Selain Terlibat Perang Rusia-Ukraina, Wagner Group Hasilkan Uang dari Kekacauan di Afrika

Berdasarkan laporan lembaga think thank, pimpinan Wagner Group Yevgency Prigozhin telah memanfaatkan pasukannya, pelatihan militer dan propaganda untuk mengembangkan bisnis.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Jun 2023, 16:37 WIB
Selain terlibat di perang Rusia-Ukraina, pasukan Wagner Group juga pernah terlibat sejumlah peristiwa di Afrika. (AP Photo/Bernat Armangue)

Liputan6.com, Jakarta - Pasukan Wagner Group mundur dari kota di Rusia yang direbut untuk hindari pertumpahan darah.

Dikutip dari ABC.net, Minggu (25/6/2023), pejuang Wagner Group telah meninggalkan kota Rostov-on-Don di selatan Rusia yang direbut dan kembali ke kamp lapangan, demikian disampaikan gubernur regional.

Pimpinan Group Wagner Yevgeny Prigozhin yang memberontak telah memerintahkan pasukannya yang telah maju ke Moskow untuk berbalik hindari pertumpahan darah.

Dalam keterangan kepada pers, Prigozhin mengatakan, pejuangnya telah maju hingga 200 kilometer dari Moskow dalam 24 jam. Prigozhin akan pindah ke Belarusia berdasarkan kesepakatan yang dimediasi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko untuk akhiri pemberontakan, demikian penjelasan Kremlin pada Sabtu, 24 Juni 2023.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menuturkan, Lukashenko telah menawarkan untuk menengahi dengan persetujuan Presiden Rusia Vladimir Putin. Hal ini karena dia telah mengenal Prigozhin secara pribadi selama sekitar 20 tahun.

Preskov menuturkan, kasus pidana terhadap Prigozhin terkait pemberontakan bersenjata akan dibatalkan dan pejuang Wagner tidak akan hadapi tindakan apapun sebagai pengakuan atas layanan sebelumnya ke Rusia.

Pejuang Wagner tidak ambil bagian akan menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan yang berusaha untuk membawa semua pasukan sukarelawan di bawah kendaliknya pada 1 Juli. Meski Putin sebelumnya berjanji menghukum mereka yang berpartisipasi dalam pemberontakan, Peskov menuturkan, perjanjian itu memiliki tujuan lebih tinggi untuk menghindari konfrontasi dan pertumpahan darah.

Peskov menolak untuk mengatakan apakah ada konsesi yang telah dibuat untuk Yevgeny Prigozhin, selain jaminan keselamatan baginya. Putin telah berjanji untuk menjamin dan anak buah Prigozhin membujuk dia untuk menarik semua pasukannya.


Operasi Pertama

Thumbnail tentara bayaran wagner berontak

Dikutip dari BBC, Grup Wagner atau Group Wagner (secara resmi disebut PMC Wagner) pertama kali diidentifikasi pada 2014, ketika mendukung pasukan separatis pro-Rusia di timur Ukraina.

Saat itu organisasi rahasia, beroperasi sebagian besar di Afrika dan Timur Tengah. Diperkirakan hanya memiliki sekitar 5.000 pejuang, kebanyakan berasal dari veteran resimen elit Rusia dan pasukan khusus.

Sejak itu, telah berkembang pesat. “Wagner hampir pasti sekarang memimpin 50.000 pejuang di Ukraina dan telah menjadi komponen kunci dari kampanye Ukraina,” ujar Kementerian Pertahanan Inggris pada Januari.

Organisasi itu mulai merekrut dalam jumlah besar pada 2022 karena Rusia kesulitan menemukan orang untuk tentara regular.

“Sekitar 80 persen pasukan Wagner di Ukraina ditarik dari penjara,” kata Dewan Keamanan Nasional AS pada awal tahun ini.

Adapun sebelum terlibat dalam peperangan di Ukraina dengan membantu Rusia, Profesor King’s College London, Tracey German menuturkan, operasi pertama grup tersebut membantu Rusia mencaplok Krimea pada 2014.

Selain itu, sejak 2015, tentara bayaran Grup Wagner ini telah berada di Suriah berperang Bersama pasukan pro-pemerintah dan menjaga ladang minyak. Selain itu, ada juga yang berada di Libya untuk mendukung pasukan yang setia kepada Jenderal Khalifa Haftar.


Mendulang Bisnis di Afrika

Perang antara tentara Sudan dan RSF pecah pada 15 April terkait ketegangan yang terkait dengan rencana yang didukung internasional untuk transisi menuju pemerintahan sipil. Konflik tersebut telah menewaskan ratusan warga sipil dan menelantarkan lebih dari 1,9 juta orang, serta memicu krisis kemanusiaan besar yang mengancam akan menyebar ke seluruh kawasan yang bergejolak. (AFP)

Tak hanya itu, dikutip dari CBC.ca, pada laporannya 3 Juni 2023, tentara bayaran ini mendulang uang dan bisnis serta pengaruhnya di Afrika selama beberapa tahun.

Pimpinan Wagner Group Yevgency Prigozhin memperdagangkan pasukan keamanannya, pelatihan militer dan layanan propaganda untuk akses ke sumber daya ekonomi yang berharga, menurut the Council on Foreign Relations think thank.

Uni Eropa dan Amerika Serikat baru-baru ini memberlakukan sanksi terhadap Wagnter terutama terkait akvitiasnya di seluruh Afrika. Pemerintah Kanada tidak mengikuti meski telah memberikan sanksi kepada berbagai orang dan entitas yang terkait dengan Wagner termasuk Prigozhin, terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina.

Wagner mungkin bukan satu-satunya perusahaan militer swasta yang dikontrak oleh pemerintah di Afrika-PMC dari China, Afrika Selatan, dan AS diketahui beroperasi di seluruh benua, tetapi beroperasi secara berbeda dan lebih rahasia, demikian disampaikan Sergey Sukhankin dari Jamestown Foundation, Lembaga think thank di Washington.

Batu loncatan di Sudan

Sukhankin menuturkan, Wagner pertama kali muncul di Ukraina pada 2014, ketika permusuhan pecah di wilayah timur Donbas. Kemudian terlibat dalam operasi perang saudara Suriah, mendukung rezim Bashar al-Assad dalam pertempuran melawan kelompok oposisi bersenjata.

Selanjutnya menemukan tumpuan di Sudan pada 2017, analis menuturkan, saat itu mulai membangun bisnis dari eksploitasi ketidakstabilan politik.

Sebagai imbalan atas konsesi penambangan emas, Wagner diduga menawarkan pelatihan keamanan, pengawasan dan logistik mantan Presiden Omar al-Bashir untuk pasukan Sudan untuk meredakan kerusuhan domestic pada saat dictator lama itu hadapi protes dan kehilangan dukungan serta beberapa pendukung regional. Demikian disampaikan Profesor Ilmu Politik dan Studi di McGill University, Khalid Mustafa Medani.

 


Bantah Terlibat Konflik Internal Sudan Bulan Lalu

YEVGENY PRIGOZHIN DAN PASUKAN WAGNER MENINGGALKAN ROSTOV-ON-DON

Wagner telah mempertahankan hubungan dengan Angkatan Bersenjata Sudan yang telah menguasai negara itu sejak pemberontakan rakyat menggulingkan Bashir pada 2019, dan pasukan RSF. Kedua kelompok itu kini berada dalam perebutan kekuasaan dan telah saling bertarung sejak April.

TIdak jelas, jika ada, dukungan yang mungkin diberikan Wagner kepada dua sisi, Prigozhin membantah terlibat dalam konflik internal Sudan bulan lalu.

Meskipun Wagner telah bekerja sama dengan RSF untuk melindungi operasi penyelundupan emasnya, Medani menuturkan belum tentu memihak dalam konflik tersebut.

“Tujuan utamanya adalah mengamankan kepentingan keuangan dan militer mereka, dan mereka tidak 100 persen yakin siapa yang akan menang,” ujar dia.

“Mereka melindungi taruhan bersama,” ia menambahkan.

Mencari Emas

Wagner telah menciptakan peluang lain dari kekacauan di seluruh Afrika, terutama di bekas jajahan Prancis seperti Republik Afrika Tengah, Mali dan Burkina Faso yang telah mengalami perang saudara, pemberontakan, atau kudeta dalam beberapa tahun terakhir.

Tentara bayaran Wagner yang telah hadir di CAR yang dilanda perang saudara sejak 2018 sebagai instruktur militer. Mereka sekarang melindungi presiden dan berpatroli di jalan-jalan ibu kota Bangui. Selain itu juga mengawasi dan mengambil untung dari eksploitasi sumber daya emas, berlian, dan penerbangan negara miskin itu.

Pada kesaksian Januari di hadapan Kongres, Wakil Sekretaris Urusan Politik AS mengklaim Wagner telah kuasai tambang emas di Mali. Tentara bayaran dilaporkan aktif sejak 2021. Mali salah satu produsen emas terbesar di Afrika, telah diperintah oleh junta militer menyusul kudeta berturut-turut pada 2020 dan 2021.

Organisasi Hak Manusia menuduh pasukan Wagner melakukan pelanggaran, termasuk penyiksaan dan pembunuhan baik di CAR dan MALI. Sebuah laporan PBB mengaitkan pasukan Wagner dan Mali dengan pembantaian lebih dari 500 orang pada Maret 2022, Sebagian besar warga sipil, selama lima hari di desa Moura, Mali Tengah. PBB melaporkan kalau perempuan dan anak perempuan menjadi korban perkosaan dalam serangan itu.

 


Sanksi Tak Efektif

Berdasarkan laporan AP, pihak berwenang Burkina Faso meminta emas hamper 30 juta dollar Amerika Serikat untuk diserahkan untuk keperluan publik, meningkatkan kemungkinan digunakan untuk mempekerjakan Wagner, menyusul pengusiran militer Prancis awal tahun ini.

Sanksi Tak Efektif

Terlepas dari perhatian, Sukhankin mempertanyakan kemampuan tentara bayaran Wagner untuk memerangi faksi bersenjata lokal, merujuk pada intervensi yang gagal melawan pemberontakan di Mozambik Utara.

“Wagner Group, dalam banyak hal bertindak seperti penasehat militer Soviet selama perang dingin. Militer soviet, bukanlah yang paling berhasil dalam organisasi gerakan kontra gerilya,” ujar dia.

Ada tekanan yang meningkat pada pemerintah Barat untuk menjatuhkan sanksi lebih keras pada Wagner dan menetapkannya sebagai organisasi teroris. Anggota parlemen memilih dengan suara bulat pada Januari untuk meminta pemerintah federal melakukan hal itu.

Namun, Medani tidak berpikir sanksi akan halangi Wagner. Ia menuturkan, banyak kekayaan dan aset perusahaan diselundupkan melalui negara ketiga.

Infografis 1 Tahun Perang Rusia - Ukraina, Putin Tangguhkan Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya