Heboh Kemunculan Virus Oz, Eks Petinggi WHO: Jangan Disepelekan tapi Tak Perlu Khawatir Berlebihan

Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang bisa ia sampaikan terkait virus Oz di Jepang.

oleh Diviya Agatha diperbarui 27 Jun 2023, 14:19 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama merincikan apa saja hal-hal yang bisa disampaikan terkait kemunculan virus Oz. Seperti diketahui, virus Oz menyebabkan satu orang meninggal dunia di Jepang. (Foto: Dok. Pribadi)

Liputan6.com, Jakarta Satu kematian pada seorang wanita berusia 70 tahun di Jepang akibat virus Oz menambah satu lagi tugas para ahli kesehatan. Lantaran, sebelumnya belum pernah ditemukan kasus kematian akibat virus Oz pada manusia.

Seperti diketahui, virus Oz ditularkan dari seekor kutu yang masuk kategori Amblyomma testudinarium. Berdasarkan laporan pihak Kementerian Kesehatan Jepang, sengatan yang terjadi menimbulkan beberapa gejala pada pasien sebelum dinyatakan meninggal dunia.

Merespons hal itu, sebagian masyarakat pun sudah mulai merasa ngeri. Lantas, harus bagaimana menyikapi virus Oz?

Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara sekaligus Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Profesor Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang bisa ia sampaikan terkait virus Oz di Jepang.

"Dari waktu ke waktu akan selalu ada saja laporan tentang jenis penyakit 'baru' dari berbagai belahan negara di dunia," kata Tjandra melalui keterangan pada Health Liputan6.com, Selasa (27/6/2023).

Belum Ada Penjelasan Ilmiah Pasti

Sehingga menurut Tjandra, saat penyakit baru muncul, para ahli masih perlu waktu untuk mengkaji secara lebih rinci mengenai dampaknya. Hal tersebut dilakukan agar ada penjelasan ilmiah secara pasti soal virus Oz yang bisa diinformasikan.

"Kalau kasus dan atau kematian masih amat baru terjadi, maka para ahli masih mengkaji tentang dampak rincinya, baik dari sisi klinik maupun epidemiologi. Jelas pada saat awal belum akan tersedia penjelasan ilmiah yang pasti," ujar Tjandra.


Jangan Menyepelekan tapi Tak Boleh Khawatir Berlebihan

Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa penting untuk tidak menyepelekan virus Oz. Namun, di sisi lain, jangan juga khawatir berlebihan dalam menyikapinya.

Lebih lanjut Tjandra mengungkapkan bahwa dari penjabarannya di atas jugalah, masyarakat memang tidak boleh menyepelekan adanya laporan penyakit baru. Namun, tidak pula khawatir berlebihan.

"Kita memang tidak boleh menyepelekan adanya laporan penyakit baru, tetapi juga jangan khawatir berlebihan," ujar Tjandra.

"Jangan pula terlalu cepat membuat kesimpulan karena memang data ilmiah belumlah lengkap tersedia," sambungnya.


Hal yang Bisa Dilakukan dalam Merespons Virus Oz

Hal-hal yang bisa masyarakat lakukan sejauh ini dalam merespons virus Oz. Salah satunya dengan mengikuti perkembangan ilmiahnya yang terpercaya. (Photo by Trnava University on Unsplash)

Tjandra mengungkapkan bahwa untuk saat ini, masyarakat bisa lebih dulu mengikuti secara mendalam soal perkembangan virus Oz.

"Ikuti secara mendalam perkembangan data ilmiah tentang kasus ini, tentu dari sumber yang dipercaya dalam setidaknya dua bentuk. Satu, keterangan badan resmi negara atau dunia," kata Tjandra.

"Dua, hasil penelitian yang dipublikasi resmi, bukan dalam WhatsApp berantai tanpa sumber yang jelas," tegasnya.


Pesan Prof Tjandra untuk Pemerintah dalam Hal Virus Oz

Menurut Prof Tjandra Yoga Aditama, ada tiga cara menjaga dan menjamin surveilans yang baik untuk pemerintah dalam menyikapi virus Oz. (Photo: pexels.com/Andrea)

Tjandra menyarankan agar pemerintah bisa menjaga dan menjamin surveilans secara baik dalam menyikapi virus Oz.

"Ada atau tidak penyakit baru, maka pemerintah tentu harus menjaga dan menjamin surveilans selalu berjalan secara baik," ujar Tjandra.

Surveilans tersebut dapat dijaga dalam tiga bentuk. Berikut diantaranya:

  1. Surveilans berbasis gejala
  2. Surveilans berbasis laboratorium, bahkan sampai tahap genomik
  3. Ruang lingkup surveilans yang harus dikerjakan. Pertama, surveilans klinis pada pasien. Kedua, surveilans epidemiologi di komunitas. Ketiga, surveilans pada hewan yang mungkin berdampak pada kesehatan manusia. Keempat, surveilans keadaan lingkungan yang mungkin berdampak pada kesehatan manusia.
Berbagai Keluhan atau Aduan Peserta BPJS Kesehatan.(Abdillah/Liputan6.com)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya