Liputan6.com, Makkah - - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah menyiapkan petugas badal haji untuk seluruh jemaah Indonesia yang tidak bisa melaksanakan rangkaian puncak ibadah haji. Hingga saat ini, tercatat sudah ada 279 petugas yang telah disiagakan untuk melakukan badal haji.
Kepala Bidang Bimbingan Ibadah (Kabid Bimbad) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Suratman mengatakan, pihaknya telah melakukan seleksi terhadap petugas haji. Mereka yang diseleksi berasal dari petugas PPIH dan mukimin tenaga pendukung di Arab Saudi.
Advertisement
"Kita seleksi apakah mereka sudah haji atau belum. Kalau yang belum berhaji tentunya kita gugurkan mereka sebagai petugas badal haji. Hanya mereka yang sudah berhaji saja," ujarnya saat ditemui di Kantor PPIH Arab Saudi Daker Makkah, Senin (26/6/2023).
Suratman menyatakan, setiap petugas hanya akan melakukan badal haji untuk satu orang jemaah. "Secara syariah memang petugas badal haji itu hanya menerima satu badal saja. Jadi tidak boleh saty orang menerima lebih dari satu orang badal."
Nantinya jemaah haji yang dibadalhajikan akan mendapatkan sertifikat haji dari PPIH Arab Saudi. Jemaah yang dibadalhajikan juga bisa mendapatkan bukti dokumentasi pelaksanaan ibadah mulai dari wukuf di Arafah hingga selesai rangkaian puncak haji.
"Nanti kita akan minta semua petugas untuk memfoto atau memvideokan ketika mereka melakukan acara dari Arafah sampai selesai," ujar Suratman.
100 Lebih Jemaah Akan Dibadalhajikan
Sebelumnya, Suratman menyampaikan ada tiga kelompok jemaah haji yang akan dibadalhajikan. Pertama, yang menjadi prioritas badal haji adalah jemaah yang meninggal dunia.
"Jemaah yang wafat di embarkasi dalam perjalanan ke Arab Saudi maupun yang wafat di Arab Saudi sebelum wukuf. Ini sudah ambil wukuf besok, kita sudah melakukan pendataan," ujar Suratman saat ditemui di Kantor PPIH Arab Saudi Daker Makkah, Senin (26/6/2023).
Menurut Suratman, ada 9 orang jemaah haji reguler yang wafat di embarkasi, ditambah 1 orang jemaah haji khusus. Sementara jemaah yang wafat di Tanah Suci hingga Senin pukul 15.30 Waktu Arab Saudi (WAS) berjumlah 154 orang.
Kelompok kedua yang akan dibadalhajikan adalah jemaah yang masih dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesian (KKHI) maupun di rumah sakit Arab Saudi dan tidak memungkinkan mengikuti safari wukuf.
"Nah untuk pendataan ini (jemaah sakit yang perlu badal haji) kita masih bergerak datanya sehingga sampai saat ini belum ada kepastian angka," papar Suratman.
Sementara kelompok ketiga yakni jemaah yang menderita demensia. Jemaah dengan kondisi ini memenuhi syarat dibadalhajikan sesuai syariah maupun Peraturan Menteri Agama No 13 Tahun 2021.
"Mengingat mereka juga bisa mengganggu jemaah lainnya," ucap Suratman.
Suratman mengatakan, pendataan jemaah yang akan dibadalhajikan ini masih akan berlangsung hingga sebelum pelaksanaan wukuf, besok Selasa 9 Dzulhijjah 1444 H atau 27 Juni 2023. Sehingga jumlah jemaah yang akan dibadalhajikan masih dinamis.
Advertisement