John Bannister Goodenough, Pencipta Baterai Lithium-ion Meninggal Dunia di Usia 100 Tahun

John Bannister Goodenough, yang dikenal luas sebagai pencipta baterai lithium-ion, meninggal dunia pada Minggu (25/6/2023) di usianya yang menginjak 100 tahun.

oleh Dinda Charmelita Trias Maharani diperbarui 27 Jun 2023, 15:00 WIB
Pencipta baterai lithum-ion, John Bannister Goodenough. (REUTERS/Peter Nicholls)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu ilmuwan paling berpengaruh di bidang teknologi John Goodenough meninggal dunia pada Minggu, 25 Juni 2023 lalu, di usianya yang menginjak 100 tahun. Ia adalah John Bannister Goodenough, yang dikenal luas sebagai pencipta baterai lithium-ion.

Meskipun beberapa orang mungkin belum pernah mendengar namanya, jasa penemuan Goodenough telah secara efektif membuat penggunaan ponsel, laptop, dan kendaraan listrik menjadi praktis.

Lantas bagaimanakah sejarah baterai lithium-ion yang diciptakannya berhasil memberikan kontribusi besar bagi industri teknologi dunia?

Dilansir Engadget, Selasa (27/6/2023), sebelumnya para peneliti telah mengeksplorasi inovasi baterai lithium. Misalnya, M. Stanley, yang menghasilkan desain gabungan lithium dengan titanium disulfida. 

Namun, The New York Times mencatat bahwa John Bannister Goodenough-lah yang mencapai terobosan besar pada tahun 1980, saat ia berada di Universitas Oxford. 

Goodenough membuat katoda dengan lapisan litium dan kobalt oksida yang menghasilkan kekuatan voltase lebih tinggi, sekaligus meningkatkan keamanan penggunaan.

Baterai ini memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan baterai sebelumnya, seperti asam timbal dan nikel-kadmium.

Di sisi lain, Akira Yoshino juga berkontribusi dalam menghasilkan desain praktis untuk Asahi Kasei Corporation. Sementara itu, Sony menghadirkan baterai lithium-ion isi ulang yang ramah konsumen pada tahun 1991. 

Setelah inovasi ini berhasil dikembangkan, kinerja baterai lithium-ion memungkinkan perangkat seluler, seperti ponsel, tablet, dan laptop menjadi lebih ramping dan tahan lama. Sedangkan, mobil listrik akhirnya dapat digunakan secara efektif. 


Pengembangan Baterai Generasi Baru

Ilustrasi baterai lithium (sumber: forbes.com)

Di sisi lain, selama bertugas di Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada tahun 1950-an dan 1960-an, Goodenough telah membantu memelopori teknologi Random Access Memory (RAM).

Teknologi penyimpanan ini merupakan jenis memori yang sering ditemui pada berbagai produk komputasi. 

Tak hanya itu, Goodenough terus aktif menjadi peneliti hingga usia 90 tahun-an. Diketahui, ia juga secara rutin berbagai paten dengan rekan-rekannya.

Hingga beberapa tahun lalu, Goodenough sedang mengembangkan teknologi baterai generasi selanjutnya yang menjanjikan terobosan kinerja untuk energi terbarukan dan mobil listrik. 


Menerima Berbagai Penghargaan

Ilustrasi peraih Nobel di Bidang Kimia 2019. Kredit: Niklas Elmehed

Kini, industri secara perlahan beralih dari baterai lithium-ion. Produsen mobil listrik sedang merencanakan penggunaan baterai solid-state yang memberikan kepadatan lebih tinggi, pengisian daya lebih cepat, dan biaya lebih rendah. 

Meskipun begitu, perkembangan teknologi modern tidak akan mencapai tahap ini tanpa upaya Goodenough. Warisannya pun mungkin akan terasa hingga bertahun-tahun yang akan datang.

Walaupun relatif tidak begitu dikenal di kalangan publik, Goodenough telah menerima pengakuan atas karya dan penemuannya. Beberapa penghargaan yang ia dapatkan adalah Hadiah Nobel Kimia pada tahun 2019 dan Medali Sains Nasional Amerika Serikat pada tahun 2011.  


Baterai Lithium-Ion dapat Digantikan Daya Ramah Lingkungan dari Cangkang Kepiting

Ilustrasi kepiting (AP)

Berbicara tentang alternatif baterai lithium-ion, sebuah tim ilmuwan di Pusat Inovasi Material University of Maryland sebelumnya telah menemukan bahwa hewan krustasea, seperti kepiting dan lobster, mengandung bahan kimia dalam cangkangnnya yang disebut kitin. 

Bahan kimia ini dapat digunakan untuk memberi daya pada baterai jika digabungkan dengan seng, sebagaimana dikutip dari Yahoo News, Jumat (23/6/2023).

Baterai cangkang kepiting dapat terurai secara hayati di tanah hanya dalam waktu lima bulan, lalu meninggalkan sisa kandungan seng yang dapat didaur ulang. 

Tak hanya itu, kelebihan baterai kitin-seng dibuktikan oleh studi yang dilakukan University of Maryland. Menurut penelitian tersebut, baterai ini 99,7 persen lebih efisien untuk 400 jam penggunaan.

Infografis Baterai Ponsel Meledak (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya