AS Menjauh dari Jurang Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Tembus 2,2 Persen di Awal 2023

Pertumbuhan ekonomi AS kali ini disebut sebut mencerminkan belanja konsumen yang kuat.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 30 Jun 2023, 21:39 WIB
Seseorang mengendarai skuter melewati toko pencairan cek dan pinjaman gaji di pusat kota Los Angeles, California, Jumat (11/3/2022). Laju inflasi AS pada Februari 2022 melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun. Ini didorong naiknya harga bensin, makanan dan perumahan. (Patrick T. FALLON/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat berada dalam laju yang lebih kuat dari yang dilaporkan sebelumnya pada awal tahun.

Melansir BBC, Jumat (30/6/2023) data terbaru dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 2 persen di kuartal pertama tahun ini.

Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi AS tercatat hanya 1,3 persen di kuartal pertama. Koreksi ini disebut sebut mencerminkan belanja konsumen yang kuat.

Seperti diketahui, Bank sentral AS atau Federal Reserve telah berupaya mendinginkan inflasi dengan secara rutin menaikkan suku bunga utamanya sebesar lima poin persentase sejak Maret 2022, menjadi lebih dari 5 persen.

The Fed juga masih memberikan sinyal akan menaikkan suku bunga lebih lanjut tahun ini.

Di sisi lain, pergerakan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang lebih berat, karena tingkat yang lebih tinggi membebani aktivitas, seperti pengeluaran dan ekspansi bisnis.

Dalam sebuah pertemuan di Eropa minggu ini, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa kebijakan saat ini tidak cukup untuk memerangi inflasi.

"Meskipun kebijakan membatasi, itu mungkin tidak cukup membatasi dan belum cukup lama," kata Powell dalam panel yang diselenggarakan oleh Bank Sentral Eropa di Portugal.

Pengangguran Berkurang

Banyak perusahaan AS telah melaporkan kekhawatiran tentang prospek awal tahun ini, tetapi perekrutan tetap kuat dan data lainnya memberikan gambaran yang lebih cerah.

"Narasi tentang pergeseran pertumbuhan, sekali lagi. Tanda-tanda perlambatan sedikit," kata Diane Swonk, kepala ekonom di KPMG.

Harga konsumen di AS mencapai 4 persen selama 12 bulan hingga Mei, menurut Departemen Tenaga Kerja. Itu adalah laju inflasi paling lambat dalam dua tahun, mencerminkan penurunan biaya bahan bakar sejak lonjakan tahun lalu.

Tetapi harga barang lainnya terus meningkat. [Inflasi](/5320804 "") inti AS, yang tidak termasuk biaya energi dan pangan tercatat 5,3 persen di kuartal pertama.


IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi AS Jadi 1,7 Persen di 2023

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva. Dok: Twitter @KGeorgieva

Dana Moneter Internasional (IMF) sedikit menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tahun 2023.

"Ekonomi AS terbukti tangguh," kata direktur pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan dalam konferensi pers, dikutip dari Channel News Asia, Senin (29/5/2023).

Akan tetapi, Georgieva juga mengeluarkan peringatan tentang batas utang AS, dan menyerukan Partai Republik dan Demokrat di Kongres untuk mencapai "resolusi cepat".

"Kami menganggap pasar Treasury AS sebagai jangkar sistem keuangan global, dan jangkar ini perlu dipertahankan," ujarnya.

IMF memproyeksi pertumbuhan produk domestik bruto riil AS naik 1,7 persen tahun ini, naik dari perkiraan 1,6 persen pada awal tahun, sebelum kembali melambat menjadi 1 persen pada 2024.


Tingkat Pengangguran

Pelanggan menelusuri kios makanan di dalam Grand Central Market di pusat kota Los Angeles, California, Jumat (11/3/2022). Laju inflasi Amerika Serikat (AS) pada Februari 2022 melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun. Ini didorong naiknya harga bensin, makanan dan perumahan. (Patrick T. FALLON/AFP)

Sementara itu, tingkat pengangguran di AS, yang saat ini mendekati rekor terendah, diperkirakan akan naik sedikit, dengan "pertumbuhan yang melambat, namun tetap solid" mendorongnya untuk meningkat menjadi 4,4 persen pada akhir tahun depan, kata IMF. 

Prakiraan baru IMF pada pertumbuhan ekonomi AS mengikuti data terbaru yang menunjukkan ketahanan ekonomi meskipun kampanye agresif kenaikan suku bunga untuk melawan inflasi oleh Federal Reserve, dan tekanan baru-baru ini di sektor perbankan.

Sedangkan terkait inflasi, Georgieva mengatakan bahwa permintaan yang kuat dan pasar tenaga kerja yang kuat telah menjadi "pedang bermata dua" bagi perekonomian AS.

"Mereka tentu saja merupakan dorongan bagi keluarga Amerika, tetapi mereka juga berkontribusi terhadap inflasi yang lebih persisten daripada yang diperkirakan," bebernya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya