Liputan6.com, Jakarta - Sholat sunnah hari raya kurban atau sholat sunnah Idul Adha merupakan salah satu sholat yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Anjuran ini didasarkan karena Rasulullah semasa hidupnya tidak pernah meninggalkan sholat sunnah yang satu ini.
Akhirnya para ulama pun menilai bahwa sholat sunnah Idul Adha hukumnya sangat dianjurkan (sunnah muakkad). Terkait dengan lokasi, tempat pelaksanaan sholat sunnah Idul Adha berbeda-beda di setiap daerah.
Di Indonesia, lumrahnya dilaksanakan di masjid, jika masjidnya besar dan mampu memuat banyak orang. Namun tidak jarang juga banyak orang yang melaksanakan sholat sunnah ini di mushola, lapangan luas, jalanan, dan lain sebagainya.
Lantas, apakah sholat sunnah Idul Adha harus dilaksanakan di masjid?
Baca Juga
Advertisement
Saksikan Video Pilihan ini:
Keutamaan Tempat Pelaksanaan Sholat Hari Raya
Mengutip dari laman NU Online, sholat hari raya Idul Adha tidak harus dilaksanakan di masjid, namun boleh dilakukan di mushola, lapangan luas, dan tempat-tempat lain yang dinilai strategis untuk dijadikan tempat sholat. Hal ini dikarenakan sholat Idul Adha tidak memiliki syarat khusus agar dilakukan di masjid, sehingga para jamaah diperkenankan untuk menunaikan di berbagai tempat. Bahkan Rasulullah pernah melakukan sholat id di lapangan, sebagaimana disebutkan dalam salah satu riwayat.
Dalam riwayat tersebut dijelaskan bahwasanya sholat hari raya Idul Adha tidak disyaratkan harus dilakukan di masjid. Sebab, andai saja harus dilakukan di masjid, maka nabi akan melakukannya di masjid, bukan di mushola. Lalu, manakah yang lebih utama, apakah sholat sunnah Idul Adha di masjid, mushola, atau di tanah lapang?
Berkaitan dengan hal ini, para ulama berbeda pendapat dalam menyikapi persoalan keutamaan tempat pelaksanaan sholat hari raya. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Abu Thayyib Muhammad Syamsu al-Haq dalam salah satu karyanya yang berjudul ‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud. Ia mengatakan bahwa terdapat dua pendapat dalam hal ini, (1) menurut Imam Syafi’i, jika masjidnya luas maka lebih baik sholat di masjid. Jika tidak, maka lebih baik sholat di luar masjid; dan (2) menurut Imam Malik, sholat di tempat luas lebih utama,
Menurut Imam Syafi’i, lebih utamanya masjid dalam melaksanakan sholat hari raya idul Adha hanya apabila masjidnya luas dan mampu menampung semua jamaah, baik yang merdeka dan budak, orang kaya dan miskin, orang tua dan pemuda. Namun jika masjidnya sempit dan tidak bisa menampung semua jamaah, maka sholat di tempat luas tetap lebih baik. Karena sholat hari raya pada prinsipnya untuk mengumpulkan umat Islam menjadi satu.
Sedangkan menurut Imam Malik, alasan di balik pendapat sholat Idul Adha di tanah luas lebih utama daripada masjid, karena andai saja masjid lebih utama, maka tentunya Rasulullah akan melaksanakan sholat di masjidnya, bukan di tempat yang luas. Sebab Rasulullah merupakan satu-satunya orang yang paling menjaga pada keutamaan sebuah ibadah.
Advertisement