Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) melanjutkan koreksi pada perdagangan hari ini, Selasa 27 Juni 2023. Saham PTBA kembali sentuh auto reject bawah (ARB) dengan penurunan 14,92 persen ke posisi 2.680. Dengan kondisi tersebut, saham PTBA masuk jajaran saham top loser untuk hari ini.
Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham PTBA hingga penutupan perdagangan sesi pertama, total frekuensi perdagangan saham 14.537 kali. Volume saham yang ditransaksikan sebanyak 568.267 lot saham senilai Rp 152,6 miliar.
Advertisement
Selama sepekan, harga saham PTBA telah terkoreksi 30,39 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham PTBA turun 33,83 persen. Tren pelemahan saham PTBA terjadi setelah perusahaan mengumumkan pembagian dividen 100 persen laba 2022, atau senilai Rp 12,57 triliun atau Rp 1.094 per saham pada RUPS 15 Juni 2023.
Saat itu, saham perseroan terpantau masih hijau ke posisi 3.820 hingga penutupan 16 Juni. Namun, pada perdagangan selanjutnya, yakni 19 Juni 2023, saham Bukit Asam mulai susut 0,79 persen ke posisi 3.790. Esoknya, pada 20 Juni 2023, saham PTBA kembali naik 1,59 persen ke posisi 3.850, dan stagnan hingga perdagangan 21 Juni 2023.
Sejak 22 Juni, saham PTBA mulai bergerak di zona merah. Saat itu, saham PTBA turun 1,82 persen. Penurunan berlanjut pada 23 Juni yakni sebesar 2,12 persen. Tak tanggung-tanggung, pada perdagangan berikutnya, yakni senin 26 Juni kemarin, saham PTBA langsung terjun 14,86 persen, yang berlanjut hingga hari ini.
Hari ini merupakan jadwal cum dividen di pasar tunai, sekaligus tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai perseron. Selanjutnya, ex dividen di pasar tunai pada 3 Juli 2023, dan pembagian dividen pada 14 Juli 2023.
Sebelumnya, cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi telah berlangsung pada 23 Juni 2023. Lalu ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi telah berlangsung pada 26 Juni 2023.
Bukit Asam Bagikan Seluruh Laba 2022 untuk Dividen, Berapa per Lembar Sahamnya?
Sebelumnya PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan membagikan dividen tunai senilai Rp 12,6 triliun. Besaran dividen itu setara 100 persen laba bersih perseroan tahun buku 2022. Rencana pembagian dividen ini telah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang diselenggarakan Kamis, 15 Juni 2023.
Pada 2022, PTBA sukses mencatatkan sejarah tertinggi untuk kinerja keuangan dan operasional. Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 12,6 triliun atau naik 159 persen dari tahun sebelumnya yang senilai Rp 7,9 triliun. Laba per saham dasar yakni Rp 1.094 per lembar, yang seluruhnya akan dibagikan sebagai dividen.
Capaian laba bersih itu sejalan dengan pendapatan perseroan yang tercatat sebesar Rp 42,64 triliun, meningkat 45,72 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 29,26 triliun. Menyusul pengumuman itu, saham PTBA langsung melejit. PTBA ditutup naik 4,31 persen ke posisi 3.630 pada perdagangan Kamis, 15 Juni 2023.
Penguatan berlanjut pada hari ini, Jumat 16 Juni 2023. Hingga sesi pertama perdagangan, saham PTBA ditutup naik 8,26 persen ke posisi 3.939. Saham PTBA dibuka pada posisi 4.000 dan bergerak pada rentang 3.910-4.060.
Melansir data RTI, Frekuensi perdagangan saham Bukit Asam pada periode tersebut tercatat sebanyak 36.105 kali. Volume saham yang ditransaksikan sebesar 185,18 juta lembar senilai Rp 734,06 miliar. Dalam sepekan, harga saham PTBA telah naik 16,27 persen. Sedangkan dalam setahun terakhir, harga saham PTBA terkoreksi 11 persen.
Advertisement
Genjot Ekspansi, Bukit Asam Serap Belanja Modal 20 Persen hingga Kuartal I 2023
Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 6,4 triliun pada 2023. Dana tersebut telah diserap sekitar 20 persen hingga kuartal I 2023.
"Sudah terserap 20 an persen sudah kita realisasikan baik rutin maupun pengembangan," kata Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail dalam paparan publik, Kamis (15/6/2023).
Arsal Ismail mengatakan, pihaknya akan konsisten melakukan ekspansi meski terdapat sejumlah tantangan. Salah satunya ekspansi di bidang energi baru terbarukan (EBT).
"Ekspansi kami nanti lebih banyak di kembangkan EBT dan tambah kapasitas eksisting produksi yang ada sekarang. Pada 2022 produksi kami 37 juta metrik ton (MT), 2023 kami memproyeksikan 41 juta MT," kata dia.
Jika dilihat dari sisi pegembangan, pada 2023 akan mulai dilakukan penjajakan kerja sama dengan kereta api.
"Pengembangan angkutan dengan kereta api yang kami targetkan 2024 nanti akan ada penambahan produksi 20 juta MT. Kami memulai kajian, Insya Allah kuartal IV kami mulai bisa kerjakan fisiknya," ujar dia.
Di samping itu, ia menyebut, dari sisi yang lain untuk pengembangan PLTS, perseroan sudah melakukan kerja sama dengan Jasa Marga dalam mengembangkan EBT untuk jalan tol.
"Kami sudah menyelesaikan yang di Bali dan sekarang proses ke Timur lagi di daerah Balikpapan, Samarinda, Manado dan akan kami kembangkan jalan tol Jasa Marga," imbuhnya.
Tak hanya itu, perseroan juga melakukan ekspansi hilirisasi guna mendukung program pemerintah dengan meneken MOU dengan perusahaan Prancis untuk alihkan hidrogen.
Belanja Modal 2023
Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 6,4 triliun pada 2023. Belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk investasi.
"Belanja modal untuk 2022 target investasi Rp 2,9 triliun. Tetapi, kami ada sedikit peningkatan belanja. Ini di beberapa area meliputi investasi rutin perushaaan anak dan investasi yang sifatnya pengembangan, pada 2023 target investasi Rp 6,4 triliun," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Farida Thamrin dalam konferensi pers, Kamis (9/3/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail mengatakan, pihaknya akan melakukan ekspansi secara selektif.
"PTBA tetap mau ekspansi tp selektif karena kita sendiri memiliki resources yang kurang lebih sampai sekarang lebih dari 5 miliar metrik ton (MT) dan yang sudah mineable reservenya atau terukur kurang lebih 3 miliar ton," kata Arsal.
Selain itu, Bukit Asam juga tengah mendukung program pemerintah dalam menggenjot hilirisasi. "Kami fokus dengan eksisting, yang eksisting ini untuk bagaimana dengan yang ada kita optimalkan enggak hanya jual batu bara tapi dukung program pemerintah hilirisasi," ujar dia.
Di samping itu, Bukit Asam juga mulai melakukan diversifikasi, salah satunya terjun ke energi baru terbarukan (EBT).
"Kemudian folus lain kami juga harus sesuaikan karena net zero emission tidak bisa dihindari maka kami mulai diversifikasi peluasan enggam ke fosil tapi ke EBT termasuk hilirisasi. Ekspansi ini kami tetap selektif ketika nanti ada penugasan atau kesemptan yang diberikan pemerintah kami juga tenunya akan masuk ke sana," ujar dia.
"Bukit Asam menggunakan yang sudah ada dan jika memiliki kesempatan akan ekspansi tapi tentunya dengan kajian dan analisa dan lakukan eksplorasi," ia menambahkan.
Advertisement
Transformasi Bisnis
Sejalan dengan visi PTBA, ekspansi bisnis perusahaan ke sektor energi baru dan terbarukan terus bergulir. PTBA terus melakukan transformasi melalui diversifikasi bisnis untuk menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Salah satunya dengan masuk ke bisnis energi baru terbarukan (EBT). Wujud konkret dukungan PTBA dalam upaya pengurangan emisi karbon global juga ditandai dengan sinergi bersama PT Jasa Marga (Persero) Tbk dalam pengembangan PLTS berkapasitas 400 Kilowatt-peak (kWp) di jalan tol Jasa Marga Group.
Pembangunan PLTS Jalan Tol Bali Mandara yang telah diresmikan pada 21 September 2022 lalu, berjalan dengan sangat baik sehingga menghasilkan manfaat positif berupa efisiensi energi dan biaya operasional, serta tentunya turut mendukung Presidensi G20 Indonesia pada November 2022, yang salah satunya berfokus pada isu transisi energi.
Sejalan dengan visi menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan, PTBA berkomitmen untuk mendukung kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi batu bara dan menjaga ketahanan energi nasional.
"Rencana tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) 2017," imbuhnya.
Kemudian, PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP) membangun PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2x660 MW, atau dikenal juga sebagai PLTU Tanjung Lalang.