Liputan6.com, Jakarta Sekitar satu bulan lebih Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pencabutan status Darurat Kesehatan Global untuk COVID-19. Kini, muncul kabar baru terkait temuan virus Oz di Jepang.
Keterangan pihak Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan virus Oz telah menyebabkan satu orang wanita berusia 70 tahun meninggal dunia. Sebelumnya, pasien mengalami beberapa gejala dan sempat dirawat di rumah sakit.
Advertisement
Menyikapi hal ini, Anda mungkin salah satu yang mempertanyakan bagaimana risiko kemunculannya di Indonesia. L
Epidemiolog sekaligus peneliti Global Health Security Policy Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengungkapkan bahwa keberadaannya belum bisa secara eksplisit diungkap.
"Kalau bicara virus Oz yang ada di Jepang, keberadaannya di Indonesia masih belum bisa secara eksplisit kita sampaikan karena belum ada datanya," ujar Dicky melalui keterangan pada Health Liputan6.com, Selasa (27/6/2023).
Mengenal Soal Virus Oz
Seperti diketahui, virus Oz yang muncul di Jepang terjadi lantaran pasien terkena sengatan seekor kutu. Kutu tersebut masuk kategori Amblyomma testudinarium.
Dicky menjelaskan, kutu yang menyebabkan virus Oz juga masuk dalam anggota keluarga Thogotovirus. Meskipun namanya masih asing, virus Oz sebenarnya sudah ditemukan sejak 2018 lalu.
"Ini (virus Oz) relatif baru, walaupun bukan sama sekali baru. (Sudah ditemukan) 2018. Secara umum kelompok dari virus Oz ini ada di namanya Thogotovirus," kata Dicky.
Risiko Ancaman Tetap Ada, Tapi Tidak Sampai ke Tahap Pandemi
Lebih lanjut Dicky mengungkapkan bahwa belum diketahui bagaimana dampak lebih serius dari virus Oz secara rinci. Namun, risiko akan tetap ada dan mungkin akan menyebabkan KLB.
"Mengingat virus lain di keluarga Thogotovirus ini dikaitkan dengan dampak serius, penyakit serius pada manusia, jadi sangat masuk akal bahwa kita bisa menganggap virus Oz menjadi potensi ancaman pada manusia," ujar Dicky.
"Tapi kalau bicara pandemi ya enggak, kalau bicara KLB (Kejadian Luar Biasa) ya bisa berpotensi," tegasnya.
Advertisement
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Menurunkan Risiko Virus Oz?
Menurut Dicky, pencegahan akan lebih baik. Sehingga dalam menghadapi virus Oz, ada beberapa hal yang bisa dilakukan mulai dari daerah pedesaan, peternakan, hingga perkotaan.
"Dengan cara apa? Mengenakan pakaian yang panjang supaya tidak kena kutu. Kemudian penting untuk sanitasi lingkungannya jadi kutunya harus dibasmi. Hewannya diperlihara dengan sehat. Peternakan hewan harus bersih," kata Dicky.
"Para pekerja di peternakan juga harus diberikan pemahaman sanitasi hygiene yang baik. Mereka harus selalu pakai sarung tangan, lengan panjang, dengan sepatu boots misalnya. Memakai masker. Hal-hal seperti ini harus jadi budaya."
Virus Oz Jadi Pengingat Soal Pentingnya One Health
Dalam kesempatan yang sama, Dicky mengungkapkan bahwa kemunculan virus Oz sebenarnya memberikan pesan soal pentingnya penerapan One Health.
"Ini sebetulnya memberi pesan bahwa semakin penting pendekatan One Health. Jadi kesehatan antara manusia, hewan, dan lingkungan. Ini yang menuntut peran dokter hewan, epidemiolog di dunia hewan, ahli lingkungan menjadi sangat penting," kata Dicky.
Terlebih, Indonesia merupakan negara yang kaya akan hewan. Sehingga menurut Dicky, penting untuk menyoroti kesehatan bukan hanya pada manusia, melainkan hewan beserta lingkungan.
Advertisement