Liputan6.com, Jakarta - Tari yapong merupakan tarian kontemporer asli Betawi. Tarian ini diciptakan oleh penari dan koreografer ternama Indonesia, Bagong Kussudiardja.
Mengutip dari dinaskebudayaan.jakarta.go.id, tari yapong lahir pada 1977. Saat itu, tarian yapong dipersembahkan untuk memperingati HUT ke-450 Jakarta, tepatnya pada 20 dan 21 Juni 1977.
Tarian ini kali pertama dipentaskan di Balai Sidang Senayan. Munculnya ide pertunjukan tarian ini berawal dari inisiatif Dinas Kebudayaan DKI. Ide tersebut kemudian diartikulasikan oleh Bagong Kussudiardja.
Tari yapong mengangkat cerita perjuangan Pangeran Jayakarta sebagai latar belakang koreografinya. Gerakan tariannya pun diracik melalui penelitian dan observasi terhadap kebudayaan masyarakat Betawi.
Baca Juga
Advertisement
Beberapa gerakan yang ada dalam tari yapong, di antaranya gerak megol lembehan, enejer loncat, singgetan ngigel gerakan, dan gerak yapong. Gerak megol lembehan untuk penari laki-laki dilakukan dengan cara meletakkan ibu jari di bagian pinggul.
Sedangkan untuk penari perempuan, gerak megol lembehan dilakukan dengan cara menempelkan ibu jari di dada. Dalam gerakan ini, posisi kaki penari akan berjalan di tempat dengan tangan kiri diletakkan di dada.
Adapun gerakan enejer loncat mengharuskan para penari membengkokkan salah satu tangannya, sementara tangan lainnya dibiarkan lurus. Kemudian para penari akan melompat ke arah tangan yang dibengkokkan.
Pada gerak singgetan ngigel gerakan, penari akan melakukan gerakan putaran atau ngigel saat posisi tangan berada di depan mata. Selanjutnya untuk gerak yapong atau gerakan gerakan terakhir, para penari akan meletakkan tangan di atas kepala dengan posisi tangan yang membuka.
Gerakan ini mirip seperti menyapu angin dari kiri ke kanan. Gerakan-gerakan dalam tarian yapong tersebut umumnya dipentaskan oleh 5-10 penari.
Pada awal pementasannya, lebih dari 300 seniman ikut terlibat dalam kegiatan sendratari itu. Seniman tersebut terdiri dari penari dan musisi. Meski bersifat kontemporer, tari yapong telah menjelma menjadi ikon kesenian Betawi. Tarian ini kerap dipentaskan saat ada hajatan rakyat, seperti menyambut 17-an, acara kebudayaan di Jakarta, hingga perayaan ulang tahun Kota Jakarta
Penari yapong umumnya mengenakan busana tari yang mirip dengan tari topeng betawi. Perbedaannya terletak pada penggunaan warna terang pada kostum penari yapong.
Selain itu, para penari juga mengenakan kain khas Betawi. Para penari yapong juga mengenakan mahkota bunga dan selempang sebagai hiasan pelengkap. Selempang yang disebut toka-toka ini diletakan di bagian dada dan diikat dengan perhiasan di bagian perut.
Tari yapong diiringi oleh musik rebana beragam jenis, seperti rebana hadroh, rebana biang, dan rebana ketimpring. Tak jarang, gamelan juga menjadi musik pengiring pada tarian ini.
Hingga kini, tari yapong masih menjadi tarian kontemporer yang memeriahkan acara HUT Kota Jakarta. Pada perayaan HUT ke-496 Jakarta, puluhan penari dari komunitas Bakul Budaya mementaskan tari yapong di Pelataran Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Sabtu (24/6/2023) lalu.
Penulis: Resla Aknaita Chak