Benarkah Konsumsi Daging Kambing Sebabkan Hipertensi? Cek Faktanya

Adanya perbedaan tekanan darah ini berkaitan erat dengan kandungan gizi dari daging kambing

oleh Switzy Sabandar diperbarui 29 Jun 2023, 13:00 WIB
ilustrasi daging/Photo by Victoria Shes on Unsplash

Liputan6.com, Yogyakarta - Perayaan Iduladha identik dengan berbagai santapan berbahan utama daging sapi maupun kambing. Banyak orang beranggapan bahwa mengonsumsi daging kambing, khususnya satai, yang terlalu banyak dapat menyebabkan hipertensi.

Hal ini masih menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Beberapa masyarakat percaya akan kebenaran hal tersebut, tetapi ada juga yang percaya bahwa daging kambing tidak akan menyebabkan hipertensi selama dikonsumsi dalam batas wajar.

Muhammad Dimas Afid dan Titis Nurmasitoh dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat 'Efek Konsumsi Daging Kambing terhadap Tekanan Darah' menyimpulkan, terdapat perbedaan signifikan pada tekanan darah sebelum dan sesudah mengonsumsi sate daging kambing. Perbedaan tersebut tampak setelah 60 menit mengonsumsi sate daging kambing.

Adanya perbedaan tekanan darah ini berkaitan erat dengan kandungan gizi dari daging kambing. Selain itu, bumbu atau kecap yang digunakan juga cukup berpengaruh.

Pada penelian tersebut tercatat, terdapat zat-zat gizi yang diduga meningkatkan tekanan darah, seperti protein, lemak, natrium, kalium, kalsium, dan magnesium. Daging kambing berpotensi meningkatkan tekanan darah karena mengandung protein yang cukup tinggi.

Protein dapat meningkatkan metabolisme tubuh hingga 30 persen. Hal itu dimulai dari 60 menit, tiga jam, atau 12 jam sesudahnya.

Peningkatan metabolisme tubuh tersebut akan diikuti dengan peningkatan aliran darah sistemik yang memungkinkan adanya peningkatan tekanan darah. Selain itu, kandungan lemak jenuh pada daging kambing juga dapat memicu kenaikan berat badan yang berisiko meningkatkan tekanan darah.

Tertimbunnya lemak jenuh di dalam tubuh akan meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah. Oleh karena itu, orang yang mempunyai kebiasaan mengonsumsi lemak jenuh akan berisiko terserang hipertensi hingga 7,72 kali jika dibandingkan dengan orang yang tidak biasa mengonsumsi lemak jenuh.

Sementara itu, kadar natrium dalam diet juga diketahui berhubungan dengan hipertensi. Asupan natrium yang dianjurkan tidak lebih dari 110 mmol atau 2400 mg/hari.

Pada penelitian tersebut juga ditemukan bahwa konsumsi natrium yang berasal dari daging kambing dan kecap sebesar 23,5 gram. Angka tersebut menyebabkan peningkatan tekanan darah, tetapi peningkatan tekanan darah tersebut juga bisa disebabkan oleh kandungan protein pada daging kambing.

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa konsumsi daging kambing dapat meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik secara akut pada orang dewasa. Meski demikian, daging kambing tetap boleh dikonsumsi karena memiliki kandungan gizi tinggi. Hanya saja, cukup dikonsumsi dalam batas wajar.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya