasal dari perusahaan rintisan crypto, blockchain, dan web3 yang menarik hampir US$1 miliar dalam pendanaan pada 2022.

 


3 Hal Penting dalam Membangun Proyek Web3

Ilustrasi Penggunaan Internet Credit: pexels.com/pigjumbo

Untuk developer Web3 maupun kripto, ada tiga hal penting yang perlu dipertimbangkan dengan matang untuk membangun sebuah project. Pertama adalah membangun sebuah tim, kedua menyiapkan modal, dan ketiga adalah product market fit.

"Dari kaca mata saya, product market fit menjadi yang terpenting karena tanpa product market fit semua yang telah dibangun akan hilang karena proyek yang dikembangkan tidak mendapatkan respons positif dari pasar," tutur Jeth.

Market value Web3 diprediksi terus melonjak tajam. Dilansir dari Straits Research, market value Web3 secara global diperkirakan akan mencapai US$ 52,890 juta pada tahun 2030 dengan tingkat pertumbuhan per tahunnya (CAGR) sebesar 44,8% selama periode perkiraan dari 2022 hingga tahun 2030.

Secara spesifik di Asia Tenggara, menurut laporan dari Report Ocean, pasar Web3 Asia Tenggara di tahun 2030 diperkirakan memiliki market value sebesar US$6.475,8 juta pada tahun 2030 dengan CAGR sebesar 50,2%.


Infografis Pemblokiran Massal Web Streaming Ilegal. (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Pemblokiran Massal Web Streaming Ilegal. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya