Angka Kematian 100 Persen pada Pasien Rabies dengan Gejala Takut Air, Dokter Ungkap Pentingnya Vaksinasi Pra dan Pasca Paparan

Rabies adalah penyakit yang disebabkan virus rabies. Umumnya, virus ini menular pada manusia melalui gigitan atau cakaran hewan seperti anjing yang terpapar virus tersebut.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 29 Jun 2023, 19:30 WIB
Rabies adalah penyakit yang disebabkan virus rabies. Umumnya, virus ini menular pada manusia melalui gigitan atau cakaran hewan seperti anjing yang terpapar virus tersebut. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Rabies adalah penyakit yang disebabkan virus rabies. Umumnya, virus ini menular pada manusia melalui gigitan atau cakaran hewan seperti anjing yang terpapar virus tersebut.

Penyakit rabies disebut parah ketika sudah muncul gejala yang khas seperti takut air (hydrophobia) dan takut udara (aerophobia). Jika gejala ini muncul, maka angka kematiannya bisa dikatakan 100 persen karena sampai saat ini belum ada obatnya.

“Tapi kalau terluka akibat gigitan anjing tapi lukanya segera dibersihkan, kemudian menerima vaksin rabies, itu akan 100 persen terjamin tidak akan tertular rabies,” kata dokter spesialis penyakit dalam RSUD dr. TC Hillers Maumere, Asep Purnama, dalam Live Instagram @ptkalbefarmatbk dikutip Rabu (28/6/2023).

Asep pun menjelaskan gambaran klinis orang yang positif rabies. Menurutnya, setelah orang digigit anjing pengidap rabies, ada masa inkubasi sekitar 20 hingga 90 hari untuk virusnya masuk ke dalam tubuh dan belum menimbulkan gejala.

Kemudian, muncul gejala seperti:

  • Panas
  • Mati rasa di daerah luka
  • Gatal.

Setelah itu, satu sampai dua hari muncul gejala neurologis yang akut dan khas, yaitu takut air dan takut udara. Apabila sudah berada di tahap ini, sudah tidak bisa ditolong atau fatal.

“Sudah dijelaskan dr. Asep, gigitan dengan rabies berisiko kematian, tapi bisa diatasi dengan vaksinasi yang bukan hanya untuk hewan. Manusianya juga perlu divaksinasi untuk membangkitkan sistem imun, supaya bisa mengatasi virus rabies. Vaksin rabies bisa didapatkan di fasilitas kesehatan,” tutur Franchise Manager Travel-Endemic Vaccines PT Kalventis Sinergi Farma, Dhimas Sagietha Hariandhana.


Dapatkan Vaksin Rabies di Puskesmas hingga Rabies Center

Ilustrasi anjing pembawa rabies (Istimewa)

Kabar baiknya, lanjut Dhimas, vaksin rabies bisa didapatkan di puskesmas, rumah sakit, dan rumah sakit penyakit infeksi seperti RSPI Sulianti Saroso, Jakarta.

Vaksin rabies juga bisa didapat di rabies center yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti di RSUD dr. TC Hillers Maumere, tempat Asep berpraktik. Di sana, ada stok vaksin rabies meski perlu diperiksa secara berkala terkait ketersediaannya.

“Ketika virus rabies sudah masuk ke saraf pusat manusia, itu menyebabkan kematian. Tetapi bisa dicegah dengan memberikan vaksin secara langsung atau seketika setelah digigit hewan rabies.”

Tidak disarankan untuk menunda vaksinasi karena merasa baik-baik saja. Pasalnya, gejala rabies memang bisa muncul beberapa minggu setelah tergigit, tergantung pada seberapa parah gigitannya.

“Lokasi paling berbahaya ialah digigit sekitar leher atau kepala, karena akan langsung kena sistem saraf pusat,” jelas Dhimas.


Pencegahan Rabies Sebelum dan Sesudah Terpapar

Vaksinasi rabies secara gratis dilakukan kepada hewan peliharaan warga seperti kucing, kera, dan anjing. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Mengingat kasus rabies kian meningkat, Asep menyarankan masyarakat untuk melakukan pencegahan baik sebelum tergigit (pra-paparan) maupun setelah tergigit (pasca paparan).

“Pra-paparan merupakan penerimaan vaksin rabies ketika belum digigit hewan dengan rabies. Sedangkan pada pencegahan pasca paparan, vaksinasi dilakukan setelah digigit hewan penular rabies,” ucap Asep.

Dia juga menyebutkan beberapa pihak yang paling berisiko terpapar rabies, yakni:

  • Vaksinator anjing
  • Petugas potong anjing untuk diperiksa sampel otaknya
  • Anak-anak.

Anak-Anak Perlu Vaksin Rabies

Dokter hewan dari Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian Jakarta Selatan menyuntikkan vaksin antirabies kepada seekor anjing di Perumahan Bumi Karang Tengah, Jakarta Selatan, Selasa (21/9/2021). Kegiatan ini menargetkan Provinsi DKI Jakarta bebas rabies. (merdeka.com/Arie Basuki)

Asep menjelaskan mengapa anak-anak termasuk kelompok yang rentan dan perlu mendapat vaksinasi rabies.

“Anak-anak perlu divaksin rabies, karena postur tubuh yang belum tinggi memungkinkan anjing melompat sampai ke leher atau kepala anak-anak,” kata Asep.

“Kalau anjing liar menggigit anak-anak, mereka larinya tidak cepat untuk menghindar, anak-anak juga belum bisa melawan. Jadi harus diberikan vaksinasi pra-paparan.”

Kalau sewaktu-waktu anak digigit anjing dan belum mendapatkan vaksin pra-paparan, maka mereka harus segera diberikan vaksinasi pada hari ke-0 sebanyak 2 kali suntikan, dilanjutkan 1 kali suntikan pada hari ke-7 dan ke-21.

“Diperlukan empat kali suntikan dan tentu akan menyebabkan biaya yang besar. Maka, fungsi vaksin rabies pra-paparan bukan hanya menghemat biaya, tapi juga bisa mengantisipasi risiko jika tidak tersedianya stok vaksin,” pungkas Asep.

Infografis Efek Samping Vaksin Covid-19 untuk Bayi 6 Bulan hingga Anak Usia 11 Tahun. (Liputan6.com/Trieyasni

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya