SBY: Jokowi Berhak Endorse Capres Tertentu Asal Tidak Pakai Sumber Daya Negara

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa memberikan dukungan atau endorsement kepada capres yang akan maju di Pilpres 2024.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 26 Jun 2023, 16:42 WIB
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato pada malam kontemplasi di Puri Cikeas Bogor, Senin (9/9/2019). Pada pidatonya di tengah-tengah bangsa Indonesia yang majemuk ini, menurut SBY, kasih sayang adalah sebuah harga mati. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa memberikan dukungan atau endorsement kepada capres yang akan maju di Pilpres 2024.

"Adalah hak Presiden Jokowi untuk memberikan endorsement kepada siapapun untuk menjadi Capres dan atau Cawapres. Tidak boleh endorsement yang berarti dukungan dan 'keberpihakan' itu dianggap keliru. Tak ada yang boleh melarang dan menghalanginya," tulis SBY dalam buku yang baru saja diluncurkan 'Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi', Senin (26/6/2023).

SBY juga tidak menyalahkan jika Jokowi melakukan kerja politik untuk memenangkan capres pilihannya.

"Tentu dengan catatan beliau tidak menggunakan sumber daya negara untuk menyukseskan kandidat yang dijagokannya itu," sambungnya.

Selain itu, Jokowi dalam mengendors salah satu caprea atau cawapres, dianggap tidak etis jika lembaga intelijen (BIN), Polri, TNI, Penegak Hukum, BUMN dan perangkat negara yang lain itu digunakan.

Sebab, hal tersebut jelas merupakan pelanggaran undang-undang yang serius karena bakal membuat Pilpres mendatang tidak lagi jujur dan adil.

"Siapapun di negeri ini, tentu termasuk Presiden, jika melakukan perbuatan sehingga sebuah pemilihan umum, termasuk Pilpres, benar-benar tidak bebas, tidak jujur dan tidak adil ini sudah berkategori melanggar konstitusi. Ingat, amanah UUD 1945, 'Pemilihan Umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil," ucap SBY.

Selain itu, dia juga berharap agar cawe-cawe Presiden Jokowi tidak untuk menghalang-halangi capres atau cawapres lain untuk ikut dalam kontestasi demokrasi di 2024 mendatang.

"Artinya, siapapun yang ingin menjadi capres atau cawapres dalam Pilpres 2024 tidak boleh dihalang-halangi, apalagi jika dilakukan dengan penyalahgunaan kekuasaan," imbuh dia.


Buku SBY: Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi

Lukisan karya Susilo Bambang Yudhoyono (Sumber: Instagram/aniyudhoyono)

Diketahui, SBY meluncurkan buku berjudul 'Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi'. Buku tersebut baru saja diluncurkan hari ini, Senin (26/6/2023) yang ditujukan khusus untuk kader Partai Demokrat.

Berdasarkan foto yang diterima Liputan6.com, buku tersebut didominasi warna merah dan hitam berjumlah 24 halaman. Di atas judul buku terdapat tulisan 'The President Can Do No Wrong'.

"Apa yang ingin saya ungkapkan dalam artikel ini sepenuhnya pandangan dan pendapat saya. Yang setuju dengan saya monggo, yang tidak setuju tentu saya hormati. Itulah indahnya konstitusi kita, UUD 1945, yang menjamin dan memproteksi kebebasan berbicara," demikian tukis SBY di halaman pertama buku tersebut," dikutip Senin (26/6/2023).

Di halam terakhir yakni halaman 23-24, SBY menuliskan kata-kata penutup.

"Apa yang saya sampaikan di artikel ini berangkat dari niat dan tujuan yang baik. Jika banyak yang mengait kepada Presiden kita, Pak Jokowi, ini semata-semata agar beliau tidak melakukan kesalahan yang serius. Ingat kata- kata orang bijak 'The President Can Do No Wrong'. Artinya 'Presiden tidak boleh berbuat salah'. Bukan diartikan 'seorang presiden tidak boleh disalahkan, dia selalu benar'. Bukan begitu artinya," tulis SBY.

Infografis Mimpi SBY Naik Kereta Bersama Jokowi dan Megawati. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya