Jumlah Hewan Kurban Idul Adha 2023 di Jatim Diprediksi Naik 6 Persen, Pemotongan Capai 303.936 Ekor

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan ketersediaan hewan kurban seperti sapi, kambing, domba maupun kerban mencukupi

oleh Zainul Arifin diperbarui 26 Jun 2023, 08:31 WIB
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengecek ketersediaan sapi jelang Idul Adha 2023 di Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Malang pada Minggu, 25 Juni 2023 (Liputan6.com/Zainul Arifin) 

Liputan6.com, Malang - Pemerintah Provinsi Jawa Timur memproyeksikan jumlah hewan kurban pada Idul Adha 2023 ini naik hingga 6 persen dibanding tahun lalu. Ketersediaan hewan ternak di provinsi ini surplus, sangat mencukupi untuk kebutuhan kurban.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mengatakan stok hewan kurban sangat mencukupi. Masyarakat tak perlu khawatir ada kelangkaan sapi, kambing, domba maupun kerbau untuk kebutuhan Idul Adha 2023 ini.

“Saya sudah berkunjung ke berbagai sentra ternak khususnya sapi dan dipastikan stok hewan kurban kita sangat cukup,” kata Khofifah di sela kunjungan ke Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Malang, Minggu 25 Juni 2023.

Khofifah menambahkan, masyarakat juga harus memastikan syarat sah hewan kurban secara agama. Termasuk sehat yang ditunjukkan bukti surat keterangan veteriner memastikan ternak bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD).

“Jadi kondisi hewan kurbannya harus dalam keadaan sehat sehingga aman untuk dikonsumsi masyarakat luas,” kata dia.

Berdasarkan data Dinas Peternakan Jawa Timur, pada Idul Adha 2022 lalu total hewan kurban yang dipotong sebanyak 286.330 ekor terdiri dari sapi 53.151 ekor, kambing 200.807 ekor, domba 32.360 ekor, kerbau 12 ekor.

Kepala Dinas Peternakan Jatim Indyah Aryani, mengatakan pada Idul Adha 2023 diproyeksikan naik 5,5-6 persen atau sebanyak 303.936 ekor hewan dipotong. Terdiri dari 56.686 ekor sapi, 211.946 ekor kambing, 35.291 ekor domba dan 13 ekor kerbau.

“Kalau bisa naik sampai sepuluh persen pun tidak ada masalah karena stok hewan kurban kita surplus, cukup aman,” kata Indyah.


Memperhatikan Animal Welfare

Petugas memasukan daging ke besek di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Dharma Jaya, Jakarta, Rabu (21/7/2021). Dimana RPH Dharma Jaya menerima pemotongan sebanyak 600 ekor sapi dengan penerapan protokol kesehatan saat penyembelihan dengan tes swab sebelum bekerja. (merdeka.com/Imam Buhori)

Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat memperhatikan prinsip animal welfare atau kesejahteraan hewan selama momen kurban terutama saat pemotongan hewan. Di Jawa Timur sudah banyak juru sembelih halal (Juleha) yang bersertifikasi.

“Proses pemotongan hewan dilakukan dengan cara yang memuliakan hewan, tidak menyakiti hewan,” kata dia.

Pemotongan hewan kurban baik yang dilakukan oleh masyarakat lewat RPH maupun dilakukan di masjid, musala dan tukang potong hewan tidak dilakukan dengan cara membanting hewan. Sehingga pemotongan hewan kurban tetap dilakukan secara halal dan mulia.

“Jangan dibanting hewannya, tapi direbahkan. Proses ini sudah harus semakin kita sosialisasikan bagaimana pemotongan hewan kurban menggunakan prinsip animal wallpaper,” ujar Khofifah.

Infografis Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya