Komentari Perlindungan terhadap Muslim India, Obama Dinilai Munafik

Dua menteri India balik mengkritik kebijakan Obama terhadap negara-negara mayoritas muslim semasa dia memerintah.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 27 Jun 2023, 16:05 WIB
Presiden AS Joe Biden dan mantan Presiden Barack Obama berdiri bersama di atas panggung saat acara tentang Undang-Undang Perawatan Terjangkau, atau biasa disebut Obamacare di East Room Gedung Putih di Washington, 5 April 2022. (AP Photo/Carolyn Kaster)

Liputan6.com, New Delhi - Pejabat India ramai-ramai mengkritik mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama atas pernyataannya baru-baru ini tentang muslim di negara itu.

Dalam wawancaranya pekan lalu, Obama mengatakan bahwa India dapat tercerai-berai jika hak-hak minoritas tidak dilindungi. Perdana Menteri India Narendra Modi sendiri tengah dalam kunjungan kenegaraan ke AS saat itu.

"Jika presiden bertemu dengan PM Modi maka perlindungan minoritas muslim di mayoritas Hindu India merupakan isu yang layak diangkat. Jika saya berbicara dengan PM Modi, yang saya kenal dengan baik, sebagian dari argumen saya adalah bahwa jika Anda tidak melindungi hak-hak etnis minoritas India maka ada kemungkinan kuat India pada suatu saat akan tercerai berai," kata Obama seraya menambahkan bahwa hal itu akan bertentangan dengan kepentingan India, seperti dilansir BBC, Selasa (27/6/2023).

Obama dilaporkan menjalin hubungan yang hangat dengan PM Modi semasa menjadi presiden AS.

Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman, yang berasal dari partai yang sama dengan PM Modi, Bharatiya Janata (BJP), mengatakan pada Minggu (25/6) bahwa dia terkejut dengan pernyataan Obama yang muncul di tengah kunjungan PM Modi ke AS yang bertujuan memperdalam hubungan kedua negara.

"Dia berkomentar soal muslim India... sementara selama masa kepresidenannya AS telah mengebom negara-negara mayoritas muslim mulai dari Suriah hingga Yaman," ujar Sitharaman seperti dilansir The Guardian. "Kenapa kita harus mendengarkan tuduhan dari orang semacam itu?"

Menteri Pertahanan India Rajnath Singh turut bereaksi terhadap pernyataan Obama dengan mengatakan bahwa India tidak pernah mendiskriminasi orang berdasarkan agama mereka.

"Orang-orang harus mencoba memahami karakter sekuler India," kata Singh, sambil menambahkan bahwa mereka yang mengomentari hak minoritas India harus juga memikirkan berapa banyak negara muslim yang telah mereka serang.

Obama dan AS belum secara terbuka mengomentari pernyataan dua menteri India tersebut.


PM Modi: Tidak Ada Ruang untuk Diskriminasi

PM India Narendra Modi (Dok. MONEY SHARMA / AFP)

Di AS, PM Modi mendapat sambutan hangat dari para pemimpin bisnis dan anggota diaspora India yang berpengaruh, termasuk banyak CEO Silicon Valley. Namun, kunjungannya juga diwarnai protes.

Tujuh puluh lima politikus Demokrat dilaporkan menulis surat kepada Biden yang isinya mendesak dia mengangkat isu hak asasi manusia dalam pertemuannya dengan PM Modi. Beberapa dari mereka, termasuk Alexandria Ocasio-Cortez, bahkan memboikot pidato Modi di Kongres.

Dalam konferensi pers bersama dengan Biden, Modi menegaskan bahwa tidak ada ruang untuk diskriminasi di bawah pemerintahannya. Pernyataannya itu merupakan tanggapan atas pertanyaan tentang hak-hak muslim dan minoritas lainnya di India.

Kunjungan tiga hari PM Modi ke India ditandai dengan sambutan seremonial di Gedung Putih, makan malam kenegaraan yang mewah, dan penandatanganan sejumlah kesepakatan penting.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya