Mengenal Abdurrahman Phieter, Penyandang Tuli Lulusan Master Amerika yang Punya Segudang Prestasi

Abdurrahman Phieter Angdika, pemuda asal Jakarta kelahiran 19 Juli 1990 yang merupakan alumni Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma (USD) adalah seorang penyandang tuli.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 27 Jun 2023, 16:21 WIB
Abdurrahman Phieter Angdika. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Abdurrahman Phieter Angdika, pemuda asal Jakarta kelahiran 19 Juli 1990 yang merupakan alumni Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma (USD) adalah seorang penyandang tuli.  

Terlahir menjadi seorang tuli justru membuatnya belajar banyak hal dan memperkaya diri dengan beragam pengetahuan. Setelah meraih gelar S1 di USD, Phieter meneruskan pendidikan di Gallaudet University, AS atas dukungan dana Pemerintah Jepang dan World Deaf Leadership (WDL).

Pada pertengahan bulan Mei yang lalu 2023, Phieter berhasil menyelesaikan studinya dan meraih gelar Master of Arts in Sign Language Education.

Segudang pengalaman dan prestasi telah diraih Phieter, di antaranya mendapat Sertifikat American Sign Language Teacher Association (ASL) pada 2023, menjadi Kepala Pendidikan Tunarungu Mukomi sejak tahun 2020 hingga saat ini, menjadi Guru Bahasa Isyarat Indonesia di Pusat Bahasa Isyarat Indonesia sejak tahun 2014 dan MA Adria Pratma Mulya selama 2014—2016, Phieter juga menjadi penerjemah Bahasa Isyarat Indonesia di Layanan Bahasa Isyarat Pusat sejak 2015.

Selama studi di AS, Phieter mengakui bahwa dia mendapatkan banyak pengalaman dan bisa menikmati proses perkuliahan dengan akses bahasa isyarat secara langsung, dibantu oleh guru tuli maupun dengar dari Gallaudet University, salah satu universitas yang menyediakan pendidikan bagi penyandang tuli.

Meskipun bahasa isyarat di Indonesia dan Amerika berbeda, hal ini sama sekali tidak menghalangi Phieter untuk terus melangkah maju menggapai mimpi dan citanya. Perbedaan bahasa sama sekali tidak menghalangi dirinya. Ia justru semakin semangat untuk belajar. Phieter mengakui bahwa dia belajar dan bisa memahami bahasa isyarat Amerika melalui visual.

“Saya belajar untuk memahami bahasa isyarat Amerika melalui visual. Jika diibaratkan, seperti teman dengar yang belajar Bahasa Inggris melalui audio,” ungkap Phieter.

Bagi Phieter, kesempatan yang diberikan untuk studi lanjut merupakan kesempatan yang sangat berharga baginya. Selain ia dapat menambah ilmu di bidang akademik, dia juga bisa memperbanyak relasi dan berbagi dengan sesame melalui kegiatan organisasi dan sosial.


Presiden Mahasiswa Muslim Gallaudet University

Karenanya, Phieter tidak hanya aktif mengikuti kegiatan perkuliahan, tetapi juga aktif berorganisasi. Ia terus aktif menjaga komunikasi dengan teman tuli di Indonesia dengan menjadi Sekretaris Jenderal Asosiasi Juru Bahasa Isyarat Indonesia.

Selain aktif di komunitas teman tuli di Indonesia, Phieter juga aktif mengikuti organisasi di Gallaudet University, hal ini dibuktikan dengan menjabat sebagai Presiden Mahasiswa Muslim di kampus tersebut sejak 2022 hingga sekarang.

Tidak hanya itu, Phieter juga aktif memberikan pengajaran bahasa isyarat ke mahasiswa sarjana di Gallaudet University.

“Saya berharap ke depannya, komunitas teman-teman tuli di Indonesia terus semangat dan bisa setara dengan teman dengar di Indonesia. Kita pasti bisa. Jangan pernah menyerah!” pesannya.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya