Liputan6.com, Majalengka - M Syahid (34) dan Larida Alfarina (32) semakin optimis menggeluti usaha kecil menengahnya setelah memutuskan untuk berhenti menjadi pegawai bank.
Pasangan suami istri (pasutri) asal Kabupaten Majalengka itu mulai beralih profesi sebagai pelaku usaha kecil menengah (UKM). Tepung terigu, margarin, hingga telur, dan bahan lainnya diolah menjadi kue sus kecil. Pelaku UKM Majalengka tersebut memutuskan untuk merintis usaha camilan kue sus sejak tahun 2018.
Baca Juga
Advertisement
"Kami sempat beralih ke usaha camilan makanan dengan nama brand Riddya Pop Chick. Buka outlet-outlet kecil, mulai sendiri," kata Larida, Senin (26/6/2023).
Usaha camilan Larida cukup banyak menyerap tenaga kerja. Bahkan, ia mampu membuka 10 outlet kecil pada tahun 2019-2020.
Sebelum menjalankan usaha makanan, Basyaruddin merupakan bankir salah satu bank pelat merah yang bertugas di Kuningan Jawa Barat. Di bank milik pemerintah itu, dia telah berkarier selama 10 tahun sebelum kemudian resign pada 2022.
Sementara itu istrinya, Larida Alfarina, merupakan juga mantan karyawan bank pelat merah lain. Larida terlebih dulu memilih resign yakni pada tahun 2018 untuk merintis usaha cemilan.
"Tahun 2018 kami mulai usaha di bidang fesyen punya brand namanya Fashion Netridsya. Namun, tahun 2019 merintis usaha camilan sampai punya outlet," kata Larida.
Produk Baru
Usaha Ridsya Pop Chick yang dirintis tahun 2019 menjual camilan ayam krispi dengan berbagai macam rasa. Usaha yang dijalaninya terbilang sukses dan berkembang.
Namun, pandemi membuat usaha yang dirintis M Syahid dan Larida terganggu. Outlet ayam krispi yang dibangunnya sejak tahun 2019 itu harus tutup lantaran Covid-19 merajalela hingga ke Majalengka.
"Tepatnya sekitar bulan Maret 2020 kami tutup dan karyawan terpaksa dirumahkan. Kami semaksimal mungkin mencoba bertahan dengan terus mencari inovasi baru," katanya.
Sembari menggali ide usaha baru, ia bersama suami rajin mengikuti berbagai kegiatan pelatihan usaha. Antusiasme mereka ikut pelatihan untuk menjaga semangat dan motivasi mereka agar tetap berusaha.
Bermodal ilmu manajemen usaha yang didapat, pada pertengahan tahun 2021 mereka mulai berani membuka usaha baru. Mereka kemudian membuat produk baru camilan dalam bentuk kemasan dengan brand baru Soes Coklat Mini Hilari.
"Karena kita mikir terus bagaimana caranya tetep produktif dengan modal minim di tengah pandemi," kata dia.
Larida menjelaskan, Soes Coklat Mini Hilari merupakan camilan kue kering yang terbuat dari bahan-bahan kue yang alami. Dengan isian cokelat lumer yang enak dan khas Hilari.
Advertisement
Konsultan UKM
Pada November 2021, produk usaha baru Larida lolos kurasi dari kedaireka dari Universitas Sebelas Maret Solo (UNS) untuk fasilitas PT se-Jawa Barat.
"Alhamdulillah sekarang sudah punya PT kami juga terbuka untuk berbagi tips usaha bahkan ide usaha," katanya.
Sembari mengembangkan usaha, Larida dan suami dengan senang hati membagi pengalamannya di channel Youtube mereka bernama Ridsyarla Hilari ilmu bisnis.
Dia yakin semua orang berhak untuk sukses. Ia pun siap membagi ilmu dan tips membangun usaha dari nol.
"Kami berbagi ilmu-ilmu tentang usaha, legalitas usaha, perjalanan sukses story semua pengusaha besar. Harapannya agar orang lain bisa mengikuti jejak kami makanya kenapa kami berbagi ilmu bisnis lewat channel youtube," sambungnya.
Larida juga menerangkan, sampai saat ini, mereka sudah memiliki lebih dari 150 mitra toko offline. Terdiri dari toko oleh-oleh, restoran, kafe, dan warung makan yang tersebar di Jawa Barat.
Sementara, untuk target pada tahun kini, Larida berharap bisa merambah penjualan online. Ia mengaku siap membantu penjualan produk UMKM lain lewat online.
"Jadi maju pun kami tidak sendirian, kami senang UMKM lain pun ikut senang karena sama-sama mendapatkan cuan," harapnya.
Bahkan, pendampingan tak hanya manajemen dan proses pembuatan, Larida juga dengan senang hati membantu pelaku UKM lain mengurus legalitas usaha.
Meski demikian, Larida mengaku kunci sukses tetap berada di dalam diri seseorang. Jika sudah mendapat pendampingan usaha, tetapi tak ada inovasi maka risikonya tidak berkembang.
"Karena banyaknya permintaan, akhirnya kami membuat Konsultan UMKM (Cek IG: RHC Konsultan UMKM), untuk membantu para pelaku UMKM naik Level," jelasnya.
Sementara, M Syahid Basyarudin mengaku produk inovasinya bersama istri diminati banyak konsumen. Itu terbukti dari banyaknya pembeli yang berminat terhadap produk ini.
Basyaruddin mengungkapkan, dalam sebulan mereka mampu memproduksi hingga 3000 kemasan.
"Alhamdulillah, saat ini kami telah memiliki lebih dari 150 mitra toko yang tersebar di 5 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, dan Kota Cirebon," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang konsumen Soes Coklat Mini Hilari, Lida, mengaku suka dan tertarik dengan produk camilan tersebut. Ia mengaku pertama kali melihat produknya di beberapa outlet wilayah Kota Cirebon.
Salah satunya Mall UKM yang berada di Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon. Semula penasaran dengan camilan soes kering, hingga akhirnya rajin membeli.
"Awalnya penasaran saja dengan produk UKM dan saya beli random. Setelah dicoba kok enak dan malah suka," kata Maulida.
Inovasi kue sus kering buatan Hilari ini terbilang unik. Bentuknya yang kecil dan rasanya yang pas memberi kesan tersendiri bagi penikmat produk UKM.