Liputan6.com, Jakarta Hasil survei terbaru lembaga Algoritma Research and Consulting menunjukkan bahwa potensi swing voters (pemilih yang belum solid menentukan pilihannya) masih besar, mencapai 48,2 persen. Sementara, pemilih yang pilihan capresnya sudah final dan tak akan berubah pilihan hanya sekitar sepertiga, yakni 33,9 persen.
Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting, Aditya Perdana, menyatakan bahwa volatilitas pilihan publik itu menggambarkan dinamika elektabilitas para capres.
Advertisement
"Dukungan pemilih terhadap bakal calon presiden juga masih sangat volatil, menggambarkan masih terbukanya pemilih untuk beralih pilihan. Dengan pemilih yang sebagian besar masih mungkin berubah pilihan capresnya, ini tentu pertarungan akan menjadi sangat dinamis,” kata Aditya Perdana saat rilis hasil survei di Jakarta, Senin, 26 Juni 2023.
Survei yang dilakukan terhadap 2.004 responden pada 29 Mei-10 Juni 2023 ini merekam, dalam simulasi terbuka calon presiden pilihan publik, posisi elektoral tiga besar ditempati berturut-turut oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (29,3 persen), Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (24,6 persen), dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (16,9 persen).
Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting (PRC), Rio Prayogo menilai hasil survei Algoritma itu semakin menunjukkan bahwa elektabilitas para capres masih cukup dinamis.
Menurutnya, potret perbedaan hasil setiap lembaga survei publik yang berbeda-beda hasilnya kian memperjelas kondisi elektoral saat ini yang dinamis dan tak boleh ditafsirkan sudah ada pemenangnya.
"Tak ada satupun figur yang benar benar kuat dan pasti menang satu putaran. Semua figur punya peluang yang sama sampai di hari-H pencoblosan,” ujar Rio Prayogo dalam konfirmasinya, Rabu (28/6/2023).
Peta Pertarungan Panggung Pilpres Masih Dinamis
Rio juga menyoroti tingkat elektabilitas tiga bakal capres yang selalu menempati tiga besar, yang pernah saling mengungguli satu dengan yang lainnya dari hasil survei lembaga yang berbeda dan dalam waktu yang berbeda-beda pula.
"2020 Prabowo Subianto unggul lalu dikalahkan Ganjar Pranowo, Anies juga pernah mengungguli Prabowo di 2022. Lalu Prabowo unggul tipis atas Ganjar sejak beberapa bulan lalu. Dan sekarang Ganjar unggul diikuti Prabowo dan Anies di hasil survei versi Algoritma,” papar Rio.
Oleh karenanya, sambung Rio, volatilitas atau potensi swing voters sebesar 48,2 persen adalah angka yang secara signifikan mampu mengubah peta pertarungan bergantung dari isu politik yang terjadi.
"Ini membantah pernyataan dari berbagai tokoh yang menyatakan bahwa pilpres 2024 hanya akan diikuti dua pasangan calon presiden. Hal ini sekaligus jadi peluang bagi para capres untuk kembali meyakinkan calon pemilih melalui janji politik dan program kebijakan yang ditawarkan ke publik,” pungkasnya.
Advertisement