Liputan6.com, Jakarta Nabi Sulaiman AS merupakan nabi yang dihormati dan diakui dalam agama Islam. Dia adalah putra dari Nabi Daud dan dikenal sebagai seorang raja bijaksana, kuat, dan kaya dalam sejarah Islam.
Kisah kehidupan dan kebijaksanaan Nabi Sulaiman AS terdapat dalam Al-Qur'an dan juga memiliki catatan dalam tradisi Islam.
Menurut cerita dalam Al-Quran, Nabi Sulaiman AS diberikan kebijaksanaan dan kekuatan yang luar biasa oleh Allah. Dia dianggap sebagai penguasa yang adil dan bijaksana, dan memiliki kekuasaan atas jin dan makhluk lainnya.
Salah satu kisah terkenal tentang Nabi Sulaiman AS adalah ketika ia mampu berkomunikasi dengan hewan, seperti burung dan semut. Dia juga memiliki kemampuan untuk mengendalikan angin dan mengatur mahluk-mahluk alam.
Selain kebijaksanaannya, Nabi Sulaiman AS juga dikenal sebagai seorang nabi yang taat dan tunduk kepada perintah Allah. Dia membangun Bait Suci (Makam Sulaiman) di Yerusalem sebagai tempat suci ibadah.
Namun, meskipun memiliki kekuasaan yang besar dan kekayaan yang melimpah, Nabi Sulaiman AS diingatkan untuk tetap bersyukur kepada Allah dan menjaga kesederhanaan.
Baca Juga
Advertisement
Nabi Sulaiman dihormati dalam agama Islam sebagai salah satu nabi dan rasul Allah. Cerita tentang kehidupan dan kebijaksanaannya dijadikan sebagai pelajaran moral dan spiritual bagi umat Islam.
Doa-doa yang dikaitkan dengan Nabi Sulaiman AS adalah doa terkait kekayaan dan kemuliaan.
Simak Video Pilihan Ini:
Kekayaan dan Kemuliaan Bukanlah Tujuan Akhir
Salah satu contoh yang terkenal adalah doa Nabi Sulaiman AS ketika dia memohon kepada Allah untuk memberikan kepadanya kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapapun setelahnya. Doa ini mencerminkan keinginan Nabi Sulaiman AS untuk memperoleh kekayaan dan kekuasaan yang besar. Ayat ini terdapat dalam Al-Quran, Surah An-Naml (27:19):
"Qala rabbighfir li wa hab li mulkan la yam baghi li ahadin min ba'di, innaka antal Wahhab."
Artinya: "Dia (Nabi Sulaiman) berkata: 'Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun setelahku. Sesungguhnya Engkau adalah Yang Maha Pemberi (karunia).'"
Namun, penting untuk diingat bahwa kekayaan dalam konteks doa Nabi Sulaiman AS bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai sarana untuk melaksanakan tugas-tugasnya sebagai raja dan untuk kebaikan umatnya.
Nabi Sulaiman AS adalah seorang nabi yang bijaksana dan adil, dan kekayaan yang diberikan kepadanya diharapkan digunakan untuk membangun keadilan dan kesejahteraan bagi umatnya.
Dalam agama Islam, sementara doa untuk kekayaan dan keberlimpahan materi diperbolehkan, penting untuk menjaga niat yang tulus dan menjadikan kekayaan sebagai sarana untuk berbuat baik, bersedekah, dan memperbaiki kehidupan orang lain.
Keutamaan yang lebih penting dalam doa adalah meminta petunjuk, kebijaksanaan, dan keberkahan dari Allah dalam segala aspek kehidupan, termasuk kekayaan.
Advertisement
Bolehkah Umat Islam Berdoa Layaknya Nabi Sulaiman AS
Mengutip muslim.or.id, untuk diketahui, doa Nabi Sulaiman dikabulkan oleh Allah ‘Azza Wajalla dengan diberinya Nabi Sulaiman AS berupa penguasaan terhadap bangsa jin dengan izin Allah. Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullahu mengatakan,
فاستجاب الله له وغفر له، ورد عليه ملكه، وزاده ملكا لم يحصل لأحد من بعده، وهو تسخير الشياطين له، يبنون ما يريد، ويغوصون له في البحر، يستخرجون الدر والحلي، ومن عصاه منهم قرنه في الأصفاد وأوثقه
“Maka, Allah kabulkan doanya dan ampuni dosanya, serta kembalikan kekuasaan kepadanya, bahkan menambahnya dengan hal yang tidak seorang pun setelah beliau mampu. Yakni mengendalikan jin, memerintah mereka untuk membangun kerajaan, menyelam untuknya ke dalam samudera untuk mencari mutiara, dan siapa pun dari mereka yang ingkar akan dipenjara.” (Tafsir As-Sa’diy, hal. 712)
Namun, bolehkah kita berdoa dengan doa beliau? Para ulama menyebutkan bahwa berdoa dengan doa beliau termasuk bentuk berlebih-lebihan dan melampaui batas. Allah ‘Azza Wajalla berfirman,
اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَۚ
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raaf: 55)
Nabi Muhammad SAW bersabda,
إنَّه سيَكونُ في هذه الأُمَّةِ قومٌ يَعتَدونَ في الطُّهورِ والدُّعاءِ
“Akan datang kelompok yang begitu berlebih-lebihan dalam bersuci dan berdoa.” (HR. Abu Dawud dan dinilai hasan oleh para ulama)
Bentuk berlebih-lebihan dalam berdoa adalah ketika seseorang meminta sesuatu jauh di luar batas kebutuhannya dan hampir tidak mungkin ia bisa dapatkan secara syar’i seperti dikhususkannya doa tersebut hanya untuk sebagian manusia dan bukan untuk dirinya. Seperti doa yang Allah Ta’ala khususkan untuk Nabi Sulaiman ‘alaihissalam dalam ayat tersebut.
Nabi Muhammad SAW bersabda ketika beliau dikisahkan menangkap dan melaknat setan,
ولولا دعوة أخينا سليمان لأصبح موثقًا يلعب به ولدان أهل المدينة
“Kalaulah bukan karena doa saudaraku, Sulaiman ‘alaihissalam, niscaya aku akan ikat setan ini sehingga jadi mainan anak-anak Madinah.” (HR. Muslim no. 542)
Al-Qurthubi rahimahullahu menjelaskan hadis tersebut dengan mengatakan,
يدل على أن مُلْكَ الجن والتصرُّفَ فيهم بالقهر مما خصّ به سليمان
“Hadis ini menunjukkan bahwa pengendalian terhadap jin dan menundukkannya adalah dikhususkan untuk Nabi Sulaiman AS. Wallahu A'lam.
Penulis: Nugroho Purbo