Fase Pemberangkatan Jemaah Haji Indonesia Selesai, Kuota Terserap 99,6 Persen

Selain kuota dasar, tahun ini Indonesia juga mendapat kuota tambahan dari Arab Saudi sebanyak 8.000 orang. Kuota tambahan ini terbagi atas 7.360 jemaah haji reguler dan 640 jemaah haji khusus.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 25 Jun 2023, 20:28 WIB
Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief (tengah), Ketua PPIH Arab Saudi Subhan Cholid (kanan), dan Kepala Kantor Urusan Haji Indonesia di Jeddah Nasrullah Jasam (kiri). (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Liputan6.com, Jakarta - Fase pemberangkatan jemaah haji Indonesia 1444 H/2023 M ke Tanah Suci telah selesai. Proses ini telah berlangsung sejak 24 Mei hingga 25 Juni 2023. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief mengatakan, serapan kuota haji tahun ini mencapai 99,6 persen.

"Alhamdulillah, kerja keras semua pihak mengantarkan keterserapan kuota haji Indonesia hingga 99,6 persen. Dari total kuota nasional 229.000 orang, realisasi penyerapannya mencapai 228.093 jemaah," ujar Hilman Latief di Makkah, Minggu (25/6/2023).

Hilman membeberkan, kuota dasar jemaah haji Indonesia tahun ini kembali normal, yakni sebesar 221.000. Kuota normal ini terbagi atas 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus.

"Kuota dasar sebesar 221.000 ini terserap habis, 100 persen, baik haji reguler maupun haji khusus," katanya.

Kuota Tambahan

Selain kuota dasar, tahun ini Indonesia juga mendapat kuota tambahan dari Arab Saudi sebanyak 8.000 orang. Kuota tambahan ini terbagi atas 7.360 jemaah haji reguler dan 640 jemaah haji khusus.

Hilman mengungkap, kepastian adanya tambahan kuota ini baru diinformasikan Pemerintah Arab Saudi pada 7 Mei 2023 atau sekitar pertengahan Syawal 1444 H. Saat itu masih berlangsung proses pelunasan kuota dasar.

Sementara, keberangkatan kelompok terbang (kloter) pertama jemaah haji reguler dari Indonesia dimulai pada 24 Mei 2023. "Waktu yang tersedia sangat mepet. Tapi kita terus berusaha," ujar Hilman. 

Setelah ada kesepakatan dengan DPR, biaya haji untuk kuota tambahan segera diajukan ke istana agar diterbitkan Keputusan Presiden (Keppres).

"Jadi tahun ini ada dua Keppres yang mengatur biaya haji kuota dasar dan kuota tambahan. Sebagai turunan, kami juga terbitkan dua Keputusan Menteri Agama tentang pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji," papar Hilman.


Jemaah Persiapan Puncak Haji

Suasana ibadah tawaf jemaah haji dari berbagai negara, termasuk Indonesia di Masjidil Haram, Makkah. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

 

Di tengah waktu yang tidak banyak, lanjut Hilman, jajaran Kemenag bekerja keras agar kuota tambahan juga bisa terserap optimal. Sampai batas akhir, ada 6.820 kuota haji reguler yang tervisa.

Dari jumlah itu, sebanyak 6.462 jemaah haji reguler bisa berangkat ke Tanah Suci lewat skema kuota tambahan. Sementara sebanyak 358 orang, meski sudah tervisa, membatalkan berangkat karena beragam alasan.

"Jadi dari 7.360 kuota tambahan jemaah haji reguler, tervisa 6.820 atau 87,8 persen, dan berangkat ke Saudi sebanyak 6.462 orang. Untuk kuota tambahan jemaah haji khusus, dari 640 kuota tervisa 631 orang atau 98,6 persen, " ucap Hilman.

Saat ini, seluruh jemaah Indonesia, baik reguler maupun khusus sudah berada di Kota Makkah untuk persiapan puncak haji. Mereka akan menjalani ibadah wukuf di Arafah pada 9 zulhijah 1444 H atau tepat Selasa, 27 Juni 2023 mendatang.


Waspada Heatstroke Saat Puncak Haji, Kenali Gejala dan Cara Penanganannya

Potret jemaah haji Indonesia saling bergandengan saat menuju ke Masjid Nabawi, Madinah atau pulang ke hotel. Mereka saling menjaga, terutama kepada jemaah lansia. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Sementara itu, operasional puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) bertepatan dengan puncak musim panas. Suhu udara saat pelaksanaan puncak haji ini diperkirakan mencapai 44 derajat Celsius. Karena itu, seluruh jemaah diminta mewaspadai ancaman heatstroke.

Heatstroke adalah kondisi tubuh yang tidak dapat mengontrol suhu tubuhnya. Kondisi ini terjadi karena paparan panas dengan suhu tinggi secara langsung sehingga menyebabkan kenaikan suhu inti tubuh hingga lebih dari 40 derajat Celsius.

Kondisi ini jika tidak segera ditangani dapat mengakibatkan kerusakan organ vital seperti otak, jantung, hingga ginjal.

Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, dr Tri Atmaja sebagai pelaksana pos kesehatan (Poskes) utama di Mina menyampaikan bahwa kondisi heatstroke perlu diwaspadai seluruh jemaah, terutama lanjut usia (Lansia) saat puncak haji.

"Jemaah haji perlu mewaspadai heatstroke terutama saat wukuf di Arafah dan di Mina untuk lontar jamrah selama tiga hari," ujarnya.

Karena itu, penting bagi jemaah haji dapat mengenali beberapa gejala heatstroke. Antara lain:

1. Suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 40 derajat celsius

2. Kelelahan

3. Kulit panas dan kering

4. Denyut nadi dan frekuensi napas meningkat

5. Gangguan neurologis berupa penurunan kemampuan berpikir dan berkonsentrasi, drowsiness (perasaan mengantuk yang kuat), hingga koma.

Infografis Cara Dapatkan Asuransi Jiwa dan Kecelakaan Jemaah Haji Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya