Liputan6.com, Yogyakarta - Publikasi dan riset di tingkat perguruan tinggi di Indonesia tentang ilmu Pancasila terbilang masih sangat minim terutama. Dosen Fakultas Filsafat UGM Heri Santoso menegaskan sudah saatnya Pancasila menjadi Filsafat Ilmu baik pada tataran ontologis, epistemologis, maupun aksiologis lalu dikembangkan menjadi konsep, teori, metode dan harus didukung oleh komunitas ilmuwan di perguruan tinggi.
“Kita ingin agar Pancasila menjadi paradigma pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia,” kata Heri kepada wartawan, Senin 26 Juni 2023 di kampus UGM.
Heri menyatakan jaminan dari aktualisasi Pancasila dalam sistem keilmuan di Pendidikan Tinggi perlu belum diterjemahkan lebih jauh. Menurutnya ada berbagai kemungkinan model pengembangan pembelajaran ilmu pancasila yang bisa diaktualisasi seperti pengembangan Filsafat Pancasila Notonagoro, Ilmu Ekonomi Pancasila Mubyarto, Ilmu Sosial Profetik Kuntowijoyo, Historiografi Indonesia Sartono Kartodirdjo dan soal Etika Profesi.
Baca Juga
Advertisement
"Dalam UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa Pendidikan Tinggi di Indonesia berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika," katanya.
Menurutnya bila Pancasila hendak dijadikan nafas pengembangan ilmu, maka Pancasila yang berupa nilai-nilai dasar tersebut harus diturunkan pada tataran asumsi, prinsip, dasar dan asas-asas pengembangan ilmu.
Peneliti Laboratorium Filsafat Nusantara UGM, Surono, menyampaikan di tataran peraturan perundang-undangan menyebutkan sistem pendidikan tinggi berdasarkan Pancasila, tapi dalam tataran implementasi muncul ada dan tidaknya jaminan sistem riset yang sudah mengacu berdasarkan Pancasila. Di samping itu, ia menilai beberapa persoalan terkait riset Kepancasilaan di Indonesia yang secara kuantitatif relatif masih sedikit.
“Belum banyak tema-tema payung riset tentang kepancasilaan. Selama ini riset soal Pancasila cenderung hanya merespon isu-isu dan tawaran dana yang sifatnya temporal, dan kebanyakan hasil riset berhenti pada laporan administratif belum sampai pada publikasi ilmiah dan pengimplemntasian di masyarakat,” katanya.
Sementara Rektor Universitas PGRI Wiranegara Pasuruan Daryono menyambut baik tawaran kerja sama dari Tim Pengabdian Fakultas Filsafat UGM dalam pengembangan pembelajaran ilmu pancasila.
“Sungguh merupakan kehormatan bagi Uniwara Pasuruan dijadikan mitra Fakultas Filsafat UGM untuk mengembangkan Ilmu Kepancasilaan pada Perguruan Tinggi di Jawa Timur,” ungkapnya.
Pengembangan Ilmu Kepancasilaan Fakultas Filsafat UGM bekerjasama dengan menggandeng banyak perguruan tinggi di Indonesia seperti UIN Ar Raniry Banda Aceh, UIN Sultan Thaha Jambi, UIN Raden Pattah Pelembang, UIN Imam Bonjol Padang, dan Universitas Negeri Padang.
Universitas Pancasila Jakarta, Universitas Tujuh Belas Agustus Semarang, Universitas Islam Mataram Nusa Tenggara Barat, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Universitas Pattimura Maluku, dan Universitas Khairun Ternate, Maluku Utara.