Liputan6.com, Minsk - Pemimpin kelompok tentara bayaran swasta Wagner, Yevgeny Prigozhin (62), lolos dari tuntutan atas pemberontakan bersenjata singkat yang terjadi pada Sabtu (24/6/2023). Prigozhin tiba di pengasingannya di Belarus pada Selasa (27/6), hari yang sama ketika pihak berwenang Rusia menyatakan telah menutup penyelidikan kriminal atas pemberontakan Wagner.
Pengasingan Prigozhin adalah bagian dari kesepakatan yang mengakhiri pemberontakan Wagner.
Advertisement
Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengonfirmasi keberadaan Prigozhin di negaranya dan mengatakan bahwa Prigozhin dan sejumlah pasukannya dipersilakan tinggal beberapa waktu dengan biaya sendiri.
Menurut Lukashenko, sejumlah pejuang Wagner sekarang berada di wilayah Luhansk di Ukraina timur yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia pada September lalu.
Prigozhin tidak terlihat lagi sejak Sabtu, ketika dia melambai ke sejumlah simpatisan dari sebuah kendaraan di selatan Kota Rostov. Pada Senin (26/6), dia mengeluarkan pernyataan audio yang menjelaskan latar belakangnya pemberontakan kelompoknya.
Lalu pada Selasa (27/6) pagi, sebuah jet pribadi yang diyakini miliknya terbang dari Rostov ke pangkalan udara di Minsk.
Sementara itu, Moskow mengatakan bahwa persiapan sedang dilakukan bagi pasukan Wagner yang bertempur di Ukraina, yang menurut Prigozhin berjumlah 25.000, untuk menyerahkan senjata berat mereka ke militer Rusia.
Meski penyelidikan kriminal atas pemberontakan Wagner ditutup, namun Presiden Vladimir Putin diduga menargetkan Prigozhin dengan tuduhan kesalahan keuangan yang melibatkan afiliasi perusahaan yang dimilikinya, Concord Group.
Selama bertahun-tahun, Prigozhin menikmati kontrak katering yang menguntungkan dengan pemerintah Rusia. Polisi dilaporkan melakukan penggeledahan terhadap kantornya di St. Petersburg pada Sabtu dan menemukan USD 48 juta di dalam truk di luar.
Prigozhin yang mengonfirmasi laporan tersebut mengatakan bahwa uang itu akan diberikan kepada pihak keluarga pasukannya.
Pemberontakan Wagner sejauh ini merupakan ancaman terbesar bagi Putin sejak berkuasa. Dia sendiri mengakui bahwa peristiwa pada Sabtu mungkin saja berujung pada perang saudara. Namun, dalam pidatonya pasca pemberontakan, presiden Rusia itu berusaha menunjukkan stabilitas dan menegaskan otoritasnya.
Alasan di Balik Belarus Bela Rusia
Lukashenko, yang telah memerintah Belarus dengan tangan besi selama 29 tahun dengan mengandalkan subsidi dan dukungan Rusia, menggambarkan pemberontakan Wagner sebagai perkembangan terbaru dalam bentrokan antara Prigozhin dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.
Sementara pemberontakan berlangsung, kata Lukashenko, dia menempatkan angkatan bersenjata Belarus pada posisi siaga tempur dan mendesak Putin untuk tidak terburu-buru dalam menanggapi dengan alasan jangan sampai konflik lepas kendali.
Lukashenko mengaku telah memberi tahu Prigozhin bahwa dia akan "dihancurkan bak serangga" jika mencoba menyerang Moskow.
Seperti halnya Putin, Lukashenko menggambarkan Ukraina sebagai ancaman eksistensial, dengan mengatakan, "Jika Rusia runtuh, kita semua akan binasa di bawah puing-puing."
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menekankan bahwa dia tidak akan mengungkapkan rincian tentang kesepakatan Kremlin dengan Prigozhin. Dia hanya mengatakan bahwa Putin telah memberikan jaminan tertentu yang bertujuan menghindari skenario terburuk.
Ditanya mengapa pemberontak diizinkan mendekati sekitar 200 kilometer dari Moskow tanpa menghadapi perlawanan serius, Kepala Garda Nasional Viktor Zolotov menjelaskan, "Kami memusatkan pasukan kami dalam satu kepalan lebih dekat ke Moskow. Jika kami mengoleskannya tipis-tipis, mereka akan seperti pisau menembus mentega."
Zolotov, mantan pengawal Putin, juga mengatakan Garda Nasional kekurangan tank tempur dan senjata berat lainnya dan mereka sekarang akan mendapatkannya.
Menurut laporan berita Rusia, Wagner menembak jatuh setidaknya enam helikopter Rusia dan pesawat komunikasi militer saat mereka maju ke Moskow, menewaskan sedikitnya selusin penerbang. Kementerian Pertahanan tidak merilis informasi tentang korban, tetapi Putin menyebut mereka pada Selasa dan menghormati mereka dengan mengheningkan cipta.
"Pilot, rekan tempur kami, tewas saat menghadapi pemberontakan," kata dia. "Mereka tidak goyah dan memenuhi perintah dan tugas militer mereka dengan bermartabat."
Beberapa blogger perang dan aktivis patriotik Rusia melampiaskan kemarahannya karena Prigozhin dan pasukannya tidak akan dihukum atas pembunuhan para penerbang.
Prigozhin menyuarakan penyesalan atas kematian dalam pernyataannya pada Senin, tetapi mengatakan pasukan Wagner menembak karena pesawat mengebom mereka.
Advertisement
Lukashenko: Tidak Ada Alasan Takut dengan Kehadiran Wagner di Belarus
Institute for the Study of War menilai bahwa perpecahan antara Putin dan Prigozhin kemungkinan besar tidak dapat diperbaiki dan bahwa memberi Prigozhin dan loyalisnya Belarus sebagai tempat yang aman bisa jadi sebuah jebakan.
Putin telah menawarkan para pejuang Prigozhin pilihan untuk merapat di bawah komando militer Rusia, meninggalkan layanan, atau pergi ke Belarus.
Lukashenko sudah menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk takut dengan kehadiran Wagner di Belarus, meskipun di Rusia, narapidana yang direkrut Wagner dicurigai melakukan kejahatan kekerasan.
"Pasukan Wagner memiliki pengetahuan dan pengalaman militer yang tak ternilai untuk dibagikan dengan Belarus," ungkap Lukashenko.
Sementara perhatian terfokus pada akibat pemberontakan Rusia, perang Ukraina terus memakan korban jiwa dalam apa yang disebut Duta Besar AS untuk Ukraina Bridget Brink sebagai pemandangan mengerikan dari serangan brutal lainnya.
Pasukan Rusia dilaporkan menyerang Kramatorsk dan sebuah desa di dekatnya di wilayah Donetsk timur dengan rudal, menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak, dan melukai lebih dari dua lusin lainnya.