Liputan6.com, Moskow - Pembakaran Al-Qur'an adalah kejahatan dan akan dihukum di Rusia. Hal tersebut ditegaskan oleh Presiden Vladimir Putin pada Rabu (28/6/2023), selama kunjungannya ke Derbent, di Republik Otonomi Dagestan, yang mayoritas muslim.
Putin mengatakan bahwa meski negara lain gagal menghormati kesucian Al-Qur'an, namun kitab suci umat Islam itu akan selalu dihormati di Rusia.
Advertisement
"Di negara kami, ini (pembakaran Al-Qur'an) adalah kejahatan, baik menurut konstitusi maupun hukum pidana," ujar Putin seperti dilansir Arab News, Jumat (30/6).
Putin dilaporkan menerima salinan kitab suci Al-Qur'an saat berkunjung ke masjid bersejarah di Darbent, di mana dia bertemu dengan perwakilan muslim dari Dagestan.
"Al-Qur'an suci bagi umat Islam dan harus suci juga bagi yang lainnya," kata Putin sembari mengucapkan terima kasih atas hadiah tersebut.
Pernyataan Putin muncul di tengah kabar pembakaran Al-Qur'an oleh seorang warga negara Irak di luar masjid terbesar di Stockholm, Swedia, pada Rabu (28/6/2023).
Di bawah pengawasan ketat polisi, Salwan Momika (37), yang melarikan diri ke Swedia beberapa tahun silam, menginjak-injak Al-Qur'an sebelum membakarnya. Aksinya mendapat izin dari polisi, sejalan dengan perlindungan kebebasan bicara, namun polisi kemudian menyatakan membuka investigasi atas peristiwa tersebut.
Polisi Swedia menuduh Momika melakukan agitasi terhadap kelompok etnis atau nasional.
Aksi Pembakaran Al-Qur'an Dikecam Dunia
Berikut kecaman dari seluruh dunia atas aksi pembakaran salinan Al-Qur'an oleh Momika:
Indonesia
"Indonesia mengecam keras aksi provokatif pembakaran Al-Qur'an oleh seorang warga negara Swedia di depan Masjid Raya Sodermalm, Stockholm saat Hari Raya Idul Adha," ungkap Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia pada Kamis (29/6).
"Tindakan ini sangat mencederai perasaan umat muslim dan tidak bisa dibenarkan. Kebebasan berekspresi harus pula menghormati nilai dan kepercayaan agama lain. Indonesia bersama negara anggota OKI di Swedia telah sampaikan protes atas kejadian ini."
Amerika Serikat (AS)
"Saya tegaskan bahwa kami mengutuknya," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matt Miller.
"Kami meyakini demonstrasi itu menciptakan ketakutan yang akan berdampak pada kemampuan umat Islam dan anggota kelompok minoritas agama lainnya untuk secara bebas menjalankan hak kebebasan beragama atau berkeyakinan mereka di Swedia."
Miller menambahkan, "Kami juga percaya bahwa mengeluarkan izin untuk demonstrasi semacam itu dalam rangka mendukung kebebaan berekspresi dan bukan merupakan dukungan terhadap aksinya."
Palestina
Kementerian Luar Negeri Palestina melabeli aksi Momika sebagai serangan terang-terangan terhadap hak asasi manusia, nilai-nilai toleransi, penerimaan orang lain, demokrasi dan hidup berdampingan secara damai di antara para pengikut semua agama.
Irak
Irak menyebut tindakan itu rasis dan tidak bertanggung jawab. Baghdad mengutuk tindakan pembakaran salinan Al-Qur'an berulang kali oleh individu dengan pikiran ekstremis dan terganggu.
"Mereka tidak hanya rasis tetapi juga mempromosikan kekerasan dan kebencian," kata pemerintah Irak dalam pernyataannya seperti dilansir Al Jazeera.
"Tindakan tidak bertanggung jawab ini, yang bertentangan langsung dengan nilai-nilai penghormatan terhadap keragaman dan kepercayaan orang lain, sangat dikutuk."
Kementerian Luar Negeri Irak pada Kamis memanggil duta besar Swedia untuk Baghdad dan mengutuk izin yang dikeluarkan Swedia.
Uni Emirat Arab (UEA)
UEA memprotes aksi pembakaran salinan Al-Qur'an oleh Mimoka dengan memanggil duta besar Swedia pada Kamis.
Turki
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan menegaskan bahwa pembakaran salinan Al-Qur'an tercela.
"Tidak dapat diterima mengizinkan tindakan anti-Islam ini dengan dalih kebebasan berekspresi," twit Fidan. "Menutup mata terhadap tindakan mengerikan seperti itu berarti terlibat."
Kutukan Turki dapat mempersempit peluang Swedia menjadi anggota NATO. Insiden pembakaran salinan Al-Qur'an oleh Paludan sudah memperburuk ketegangan antara kedua negara.
Presiden Recep Tayyip Erdogan telah mengatakan kepada pemimpin Swedia saat itu, "Jika Anda tidak menunjukkan rasa hormat terhadap keyakinan agama Republik Turki atau muslim, Anda tidak akan menerima dukungan apapun untuk (keanggotaan) NATO dari kami."
Advertisement
Imbas Pembakaran Al-Qur'an, Maroko Tarik Dubesnya dari Swedia
Iran
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyebut aksi Momika provokatif, buruk, dan tidak dapat diterima.
"Pemerintah dan rakyat Republik Islam Iran… tidak menolerir penghinaan seperti itu dan mengutuk keras," kata Nasser Kanani. "Pemerintah Swedia diharapkan serius mempertimbangkan prinsip tanggung jawab dan akuntabilitas dalam hal ini, sekaligus mencegah terulangnya penghinaan terhadap tempat suci."
Media Iran melaporkan bahwa Kementerian Luar Negeri Iran memanggil kuasa usaha Swedia di Teheran pada Kamis.
Maroko
Melampaui kecaman, Maroko menarik duta besarnya ke Swedia pada Rabu malam untuk waktu yang tidak ditentukan.
"Tindakan ofensif dan tidak bertanggung jawab terbaru mengabaikan perasaan lebih dari satu miliar muslim, pada waktu musim haji dan Hari Raya Idul Adha," ungkap pernyataan pemerintah Maroko.
Selain menarik duta besarnya di Swedia, Maroko juga memanggil kuasa usaha Swedia di Rabat.
Arab Saudi
Arab Saudi mengutuk pembakaran itu. Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menegaskan, "Tindakan penuh kebencian dan berulang ini tidak dapat diterima dengan alasan apa pun."
Yordania
Yordania mengutuk tindakan tersebut dengan melabelinya rasis dan hasutan.
"Membakar Al-Qur'an adalah tindakan kebencian yang berbahaya, manifestasi dari Islamofobia yang memicu kekerasan, dan menghina agama serta sama sekali tidak dapat dianggap sebagai bentuk kebebasan berekspresi," ungkap otoritas Yordania.
Yordania menyatakan bahwa menentang ekstremisme adalah tanggung jawab bersama yang harus dipatuhi setiap orang. Dilansir Arab News, Yordania memanggil duta besar Swedia di Amman pada Kamis.
Kuwait
Kementerian Luar Negeri Kuwait mengatakan pembakaran Al-Qur'an menyinggung umat Islam di seluruh dunia, menambahkan bahwa orang-orang perlu mempromosikan nilai-nilai toleransi dan hidup berdampingan.
"Langkah provokatif yang serius ini menyinggung umat Islam di seluruh dunia," kata Kementerian Luar Negeri Kuwait.
"Kuwait mengingatkan masyarakat internasional dan semua negara yang berkepentingan akan tanggung jawab mereka untuk bertindak melawan kebencian dan ekstremisme agama, serta menghentikan tindakan permusuhan yang menargetkan kesucian umat Islam. Pelaku tindakan permusuhan seperti itu harus diadili dan dicegah menggunakan prinsip kebebasan sebagai taktik untuk membenarkan permusuhan terhadap Islam atau agama suci apa pun."
Yaman
Pemerintah Yaman mengutuk pembakaran salinan Al-Qur'an sebagai salah satu tindakan sengaja memprovokasi perasaan umat muslim di seluruh dunia pada hari-hari suci Islam oleh gerakan ekstremis yang penuh kebencian.
Yaman juga menyerukan diakhirinya "pelanggaran berulang" yang berasal dari "budaya kebencian".
Suriah
Pemerintah Suriah mengutuk "tindakan tercela" pada salah satu hari paling suci bagi umat Islam oleh seorang ekstremis dengan izin dan persetujuan dari pemerintah Swedia.